Berkolaborasi dengan Google Jamboard untuk Menyusun Keyakinan Kelas

Lingkungan sekolah sebagai tempat murid belajar harus memiliki suasana positif, kondusif, aman, nyaman, dan menyenangkan. Hal ini bertujuan agar murid merasa betah untuk belajar berlama-lama di sekolah tanpa rasa tertekan. Menciptakan suasana ideal seperti tersebut di atas dapat dilakukan guru melalui berbagai cara, antara lain:
  • keteladanan kedisiplinan
  • memulai pembelajaran dengan kesepakatan belajar
  • memberikan kesempatan yang sama dalam berpendapat
  • memberikan pelayanan belajar sesuai kebutuhan murid
  • selalu berusaha memilih strategi pembelajaran yang sesuai dengan karakteristik dan potensi murid

Menciptakan suasana positif di kelas atau sekolah berkaitan dengan pembelajaran yang berpihak pada murid. Suasana yang positif akan dapat mendorong dan memotivasi murid untuk belajar tanpa disuruh (dengan kesadaran sendiri) dan disiplin tanpa ditakut-takuti.

Budaya positif adalah nilai-nilai, keyakinan-keyakinan, dan kebiasaan-kebiasaan di sekolah yang berpihak pada peserta didik, agar peserta didik dapat berkembang menjadi pribadi yang kritis, penuh hormat dan bertanggung jawab. Budaya positif bertujuan menanamkan motivasi intrinsik pada murid untuk menjadi pribadi yang mereka inginkan dan menghargai diri sendiri dengan nilai-nilai yang mereka percaya. Salah satu budaya positif yang dapat dikembangkan dan diterapkan adalah Keyakinan Kelas.
 
Keyakinan Kelas merupakan nilai-nilai kebajikan (prinsip-prinsip) universal yang disepakati bersama secara universal, lepas dari latar belakang suku, negara, bahasa maupun agama. Keyakinan akan lebih memotivasi seseorang dari dalam, atau memotovasi secara instrinsik. Seseorang akan lebih tergerak dan bersemangat untuk menjalankan keyakinannya, daripada hanya sekedar mengikuti serangkaian peraturan.
 
Keyakinan Kelas yang dapat dibentuk memiliki karakteristik:
  • Keyakinan Kelas bersifat lebih ‘abstrak’ daripada peraturan, yang lebih rinci dan konkrit.
  • Keyakinan Kelas berupa pernyataan-pernyataan universal.
  • Pernyataan Keyakinan kelas senantiasa dibuat dalam bentuk positif.
  • Keyakinan Kelas hendaknya tidak terlalu banyak, sehingga mudah diingat dan dipahami oleh semua warga kelas.
  • Keyakinan Kelas sebaiknya sesuatu yang dapat diterapkan di lingkungan tersebut. 
  • Semua warga kelas hendaknya ikut berkontribusi dalam pembuatan Keyakinan Kelas lewat kegiatan curah pendapat.
  • Bersedia meninjau kembali Keyakinan Kelas dari waktu ke waktu.
Siswa Kelas VI SDN Sidoharjo I akan membentuk Keyakinan Kelas. Hal pertama yang dilakukan yaitu curah pendapat. Ada hal berbeda yang dilakukan saat curah pendapat, yaitu pemanfaatan Google Jamboard. Pada umumnya curah pendapat dilakukan dengan menuliskan hal-hal positif pada kertas post it lalu menempelkan di papan tulis.
 
Hari itu, saya mengumumkan kepada murid-murid kelas VI untuk membawa HP esok hari. Anak-anak begitu bersemangat karena kegiatan belajar dengan memanfaatkan HP dan peralatan TIK lainnya. Saya menginformasikan bahwa besok kita akan membuat Keyakinan Kelas dengan Google Jamboard. 
Pada hari yang telah ditentukan, saya dan anak-anak sudah bersiap membuat Keyakinan Kelas. Saya terlebih dahulu memberikan penjelasan apa itu Keyakinan Kelas. Saya memberikan beberapa informasi terkait pembuatan Keyakinan Kelas, misalnya dengan menggunakan kalimat positif dan menemukan nilai-nilai kebajikan. Setelah itu anak-anak diberi kesempatan bagaimana menggunakan Google Jamboard. Saya memberikan tutorial sederhana dan mudah dipahami anak-anak.
 
Tahapan pembentukan keyakinan kelas yang saya lakukan adalah:
  1. Murid-murid melakukan curah pendapat tentang peraturan yang disepakai di kelas/ sekolah. Waktu curah pendapat diawali dengan membagikan Link Google Jamboard, kemudian anak-anak berkolaborasi dengan menuliskan nilai-nilai kebajikan dan kalimat positif yang nantinya akan menjadi Keyakinan Kelas. Tentunya tantangan dan kendala muncul selama pembentukan Keyakinan Kelas menggunakan Google Jamboard ini. Beberapa anak masih kurang familiar dengan fitur-fitur di Google Jamboard. Hal ini menjadikan beberapa tulisan dalan sticky note jadi terhapus. Di sini anak-anak tidak hanya dilatih untuk kolaborasi, namun juga saling menghargai dan bertindak teliti dalam menggunakan fitur-fitur di Google Jamboard.
  2. Guru mencatat semua masukan-masukan dari murid di papan tulis, sehingga murid-murid bisa melihat hasil curah pendapat.
  3. Guru dan murid menyusun keyakinan kelas sesuai prosedur ‘Pembentukan Keyakinan Kelas’. Guru mengganti kalimat-kalimat dalam bentuk negatif menjadi positif.
  4. Guru dan murid meninjau kembali daftar curah pendapat yang sudah dicatat. Jika guru mendapati bahwa pernyataan yang tertulis masih banyak yang berupa peraturan-peraturan. Selanjutnya, mengajak murid-murid untuk menemukan nilai kebajikan atau keyakinan yang dituju dari peraturan tersebut. 
  5. Meninjau ulang Keyakinan Kelas secara bersama-sama. Seharusnya setelah beberapa peraturan telah disatukan menjadi beberapa keyakinan maka jumlah butir pernyataan keyakinan akan berkurang. Sebaiknya keyakinan sekolah/ kelas tidak terlalu banyak, bisa berkisar antara 3-7 prinsip/ keyakinan. Bilamana terlalu banyak, maka warga kelas akan sulit mengingatnya dan akibatnya sulit untuk dijalankan.
  6. Keyakinan Sekolah/Kelas selanjutnya bisa dilekatkan di dinding kelas di tempat yang mudah dilihat semua warga kelas.
Berikut ini adalah hasil Keyakinan Kelas yang telah kami bentuk dan sepakai untuk dilaksanakan dengan penuh tanggung jawab.