Pembelajaran Mulok Serasa TIK

Sebagian berpikir bahwa muatan lokal menjadi kurang penting manakala fokus pendidikan seakan berpihak pada mata pelajaran nasional saja. Padahal

Pembelajaran Berbasis TIK

setiap daerah memiliki local genius yang bisa dikembangkan. Justru dengan potensi lokal tersebut justru akan lahir nilai-nilai yang progresif.Hal tersebut didorong faktor kebutuhan individu maupun kolektif sosial.

Selama ini pula konteks pembelajaran mulok masih ajeg. Pemerintah daerah belum secara maksimal mengedepankan dan memprioritaskan program sukses local genius. Bahkan local wisdom seakan sekadar menjadi wacana dan ilusi. Ke depan diperlukan upaya yang nyata dari kita semua. Tak terkecuali pembelajaran bahasa Jawa.

Selama ini suasana pembelajaran bahasa Jawa jauh panggang dari api. idealisme di dalam muatan kurikulum masih belum beranjak menuju perubahan dinamika pembelajaran abad 21. Guru yang ada belum mengintegrasikan TIK dalam rancangan pembelajaran mereka. Audio digadang-gadang menjadi warisan media yang top di zamannya. Pun termasuk  metode konvensional ceramah terpusat.

Bahasa Jawa dalam kurikulum 2013 menuntut peran TIK dalam media dan sumber ajarnya. Bahan-bahan digital perlu dikembangkan. Termasuk gaya guru dalam mengajar di kelas. Bahasa Jawa perlu pula menerapkan beragam model pembelajaran kurilulum 2013.

Jika guru bahasa Jawa tidak mau berubah, maka target kurikulum mulok di Jawa Tengah ini sekadar museum pembelajaran. Bahasa Jawa lestari sekadar mimpi di siang bolong. Untuk itu, guru di Jawa Tengah khususnya sebenarnya sudah disediakan beragam pemanfataan TIK berbasis Web untuk mendukung pembelajaran di kelas. Antara lain Jateng Pintar, dan Rumah Belajar kemdikbud.

Melalui Jateng Pintar, pemerintah provinsi mencoba memfasilitasi bersama BPTIKP untuk menyediakan konten pembelajaran berbasis web. Di dalam Jateng Pintar banyak fitur belajar yang bisa digunakan. Guru bisa mendaftar sebagai kontributor dan pengelola kelas maya. Cukup menarik bukan?

Selain guru bisa memanfaatkan materi dan bank soal yang telah ada,guru juga bisa memproduksi media dan bahan ajar untuk Jateng Pintar. Pun bagi rumah belajar kemdikbud. Guru bahasa Jawa sudah difasilitasi fitur kelas maya dan bank soal. Topik-topik bahasa Jawa sudah diinput di rumah belajar. Guru bahasa Jawa tinggal daftar akun rumah belajar lalu login sebagai guru.

Di kelas maya guru bisa membuat perencanaan kelas maya. Bahkan sekolah penyelenggara bisa mendaftar sebagai penyelenggara kelas virtual. Kelas virtual tak bisa diabaikan untuk pembelajaran abad 21. Tatap muka akan dibantu kelas virtual. Tentu saja dengan pemanfaatan sarana yang ada di sekolah.

Untuk bahasa Jawa, konten yang ada di rumah belajar masih sedikit. Untuk itu diperlukan produktifitas karya guru bahasa Jawa. Baik di sisi perencanaan pembelajaran (RPP) maupun praktik media dan soalnya. Dengan demikian, pembelajaran bahasa Jawa di sekolah bisa memanfaatkan fasilitas fitur di rumah belajar.