PEMBELAJARAN AKTIF : DIMULAI DARI GURU BERAKHIR DENGAN GURU

Belajar bukan sekedar mentransfer ilmu dari guru kepada siswa. Belajar memerlukan keterlibatan mental dan fisik siswa. Sehingga adanya interaksi antara guru dengan siswa, siswa dengan siswa yang memberikan pengaruh kepada hasil belajar siswa. Hasil belajar siswa akan bertahan lama dan tidak akan terlupakan dalam jangka waktu lama jika pembelajaran dilakukan melalui kegiatan belajar aktif. Belajar aktif harus gesit, menyenangkan, bersemangat dan penuh gairah. Kegiatan belajar aktif tidak lepas dari peran seorang guru dalam merancang strategi pembelajaran yang efektif dan efisien sehingga pembelajaran bermakna dan mencapai tujuan pembelajaran. Dalam rangka pencapaian tujuan pembelajaran, setiap guru dituntut untuk memahami strategi pembelajaran yang akan diterapkannya. Seorang guru harus memikirkan strategi atau pendekatan mana yang akan digunakan dalam pembelajaran. Pemilihan strategi haruslah tepat yaitu sesuai dengan situasi dan kondisi yang dihadapi sehingga berdampak pada tingkat penguasaan siswa baik secara kognitif, psikomotorik dan afektif serta prestasi belajar siswa.

Strategi pembelajaran merupakan cara-cara yang dipilih untuk menyampaikan materi pembelajaran dalam lingkungan pembelajaran tertentu. Selanjutnya strategi pembelajaran tersebut meliputi sifat, lingkup, dan urutan kegiatan pembelajaran yang dapat memberikan pengalaman belajar kepada peserta didik. Kegiatan pembelajaran yang harus dikerjakan oleh guru dan siswa agar tujuan pembelajaran dapat dicapai secara efektif dan efisien. Kemudian dapat dikatakan bahwa strategi pembelajaran itu adalah suatu set materi dan prosedur pembelajaran yang digunakan secara bersama-sama untuk menimbulkan hasil belajar pada siswa.

Strategi pembelajaran yang tepat digunakan adalah salah satunya yaitu strategi pembelajaran aktif. Dengan mengimplementasikan strategi pembelajaran aktif diharapkan guru mampu membuat suasana dan kondisi pembelajaran yang menyenangkan, siswa menjadi aktif, bersemangat dan penuh gairah, sehingga memotivasi siswa untuk inovatif dan kreatif serta pembelajaran menjadi efektif dan menarik. Memilih strategi pembelajaran pada dasarnya merupakan salah satu hal penting yang harus dipahami oleh seorang pengajar, karena proses pembelajaran merupakan pembelajaran multiarah yaitu adanya interaksi antara guru dengan siswa, siswa dengan siswa serta lingkungan belajarnya. Oleh karena itu pembelajaran harus dirancang sedemikian rupa sehingga memberikan dampak langsung pada peserta didik yaitu perubahan tingkah laku yang diharapkan sesuai dengan tujuan pembelajaran.

Dalam sebuah buku, Smaldino (2014) Pertimbangan utama ketika memilih strategi pembelajaran adalah pencapaian standar dan tujuan pembelajaran. Selain itu pertimbangkan gaya belajar dan motivasi pemelajar saat memilih strategi untuk memastikan dengan baik bahwa telah memenuhi kebutuhan yang beragam dari para pemelajar. Kemudian Tinjaulah model ARCS untuk melihat apakah strategi pembelajaran akan menarik perhatian (Attention) pemelajar, dianggap relevan (Relevant) untuk kebutuhan mereka, berada pada tingkat yang sesuai untuk membangun rasa percaya diri (Confidence), dan menghasilkan kepuasan (Satisfaction) untuk apa mereka belajar. Active Learning pada dasarnya bukan sebuah ide yang baru. Gagasan pembelajaran aktif telah ada sejak masa Socrates dan merupakan salah satu penekanan utama di antara para pendidik progresif .  Ada beberapa aspek yang melatar belakangi berkembangnya konsep pembelajaran Active Learning. Salah satu aspek yang cukup dikenal melatar belakangi pentingnya pengembangan model pembelajaran Active Learning adalah ajaran Konfusius di China lebih dari 2400 tahun yang silam, yang menyatakan bahwa: yang saya dengar, saya lupa; yang saya lihat, saya ingat; dan yang saya lakukan, saya paham. Untuk tujuan pembelajaran di kelas, Silberman (2009) memodifikasi dan memperluas ketiga pernyataan sederhana dalam ajaran konfusius di atas menjadi apa yang disebut paham belajar aktif, sebagai berikut:

What I hear, I forget

What I see, I remember a litle

What I hear, see and ask questions abaut or discuss with someone else, I begin to Understand

What I hear, see, discuss, and do, I acquire knowledge and skill; What I teach to another, I master (Silberman, 2009).

