Catatan Seorang Calon Duta Rumah Belajar Kalimantan Tengah 2018

Assalamualaikum wr. wb.

Ini adalah hari terakhir kami, calon Duta Rumah Belajar Kalimantan Tengah melakukan aktivitas tindak lanjut dari tatap muka di level tiga sejak 3 September 2018. Banyak kenangan yang akan sulit untuk dilupakan. Banyak pengalaman berharga yang tak pernah terfikirkan.

Jika AgnesMo mengatakan “betapa rumitnya dunia hanya karena sebuah rasa,” maka saya akan katakan “betapa indahnya sosialisasi karena berbagai rass.” Ya, sosialisasi Rumah Belajar telah meninggalkan rasa yang bermacam-macam. Senang karena memperoleh tantangan baru yang belum pernah dilakukan. Sedih karena harus sering bergadang membuat media, mengisi kelas maya. Sedih karena kendala-kendala (terutama koneksi internet). Sedih karena harus mengatakan pada keluarga: “maaf Pak, aku belum bisa pulang.” Marah (pada diri sendiri) karena tak kunjung selesai membuat bahan ajar. Cemas karena sudah di ujung waktu masih sedikit peserta yang bergabung. Cemas jika gagal. Dan tentunya masih banyak lagi rasa yang sulit untuk diceritakan.

Terus terang, saya memperolah dukungan penuh dari sekolah. Kepala sekolah, guru, tenaga kependidikan dan tentunya para peserta didik. Mereka sangat mendukung kegiatan di Rumah Belajar. Untuk itu hal yang paling menakutkan adalah ketika harapan tertinggi tidak tercapai. Meskipun mereka mengatakan, harapan tertinggi belum tentu terbaik, jadi ketika kita gagal sebenarnya itu bukanlah harapan terbaik. Karena Tuhan memberikan kita sesuatu yang terbaik.

Sosialisasi Rumah Belajar telah mengajarkan begitu banyak pengalaman berharga. Ketika mendapat info bahwa salah satu penilaian untuk bisa lolos ke level selanjutnya adalah sosialisasi, saya merasa pesimis. Saya termasuk orang yang susah beradaptasi dengan lingkungan, susah berkomuikasi, intinya sosialisasi adalah hal yang tak pernah saya lakuka. Namun, hati saya tergerak untuk mensosialisasikan Rumah Belajar di beberpa sekolah. Tercatat saya melakukan enam kali sosialisasi termasuk sekolah sendiri. Dari enam sosialisasi tersebut terjaring lebih dari seratus peserta. jadi, sosialisasi adalah pengalaman berharga saya di mana untuk pertama kalinya saya berbicara layaknya seorang trainer.

Rumah Belajar telah mengingatkan saya akan kesalahan tiga puluh satu tahun. Ya, umur saya tiga puluh satu tahun dan setelah mengenal Rumah Belajar saya menemukan bahwa saya telah melakukan kesalahan selama ini. Hal itu berawal ketika saya akan membuat modul dan video untuk materi Persamaan Trigonometri Sederhana. Rupanya, apa yang saya ketahui selama ini salah. Tentu saja kesalahan itu akibat saya tidak pernah belajar.

Rumah Belajar telah mengenalkan saya orang-orang yang pandai dalam teknologi. Dulu, saya berfikir bahwa sudah cukup ilmu tentang video editing yang saya miliki. Namun itu ternyata salah. Apa yang saya kuasai ternyata terlalu kompleks sehingga untuk membuatnya bisa terlalu lama. Ternyata banyak aplikasi lain dalam hal editing video yang tidak kalah menarik dan lebih mudah digunakan. Dari hal semacam itu saya mulai terbuka dengan teknologi terbaru.

Rumah Belajar telah merubah hidup saya yang dahulu biasa saja menjadi luar biasa. Rumah Belajar telah menginspirasi orang-orang di sekitar saya untuk menjadi lebih baik. Kini hari terakhir telah tiba. Semoga kebaikan-kebaikan di masa sosialisasi tetap terus berlanjut. Semoga Rumah Belajar semakin stabil sehingga mudah diakses sehingga menjadi portal pembelajaran terbaik.

Terima kasih, untuk semua yang sudah berpartisipasi dalam kegiatan Sosialisasi Rumah Belajar. Pendidik dan Tenaga Kependidikan di SMAS Islam Terpadu Al Madaniyah, SMKN 1 Mentaya HIlir Selatan, SMPIT Al Madaniyah, SMPN 2 Mentaya Hilir Selatan, SDS IT Al Madaniyah, KKG Gugus I Kec. Mentaya Hilir Selatan, KKG Gugus II Kelapa Muda Kec. Mentaya Hilir Selatan. Semua keluarga, teman-teman, peserta didik yang tak bisa disebutkan satu-per satu. Maaf utnuk semua salah dan khilaf.

Wassalamualaikum wr. wb.

Samuda, 22 September 2018
Burhannudin, S. Pd – Calon Duta Rumah Belajar 2018 Kalimantan Tengah