PembaTIK, Cerdaskan Guru Abad 21

 

Pembelajaran abad 21 menjadi tantangan bagi para guru. Predikat guru profesional saja tidak cukup. diperlukan peningkatan kompetensi,literasi, 4C, dan problem solving. Selama ini dalam konteks pembelajaran guru lebih senang di zona zaman. Untuk itu, diperlukan strategi pembelajaran yang lebih maju.

Salah satu bentuk pembelajaran abad 21 yaitu menerapkan atau mengitegrasikan TIK dalam pembelajaran. Konten di dalamnya dapat memuat konten -konten TIK yang bisa digunakan untuk mendukung pembelajaran. Kelas bukan lagi menjadi milik guru, tetapi menjadi milik siswa. Guru benar-benar berperan sebagai fasilitator. Penggunaan TIK juga bisa memberikan ruang akses lebih luas kepada siswa. Sehingga pembelajaran bisa tuntas di kelas.
Selain itu, ke depan diperlukan pola pembelajaran berbasis online. Sementara kita mengenal Rumah belajar kemdikbud. Melalui fitur-fitur di dalamnya guru dan siswa bahkan sekolah penyelenggara bisa mengelola kelas virtual. Kelas virtual menjadi solusi kebuntuan pembelajaran stagnan di kelas. Melalui kelas virtual atau kelas maya, siswa dan guru bisa berkolaborasi.

Sejalan dengan hal tersebut, maka orientasi pemanfaatan TIK dalam pembelajaran bisa disebut sebagai ikhtiar pembelajaran yang tuntas. Sebelum itu, diperlukan upaya yang kongkret supaya guru mampu memiliki kompetensi di bidangnya dan penguasaan TIK. Pembelajaran berbasis TIK atau dikenal PembaTIK menjadi salah satu upaya mencerdaskan bagi guru saat ini.

Sebagai contoh program PembaTIK 2018 mendapat apresiasi luar biasa dari guru. Salah satunya guru di Jawa Tengah. PAda level 1 diikuti oleh 800 guru. Angka tersebut membuktikan bahwa program PembaTIK menjadi magnet guru abad 21 untuk berubah. Guru keluar dari zona nyaman dengan terus mengakses TIK sebagai sumber belajar. Dengan demikia, siswa bisa memanfaatkan fitur-fitur di rumah belajar, dan memproduksi karya berbasis TIK.