Mengenal 7 Fungsi Pusat Sumber Belajar Digital

Pusat Sumber Belajar (PSB) Digital

Kegiatan belajar dapat dipandang sebagai suatu proses interaksi antara seorang individu dengan sumber belajar. Sumber belajar banyak ragamnya; orang atau nara sumber, bahan bacaan seperti buku, koran, majalah, internet, dll. Ada juga sumber belajar yang berupa alat dan atau benda-benda di sekitar kita seperti meja, kursi, cangkul, pompa air, dll. Di samping benda-benda nyata, saat ini sumber belajar banyak yang berupa media pembelajaran seperti video, audio, gambar, foto, animasi, multimedia, dan hypermedia. Jadi, sumber belajar adalah segala sesuatu yang memungkinkan atau dapat menyebabkan terjadinya kegiatan belajar atau pembelajaran. Dalam buku Media Pendidikan edisi revisi 2020, disebutkan bahwa sumber belajar dapat dikelompokkan pada tiga kategori,yaitu orang (guru, dosen, widyaswara, pamong, tutor, fasilitator, dll), media (cetak dan non cetak, termasuk elektronik dan internet), dan lingkungan. Lingkungan sebagai sumber belajar bisa berupa sesuatu yang memang dirancang sebagai bahan belajar, dapat juga sesuatu yang tidak dirancang untuk belajar, namun dapat digunakan untuk belajar.

Apabila berbagai sumber belajar yang dirancang untuk pembelajaran tersebut dikumpulkan atau dipusatkan di suatu tempat, dikelola, dan dimanfaatkan untuk melayani orang yang belajar, maka tempat itu disebut sebagi pusat sumber belajar. Sampai di sini  mudah-mudahan Anda dapat memahami secara mudah tentang apa yang dimaksud dengan PSB atau Pusat Sumber Belajar tersebut. Konsep PSB berkembang sejalan dengan perkembangan teknologi informasi dan komunikasi (TIK). Bentuk awal PSB adalah berupa perpustakaan yang berisi koleksi media cetak (buku-buku), ditambah dengan koleksi media pembelajaran elektronik seperti video, audio, grafis, dan multimedia atau bahan belajar interaktif berbasis komputer.

Gbr 01. Suasana di Sebuah PSB

Sejalan dengan perkembangan teknologi informasi dan komunikasi (TIK), konsep pusat sumber belajar mengalami perubahan yang sangat signifikan. Sumber belajar berbasis TIK telah luar biasa memperkaya sumber belajar yang selama ini tersedia di sekolah. Sumber belajar digital yang tersedia di dunia maya (internet) jauh lebih kaya daripada sumber belajar yang tersedia di manapun. Dengan demikian konsep pusat sumber belajarpun berubah dari sumber belajar fisik menuju sumber belajar virtual atau digital. Sumber belajar digital saat ini hampir-hampir tidak ada batas, baik ruang maupun waktu, sehingga siswa dapat belajar di mana saja, kapan saja, dengan siapa saja, dan dapat mencari sumber belajar apa saja. Keadaan seperti ini tentu saja selain menjadi peluang bagi para guru juga sekaligus merupakan tantangan untuk terus melakukan inovasi dalam pembelajaran.

Untuk memanfaatkan sumber belajar yang melimpah tersebut, tentu saja dengan syarat terdapat koneksi internet yang memadai. Bagaimana dengan sekolah yang memiliki koneksi internet yang masih terbatas? Salah satu solusinya adalah dengan memanfaatkan sumber belajar yang ditempatkan pada server lokal, sehingga dapat diakses tanpa koneksi internet. Semua sumber belajar yang diperlukan dikumpulkan dalam sebuah server besar, dikelola, dan diberikan layanan akses lokal. Nah, layanan sumber belajar inilah yang dimaksud dengan PSB Digital offline.