Kutipan tersebut mengindikasikan bahwa betapa pentingnya pengembangan model Active Learning dalam proses pembelajaran di kelas, agar tercapai tujuan-tujuan instruksional secara efektif dan efisien. Melalui keaktifan mendengar, menyimak, bertanya/berdiskusi, dan mengaplikasikan pengetahuan yang didapat dengan cara mengajarkannya kepada orang lain, peserta didik akan mampu memahami materi pelajaran yang dikaji. Peran fungsional guru dalam pembelajaran aktif yang utama adalah sebagai fasilitator. Fasilitator adalah seseorang yang membantu peserta didik untuk belajar dan memiliki keterampilan-keterampilan yang diperlukan dalam mencapai tujuan pembelajaran. Dengan kata lain, guru wajib dan harus menguasai teori pendidikan dan metode pembelajaran serta mumpuni dalam penguasaan bahan ajar agar pembelajaran aktif berjalan dengan lancar. Memfasilitasi dalam pembelajaran menggambarkan suatu proses dalam membawa seluruh anggota kelompok untuk berpatisipasi dalam pembelajaran. Pendekatan ini berasumsi bahwa setiap peserta didik memiliki sifat unik yang bernilai untuk saling dipertukarkan. Prinsip yang harus dipegang disini adalah “tanpa kontribusi dan kemauan berbagi pengetahuan dari setiap anggota kelompok, derajat pemahaman dan kemampuan merespon kelompok terhadap masalah akan berkurang”. Tugas fasilitator yang kedua adalah merencanakan belajar, rancangan pembelajaran harus dibuat sesuai dengan kebutuhan dan minat peseta didik. Hal tersebut guru dapat menentukan output pembelajaran sebagai hasil dari saling menunjang antara isi bahan ajar, teori personal tentang pengajaran dan pembelajaran yang dianut oleh guru, serta hasil penilaian guru terhadap kebutuhan dan minat siswa.Terkait dengan implementasi rancangan pembelajaran, hal utama yang harus diperhatikan oleh guru adalah bagaimana cara mengelola kelas (classroom management) dengan sebaik-baiknya, serta mengimplementasikan strategi pembelajaran yang mengakomodasikan berbagai gaya belajar siswa. Hal ini termasuk pengembangan iklim emosional dari kelas dan kualitas interaksi antara guru dengan peserta didik.Tugas terakhir dari fasilitator adalah mengevaluasi proses pembelajaran adalah guru harus merevisi hasil assesmen siswa. Hasil assesmen kelas harus menjadi bahan perbaikan bagi pembelajaran berikutnya. Berdasarkan hal tersebut, terlihat bahwa di dalam pembelajaran aktif, guru dituntut untuk mampu menangani tugas pembelajaran, memulai kelas secara efisien, mempresentasikan konten, mengevaluasi hasil belajar, dan memelihara disiplin belajar agar pembelajaran aktif dapat dilaksanakan dengan baik. Setelah tujuan pembelajaran dirumuskan, materi telah disusun, dan karakteristik awal peserta didik diketahui, maka kegiatan guru selanjutnya adalah menentukan strategi pembelajaran yang tepat sesuai dengan ketiga unsure tersebut diatas. Namun tidak ada satu pun strategi yang paling sesuai dengan semua situasi dan kondisi yang berbeda, walaupun tujuan pembelajaran yang ingin dicapai sama, artinya dibutuhkan keterampilan, kreatifitas serta pengembangan diri guru untuk memilih dan menggunakan strategi pembelajaran yang sesuai dengan karakteristik siswa dan kondisi yang diharapkan. Tujuan Strategi pembelajaran yaitu menciptakan kondisi pembelajaran yang kondusif, menyenangkan, dinamis, dan sistematis sehingga siswa aktif mengikuti proses pembelajaran dan mudah mencapai tujuan pembelajaran yang ditetapkan secara efektif dan efisien. Proses pembelajaran dikatakan efektif, jika seorang guru mampu menyajikan materi pembelajaran dengan baik, efisien jika materi pembelajaran tersebut dipahami dan dikuasai oleh peserta didik secara maksimal hingga pembelajaran berakhir.