Rumah Belajar: Digitalisasi Sekolah di Pulau

Berbicara mengenai teknologi dalam dunia pendidikan, saat ini banyak bermunculan portal pembelajaran berbasis online. Portal-portal tersebut menawarkan fitur-fitur menarik yang dapat dimanfaatkan pelajar dengan fasilitas internet yang saat ini hampir dimiliki oleh semua kalangan. Hadirnya berbagai portal pembelajaran tentu memberikan pengalaman yang berbeda bagi peserta didik dalam menggali materi-materi pelajaran selain yang mereka dapatkan di sekolah dengan Bapak/Ibu gurunya. Selain itu, portal pembelajaran juga memudahkan pelajar dalam belajar karena tidak perlu lagi harus bepergian ke suatu tempat untuk memperdalam materi pembelajaran. Melalui portal-portal pembelajaran yang ada, pelajar dapat memanfaatkannya semaksimal mungkin selama memiliki koneksi internet yang memadai. Tidak hanya bagi pelajar, para guru di sekolah pun dapat memanfaatkan portal-portal tersebut untuk mencari sumber belajar yang dibutuhkan dalam menyampaikan materi kepada peserta didik di kelasnya. Apalagi, sumber belajar yang diperoleh dari portal pembelajaran biasanya lebih menarik karena disertai dengan animasi-animasi untuk mendukung isi kontennya. Oleh karena itu, peserta didik juga akan semakin antusias dalam mengikuti kegiatan pembelajaran di kelas.

Sehubungan dengan hal tersebut, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia melalui Pusat Teknologi, Informasi, dan Komunikasi Pendidikan dan Kebudayaan (Pustekkom) telah mengembangkan portal pembelajaran yang dapat dimanfaatkan oleh guru, peserta didik, dan masyarakat luas, yaitu Rumah Belajar. Portal Rumah Belajar merupakan terobosan baru yang dikembangkan pemerintah guna menjawab tantangan era revolusi industri 4.0 dalam dunia pendidikan. Melalui portal Rumah Belajar, pemerintah mengharapkan terciptanya iklim pembelajaran yang semakin menarik dan menyenangkan bagi guru dan peserta didik dengan tidak dipisahkan dari keberadaan teknologi. Suasana pembelajaran yang menyenangkan tentu akan berperan dalam meningkatkan hasil pembelajaran yang dicapai peserta didik, sehingga tujuan pembelajaran yang sudah direncanakan dapat tercapai secara lebih maksimal. Selain itu, pembelajaran konvensional yang berpusat pada guru tentu sangat tidak efektif lagi jika diterapkan saat ini. Keberadaan ponsel pintar (Smartphone) dan internet di kalangan pelajar saat ini sangat memudahkan mereka mencari sumber belajar dan materi yang lebih menarik dari yang mereka dapatkan di dalam kelas. Apa lagi keberadaan portal pembelajaran dengan konten-konten yang menyenangkan juga akan lebih menarik peserta didik, sehingga mereka akan dengan mudah menyepelekan kegiatan pembelajaran di dalam kelas yang dilaksanakan dengan Bapak/Ibu gurunya. Kondisi semacam itu membuat guru harus lebih kreatif dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran di dalam kelas. Seorang guru di era revolusi industri 4.0 harus mampu mengintegrasikan teknologi informasi dan komunikasi dalam kegiatan pembelajaran, sehingga peserta didik akan lebih tertarik. Dengan demikian, Smartphone dan internet di kalangan pelajar juga akan lebih bermanfaat, khususnya dalam dunia pendidikan.

Pemanfaatan TIK dalam kegiatan pembelajaran tidak hanya ditujukan bagi sekolah-sekolah yang berada di kota besar, tetapi juga harus menjangkau seluruh daerah di Indonesia. Oleh karena itu, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia meluncurkan program Digitalisasi Sekolah yang bertujuan memperkenalkan perkembangan teknologi informasi dalam berbagai aspek pembelajara. Program ini ditandai dengan pemberian sarana pembelajaran teknologi informasi dan komunikasi (TIK) kepada sekolah serta komputer tablet kepada siswa. Selain pemberian sarana, pemerintah juga memberikan pembekalan mengenai pemanfaatan TIK dalam pembelajaran kepada guru-guru melalui berbagai pelatihan dan bimbingan teknis, salah satunya adalah Pembelajaran Berbasis TIK (PembaTIK). PembaTIK merupakan kegiatan yang diselenggarakan oleh Pustekkom guna membekali guru-guru di seluruh Indonesia dalam hal pemanfaatan TIK untuk pembelajaran. Selain itu, melalui kegiatan PembaTIK ini nantinya akan terpilih 30 orang terbaik sebagai Sahabat Rumah Belajar di tiap provinsi dan 1 orang di antaranta akan terpilih sebagai Duta Rumah Belajar yang akan membantu Pustekkom untuk menyosialisasikan portal Rumah Belajar dan pembelajaran berbasis TIK kepada peserta didik, guru, sekolah, serta masyarakat luas.