Terdapat sejumlah manfaat dari sumber belajar offline, antara lain; 1). Merupakan solusi bagi sekolah yang tidak memiliki koneksi internet yang memadai, 2). Mendorong motivasi belajar siswa dengan tersedianya berbagai media pembelajaran seperti video, audio, animasi, multimedia, dll, 3). Penggerak terjadinya inovasi pembelajaran oleh para guru dengan memanfaatkan sumber belajar digital, 4). Memberikan garansi terhindar dari konten-konten negatif dan pengaruh buruk internet lainnya, 5). Server hanya berisi konten yang sesuai dengan kebutuhan pembelajaran.

Fungsi PSB Digital

Sebelum berbicara tentang fungsi PSB digital, ada baiknya dikutip beberapa hasil penelitian ataupun kajian yang telah dilakukan. Menurut hasil penelitian Imam Subqi (dosen IAIN Salatiga) bahwa saat ini di sekolah umumnya sudah ada kesadaran untuk memiliki  Pusat Sumber Belajar  (PSB). Dalam penelitian ini juga Subqi menyimpulkan bahwa PSB harus menjadi bagian integral dalam sistem pembelajaran, khususnya dalam pencapaian tujuan atau kompetensi belajar. Ai Nurhayati dkk melaporkan bahwa layanan PSB sangat didukung oleh adanya guru penggerak di sekolah yang bersangkautan. Umumnya sekolah yang memiliki layanan PSB yang baik karena di sekolah tersebut ada guru-guru yang memiliki kepedulian dan senang terhadap pemanfaatan TIK untuk pembelajaran. Kata kunci dari pusat sumber belajar adalah dikelola, dilayani, dan dimanfaatkan untuk belajar.

Hasil survei yang dilakukan oleh Soleh Saripudin dan Kusnandar pada tahun 2020 menemukan mengungkap sebanyak 23% sekolah telah memiliki satu ruang khusus PSB. Responden survei tersebut adalah sebanyak 279 orang guru SD, SMP, SMA, dan SMK yang tersebar di seluruh wilayah Indonesia. Terkait fungsi PSB, antara lain ditemukan bahwa sebagian besar (29%) menyatakan masih berfungsi sebagai tempat penyimpanan saja, dan 20% menjawab telah memiliki fungsi layanan peminjaman.

Dalam survei tersebut juga dikonfirmasi, sekurang-kurangnya terdapat 7 fungsi PSB digital, yaitu mencakup fungsi-fungsi sebagai berikut; 1). Penyimpanan (colecting), 2). Pelayanan (serving), 3). Penyajian (presenting), 4). Pengembangan (developing), 5). Pelatihan (training), 6). Pembaruan (inovating), 7). Berbagi (sharing).

Gbr 02. Tujuh Fungsi PSB Digital

1). Penyimpanan (colecting),

Ibarat sebuah perpustakaan yang memiliki koleksi ribuan judul buku, maka fungsi dasar dari PSB digital juga adalah menyimpan koleksi media digital, baik yang berupa buku teks pdf, media video, audio, animasi, multimedia, dsb. Sebagaimana juga perpustakaan dengan display yang rapih dan menarik, didukung sistem katalog, konten pada server digital juga dapat dikelola dengan sistem filing tertentu, sehingga mudah diakses.

Pada sebagian wilayah Indonesia masih belum memiliki akses internet yang memadai, sehingga penyimpanan bahan atau sumber belajar masih harus dilakukan secara offline. Untuk itu, maka server offline menjadi solusi. Server dengan hard disk 1 TB dapat memuat ribuan judul buku, ribuan foto, media audio, video, animasi dll, Sebagai contoh, server konten PSB yang yang diberikan  ke sekolah-sekoah rintisan PSB digital serta sekolah-sekolah di daerah 3 T, berisi konten media pembelajaran memuat hampir seluruh aset produk media Pustekkom dalam satu hardisk. Hardisk tersebut berisi sekitar 3.000 judul video pembelajaran, 1.000 judul media audio, 1.300 buku dalam format pdf, serta ratusan judul multimedia pembelajaran interkatif.

