Media Pembelajaran Berteknologi Digital

Riset yang dilakukan oleh lembaga We Are Social menunjukkan bahwa masyarakat Indonesia merupakan sumber daya yang sangat besar dalam mendayagunakan internet. Kemampuan masyarakat Indonesia sudah cukup baik dalam menggunakan teknologi digital. Namun pemanfaatannya masih bersifat hiburan (entertainment). Melihat fenomena tersebut, ada baiknya kita sebagai pendidik memanfaatkan teknologi digital untuk memfasilitasi pembelajaran sehingga tidak lagi bersifat konvensional.

Berawal dari sebuah kalimat motivasi “Secanggih apapun teknologi tidak akan pernah menggantikan peran guru, tetapi guru yang tidak mau belajar teknologi akan tergantikan”, maka hal ini bisa menjadi awal untuk memulai. Guru dapat menuangkan ide kreatif untuk mengembangkan teknologi digital yang diadaptasi untuk pembelajaran dan edukasi. Aplikasi maupun sosial media yang digunakan masyarakat (pada data Digital Indonesia) tentu sudah tidak asing lagi dalam kehidupan sehari-hari kita. Mari kita maksimalkan pemanfaatannya untuk pendidikan.

Pemanfaatan aplikasi maupun sosial media untuk pembelajaran tidak dapat digeneralisasi. Hal ini disebabkan karena setiap pembelajaran memiliki karakteristik dan indikator-indikator pembeda yang menyebabkan suatu metode dan media tertentu tidak dapat disamaratakan. Materi yang diajarkan, karakteristik peserta didik, kondisi di lapangan, dan kompetensi pendidik merupakan indikator atau dasar untuk melakukan analisis kebutuhan pembelajaran berteknologi digital.  Untuk itu seorang guru perlu melakukan persiapan dengan membuat rencana pembelajaran. Rencana pembelajaran ini hendaknya disesuaikan dengan kebutuhan kelas yang diampu, karena tidak ada media yang generik untuk berbagai situasi dan kondisi belajar.

Menteri pendidikan dan kebudayaan memberikan kebebasan atau kemerdekaan bagi guru untuk membuat rencana pembelajaran. Kebebasan ini diartikan sebagai rasa percaya pemerintah kepada guru untuk menyiapkan dan mengelola pembelajaran. Guru adalah sutradara pembelajaran yang melakukan perencanaan pembelajaran. Perencanaan pembelajaran meliputi penyusunan rencana pelaksanaan pembelajaran dan penyiapan media dan sumber belajar, perangkat penilaian dan skenario pembelajaran (Rusman, 2017). Media pembelajaran merupakan salah satu komponen yang perlu ada dalam rencana pembelajaran.

Pemilihan media pembelajaran dan pertimbangan penggunaan media pembelajaran yang tepat perlu mempertimbangkan ACTION, yaitu AccessCostTechnologyInteractivityOrganization, dan Novelty. Dalam pemilihan media memerhatikan access, yaitu media yang kita perlukan tersedia dan dapat dimanfaatkan oleh peserta didik. Akses juga menyangkut kebijakan, misalnya apakah peserta didik diizinkan untuk menggunakannya atau tidak. Pertimbangan kedua dalam pemilihan media adalah cost. Misalnya mahalnya media pembelajaran multimedia harus diperhitungkan dengan aspek manfaatnya. Semakin banyak yang menggunakan, maka unit cost dari sebuah media akan semakin menurun. Technology menjadi pertimbangan ketiga dalam pemilihan media pembelajaran, yaitu terkait ketersediaan suatu media dan kemudahan dalam mengoperasikannya. Pertimbangan keempat adalah interactivity. Media pembelajaran yang baik adalah yang dapat memunculkan komunikasi dua arah. Pertimbangan dalam pemilihan media yang selanjutnya adalah organization, yaitu tentang dukungan pimpinan sekolah dan lembaga serta tentang pengorganisasiannya. Pertimbangan yang terakhir dalam memilih media pembelajaran adalah novelty, yaitu media yang lebih terkini biasanya lebih baik dan lebih menarik bagi peserta didik.

Media pembelajaran yang berhasil adalah yang dapat mengubah perilaku peserta didik (behavior change) serta meningkatkan hasil belajar peserta didik tertentu. Keberhasilan penggunaan media pembelajan tidak terlepas dari bagaimana media itu direncanakan dengan baik. Penggunaan media yang efektif diperlukan analisis yang komprehensif dengan memperhatikan berbagai aspek, antara lain tujuan, kondisi peserta didik, fasilitas pendukung, waktu yang tersedia, dan kemampuan guru untuk menggunakannya dengan tepat.