Saat ini, kegiatan PembaTIK sudah memasuki level 3 yang dilaksanakan secara tatap muka dan diikuti oleh 30 orang terbaik yang telah melewati level sebelumnya. Pada level 3 ini, 30 peserta yang sudah menjadi Sahabat Rumah Belajar mendapat beberapa tugas sebagai salah satu persyaratan untuk seleksi ke level berikutnya. Salah satu tugas yang diberikan adalah memperkenalkan portal Rumah Belajar dan pembelajaran berbasis TIK kepada peserta didik, guru, sekolah, dan masyarakat luas, baik melalui media sosial maupun kegiatan tatap muka.

Sebagai salah satu bentuk penerapan teknologi informasi dan komunikasi, maka kegiatan sosialisasi portal Rumah Belajar dalam pembelajaran berbasis TIK juga dilakukan melalui media sosial. Sosialisasi dilaksanakan dengan cara mengunggah desain flyer di beberapa akun media sosial, seperti Facebook, Instagram, Twitter, dan Grup Whatsapp. Melalui media sosial, kegiatan berjalan lebih efektif karena tidak memerlukan banyak waktu namun sasaran yang dijangkau lebih luas. Selain itu, orang lain pun dapat melihat informasi mengenai portal Rumah Belajar kapan saja dan di mana saja. Dengan demikian, diharapkan tidak hanya pelajar dan rekan guru yang tertarik terhadap portal Rumah Belajar, tetapi juga masyarakat luas di mana pun berada.

Sehubungan dengan program Digitalisasi Sekolah yang dicanangkan pemerintah, maka penulis pun mendukung kegiatan tersebut dengan melaksanakan kegiatan sosialisasi tatap muka di sekolah yang berada di pulau luar Kota Batam, Provinsi Kepulauan Riau. Sekolah yang menjadi sasaran dalam kegiatan ini adalah SMA Negeri 9 Batam dan SMP Negeri 13 Batam yang terletak di Pulau Karas, Kota Batam, Provinsi Kepulauan Riau. Tujuan dari kegiatan ini supaya kegiatan pembelajaran yang dilaksanakan sekolah tersebut berjalan lebih menarik dan menyenangkan, sehingga tujuan yang diperoleh pun menjadi lebih maksimal dan tidak tertinggal dari sekolah-sekolah yang berada di pusat kota.

Pada kegiatan ini, penulis terlebih dahulu memutar video tentang program Digitalisasi Sekolah dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan dan menjelaskan pentingnya program tersebut bagi dunia pendidikan di Indonesia. Setelah itu, penulis menguraikan beberapa alasan pentingnya pembelajaran berbasis TIK di era revolusi industri 4.0 ini. Selanjutnya, penulis memutar video tentang portal Rumah Belajar dan menjelaskan fitur-fitur yang terdapat di dalamnya. Selain menjelaskan berbagai fitur yang dapat diakses secara gratis kepada peserta didik, penulis juga menjelaskan bahwa di portal Rumah Belajar juga terdapat fitur yang berisi pelatihan untuk meningkatkan kompetensi Bapak/Ibu guru. Pada akhir kegiatan, penulis mengadakan permainan dengan memberikan beberapa pertanyaan seputar portal Rumah Belajar kepada peserta didik dan memberinya souvenir kepada mereka yang berhasil menjawab dengan benar. Mengingat peserta didik dilarang membawa telepon seluler ke sekolah, maka praktik pembuatan akun Rumah Belajar dan Kelas Digital dilakukan secara mandiri di rumah dengan panduan jarak jauh melalui akun media sosial penulis.

Melalui kegiatan-kegiatan semacam itu, diharapkan pembelajaran di pulau-pulau akan semakin menyenangkan bagi peserta didik dan gurunya. Dengan demikian, kualitas pendidikan di seluruh Indonesia akan semakin baik dan merata antara satu daerah dengan derah lainnya.