2). Pelayanan (serving),

Media pembelajaran digital tentu saja bukan hanya untuk disimpan, tapi untuk dimanfaatkan. Oleh karena itu, agar konten dapat dimanfaatkan secara optimal, maka harus didukung oleh fungsi pelayanan. Pengguna media digital adalah sluruh civitas akademika di sekolah, yang terdiri dari pimpinan sekolah, guru, dan seluruh murid. Pimpinan sekolah sebaiknya menetapkan sistem operasi prosedur layanan penggunaan PSB digital. Hal ini dimaksudkan untukmengatur pemakaian dan ketersediaan layanan tersebut. Standar layanan tentu saja akan berbeda-beda antar satu sekolah dengan sekolah lainnya, tergantung kepada ketersediaan infrastruktur dan SDM di sekolah ybs. Pada sekolah yang memiliki perangkat TIK yang sangat terbatas, dapat dikembangkan layanan rak mobile, di mana perangkat TIK  ditempatkan dalam satu rak yang dapat didorong berpindah dari satu kelas ke kelas lainnya.

3). Penyajian (presenting),

PSB dengan konsep moving class pernah sangat populer di sekolah, di mana sekolah menyediakan satu ruang PSB atau sering disebut juga sebagai ruang presentasi atau ruang penyajian. Ruang ini biasanya ditata baik, dilengkap media proyeksi dengan layar lebar, sehingga siswa ataupun guru dapat menyaksikan media video atau film pembelajaran dengan nyaman. Ruang ini juga bisa menjadi ruang diskusi sebagai tindak lanjut dari tayangan yang telah disaksikan sebelumnya. Disebut moving class, karena siswa dan guru akan bergerak berpindah ke ruang tersebut sesuai jadwal.

4). Pengembangan (developing),

Ruang PSB bisa menjadi ruang kreativitas baik bagi guru maupun murid. Di ruang ini, guru bisa bekerja bersama-sama untuk mengembangkan media pembelajaran. Untuk itu, guru perlu dibekali dengan sedikit keterampilan mengembangkan media pembelajaran. Di sekolah dengan layanan PSB yang baik biasanya didukung oleh tenaga profesioanl pengembang media pembelajaran. Bahkan sekarang sudah ada jabatan fungsional tertentu di kemdikbud yang disebut jabatan fungsional Pengembang Teknologi Pembelajaran (PTP). Tenaga PTP tentu saja bukan hanya membantu guru dalam pengembangan media, tapi juga dapat bersama-sama mengembangkan inovasi pembelajaran dan pengembangan model-model pembelajaran inovatif berbasis TIK sesuai kebutuhan di sekolah setempat. Bagi sekolah yang belum memiliki tenaga pengembang pembelajaran, dapat berkonsultasi dengan para fungsional PTP yang berada baik di Pusdatin, di LPMP, P4TK, ataupun di UPTD Tekkom Dinas Pendidikan setempat.

5). Pelatihan (training),

Pelatihan merupakan suatu kebutuhan yang melekat pada setiap pendidik atau guru. Salah satu ciri guru yang baik adalah mereka yang tidak pernah berhenti belajar. PSB dapat memfasilitasi pelatihan baik dalam skala mikro untuk sejawat di sekolah, ataupun untuk sasaran yang lebih luas. Pelatihan di PSB terutama ditujukan untuk meningkatkan kompetensi TIK bagi guru, khususnya dalam pemanfaatan konten sumber belajar, membuat bahan belajar,  inovasi pembelajaran, serta pengembangan model pembelajaran. Untuk menyelenggarakan pelatihan saat ini sangat mudah, karena tidak harus dilakukan secara tatap muka, tapi bisa secara daring. Untuk nara sumber pun bisa meminta dukungan dari para PTP sebagaimana sudah disebutkan di atas.

6). Pembaruan (inovating),

Inovasi adalah sesuatu yang baru, bisa berupa ide, cara atau metode, dan penggunaan teknologi atau perangkat baru. Dari ruang PSB bisa dilahirkan berbagai inovasi. Lahirnya inovasi ini terkait dengan salah satu fungsi PSB dalam pengeman model pembelajaran, bisa berupa adopsi model yang telah ada, adaptasi dengan penyesuaian-penyesuaian dengan kebutuhan lokal, ataupun mengembangkan model pembelajaran yang baru sesuai kebutuhan setempat. Dengan demikian, PSB bisa menjadi pusat inovasi di sekolah.