Media pembelajaran berteknologi digital merupakan media yang canggih atau memenuhi kebaruan (novelty) yang biasanya akrab dengan peserta didik. Peserta didik kita merupakan generasi yang terbiasa dengan teknologi digital (digital native). Hal ini adalah suatu kewajaran karena setiap generasi memiliki karakteristiknya tersendiri sesuai zamannya. Fenomena ini sesuai dengan kalimat yang diutarakan Khalifah Ali Bin Abi Tholib bahwa “Didiklah anakmu sesuai zamannya”. Peserta didik kita ini berkembang di zaman yang berbeda jauh dengan zaman kita sebagai peserta didik puluhan tahun yang lalu. Perbedaan antarzaman atau antargenerasi sebagai suatu hal yang wajar dan tidak untuk diperdebatkan.

Hadirnya teknologi dapat dimanfaatkan untuk meminimalisir kesenjangan antargenerasi. Peserta didik kita termasuk generasi Z yang lahir antara tahu 1995-2010 yang menjadi pengguna mayoritas komputer, gawai, dan internet saat ini. Mereka juga piawai dalam mengembangkan beragam sistem informasi sesuai dengan kbutuhan zaman.

Ada banyak manfaat yang diberikan media digital dalam konteks pendidikan, antara lain dapat meningkatkan keterlibatan peserta didik dalam pembelajaran, membantu peserta didik bekerja melalui konsep yang sulit, membantu mempromosikan kesadaran kritis, membantu mendorong kesetaraan, dan masih banyak lagi manfaat yang diberikan.

Sumber belajar dan media pembelajaran memiliki berbagai macam keragaman, sehingga guru perlu mengidentifikasi dan memanfaatkan sumber belajar yang ada baik yang telah dirancang (by design) maupun yang tinggal memanfaatkan saja (by utilization). Perbedaannya adalah sumber belajar by design merupakan sumber belajar yang sengaja dirancang dan dibuat untuk kepeluan pembelajaran, misalnya buku pelajaran atau CD multimedia interaktif. Sedangkan sumber belajar by utilization adalah sumber belajar yang ada dan dapat diatur sedemikian rupa sehingga menjadi sumber untuk belajar, contohnya narasumber atau pasar yang menjadi tempat mencari informasi pembelajaran tertentu. Teknik pemanfaatan ini berlaku juga untuk media pembelajaran digital. Klasifikasi sumber belajar terdiri dari: Pesan, Alat/ Teknologi, Orang, Bahan, Teknik/Metode, Lingkungan/ Latar.

Tren teknologi digital dalam pendidikan yang kini mempengaruhi pembelajaran peserta didik menurut Forbes antara lain augmented reality/ virtual reality/ mixed reality, redesigned learning spaces (smartboards), kecerdasan buatan, personalisasi belajar, dan gamifikasi. Profesi pendidik seharusnya memiliki ketrampilan memanfaatkan teknologi untuk meningkatkan proses dan hasil belajar. adapun jenis media pembelajaran berteknologi digital yang dapat dimanfaatkan antara lain: multimedia interaktif, digital video dan animasi, podcast, augmented reality (AR), virtual Reality (VR), serta game-based learning dan gamifikasi

Manfaat menggunakan media berteknologi digital dalam pendidikan dapat memperkenalkan ruang kelas pada peluang dan sumber daya yang mungkin peserta didik tidak dapat akses. Contoh sumber daya teknologi yang dapat digunakan untuk terlibat dan mendidik di kelas adalah klip video, game edukasi, dan simulasi virtual.

Pemanfaatan teknologi atau media dalam pembelajaran memiliki tantangan tersendiri. Misalnya keterbatasan anggaran biaya serta lingkungan dan aspek-aspeknya merupakan sebuah subsistem dalam pembelajaran yang turut mempengaruhi keberhasilan pemanfaatan teknologi dalam pembelajaran. Namun, terlepas dari tantangan-tantangan tersebut, mengintegrasikan media berteknologi digital ke dalam pembelajaran merupakan sebuah kebutuhan saat ini. Karena menyiapkan peserta didik untuk siap menghadapi kehidupan masa depannya harus segera dimulai dari masa belajar di sekolah. Merancang aktivitas belajar yang sesuai dengan dunia nyata kadang sulit dilakukan. Untuk itulah diperlukan media berteknologi digital untuk menghadirkan dunia nyata dan segala problematikanya di ruang kelas. Supaya peserta didik terbiasa problem solving untuk menghadapi permasalahan riil.

Maka kesimpulan akhir adalah bahwa integrasi dalam pemanfaatan media pembelajaran berteknologi digital yang baik yaitu ketika peserta didik tidak hanya menggunakan teknologi setiap hari, tetapi memiliki akses ke berbagai alat yang sesuai dengan tugas belajar dan memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk membangun pemahaman yang lebih dalam tentang suatu konten. Integrasi teknologi juga bergantung pada jenis teknologi yang tersedia dan jumlah akses yang dimiliki peserta didik terhadap teknologi. Syarat utama untuk mengintegrasikan teknologi yang berhasil adalah tentang kesediaan untuk beradaptasi dengan perubahan. Hal ini merupakan proses berkelanjutan dan tuntutan pembelajaran berkelanjutan bagi semua pihak, terutama bagi guru sebagai ujung tombak pendidikan Indonesia.