7). Berbagi (sharing)

Berbagi merupakan  budaya dan karakter bangsa, bahkan berbagi merupakan kompetensi tertinggi dalam urutan kompetensi TIK bagi guru, mulai dari kompetensi literasi TIK, kompetensi implementasi TIK dalam pembelajaran, kompetensi kreasi media dan model pembelajaran berbasis TIK, serta kompetensi berbagi dan berkolaborasi. Beberapa sekolah telah memiliki PSB yang telah punya fungsi berbagi, misalnya, sebuah PSB di sekolah sudah memiliki web atau blok sumber belajar yang dapat diakses bukan hanya untuk lingkungan siswa sendiri,tapi sudah dapat digunakan oleh sekolah lain, ada pula PSB di suatu sekolah yang memiliki stasiun siaran radio atau TV yang menayangkan program-program pembelajaran di mana pembelajaran tersebut dapat diakses oleh siswa dan guru dari sekolah lainnya.

Grafik berikut ini menunjukkan fungsi PSB yang sudah berjalan di sekolah responden.

Gbr 03. Hasil Survei Fungsi PSB Digital

Digitalisasi Sekolah merupakan salah satu dari 8 program prioritas Merdeka Belajar 2021. Program digitalisasi sekolah dan medium pembelajaran melalui empat sistem penguatan platform digital, delapan layanan terpadu Kemendikbud, kehumasan dan media, 345 model bahan ajar dan model media pendidikan digital, serta penyediaan sarana pendidikan bagi 16.844 sekolah (ayunda, kompas.com). Implementasinya pada satuan pendidikan di sekolah, digitalisasi sekolah tentu saja bukan sekedar menambahkan perangkat komputer atau TIK di ruang kelas. Digitalisasi sekolah adalah penerapan TIK dalam upaya peningkatan layanan proses dan hasil belajar dalam rangka menunjang penjapaian delapan standar nasional pendidikan, yang mencakup standard kompetensi lulusan, standar isi, standar proses, standar PTK, standar sarana prasarana, standar pengelolaan, dan standar pembiayaan, serta standar penilaian pendidikan. PSB Digital di sekolah merupakan salah satu upaya implementasi kebijakan merdeka belajara tersebut. (Kusnandar, PTP Madya Pusdatin)

 

Bahan Referensi:

Ayunda, Kompas.com : ttps://www.kompas.com/edu/read/2021/01/06/065358771/ mendikbud-nadiem-8-program-prioritas-merdeka-belajar-di-tahun-2021?page=all.

Kusnandar, Materi Bimbingan Teknis PSB Digital Pusdatin, 2020

Nurhayati, Ai, Eni Susilawai, dan Kusnandar, Pemanfaatan Konten Digital Pusat Sumber Belajar pada Sekolah Rintisan Penerima Bantuan Perangkat PSB, jurnal UT, vol 21, No. 2, 2020

Sadiman, Arief, dkk, Media Pendidikan, Pengertian, Pengembangan, dan Pemanfaatannya, edisi Revisi 2020, Pusdatin

Syaripudin, Soleh, dan Kusnandar, Laporan Survei PSB Daring Kelas Simpatik Kemdikbud dan Video Conference, Pusdatin Kemdikbud 2020

Subqi, Imam, Pemanfaatan Pusat Sumber Belajar dalam Meningkatkan Hasil Belajar,

https://media.neliti.com/media/publications/274209-pemanfaatan-pusat-sumber-belajar-dalam-m-974ad9d5.pdf

PP No. 23 tahun 2013 dan PP No. 19 tahun 2005 tentang Standard Nasional Pendidikan

Permenpan No. 28 tahun 2017 tentang Jabatan Fungsional Teknologi Pembelajaran