Rumah Belajar di Ajang Lomba Guru dan Tenaga Kependidikan Berprestasi dan Berdedikasi Tingkat Nasional 2019

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) kembali menggelar Pemilihan Guru dan Tenaga Kependidikan Berprestasi dan Berdedikasi di tahun 2019. Acara tersebut digelar di tengah fokus pemerintah untuk membangun kualitas sumber daya manusia. Direktur Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan Dr. Supriano, M.Ed mengatakan, keteladanan guru dan tenaga kependidikan (GTK) bagi murid dan lingkungannya, merupakan kunci sukses dalam pencerdasan kehidupan bangsa.  Pemilihan Guru dan Tenaga Kependidikan Berprestasi dan Berdedikasi digelar Kemdikbud sebagai langkah konkret menyukseskan visi Pemerintah yang kini berfokus pada pembangunan manusia dan semangat HUT ke-74 RI “SDM Unggul Indonesia Maju,”

Sebanyak 908 guru dari 34 provinsi di Indonesia mengikuti pemilihan guru dan tenaga kependidikan berprestasi dan berdedikasi tingkat nasional tahun 2019. Dirjen Guru dan Tenaga Kependidikan Kemendikbud Dr. Supriano, M.Ed mengatakan, kegiatan ini merupakan bagian dari program untuk memberikan apresiasi kepada guru yang telah melakukan inovasi dan kreativitas khususnya. Ada empat Duta Rumah Belajar yang juga terpilih sebagai wakil dari propinsi masing-masing yang mengikuti lomba ini, yaitu Raden Roro Martiningsih, S.Pd., M.Pd. merupakan wakil Jawa Timur untuk kategori Guru SMP Berdedikasi, Ilfa, S.T wakil Propinsi Bangka Belitung untuk kategori Guru SMA Berprestasi, Qusthani, M.Pd wakil Daerah Istimewa Aceh untuk kategori guru SMA Berprestasi, dan Leonardo Sijabat, M.Pd. wakil dari Propinsi Jambi untuk kategoro Guru SMK Berprestasi. Acara ini digelar tanggal 12 hingga 18 Agustus 2019 di Jakarta.

Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi (TIK) memungkinkan belajar tidak hanya pada jam belajar di sekolah, namun belajar dapat dilakukan kapan saja dan dimana saja. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) melalui Pusat Teknologi Informasi dan Teknologi Pendidikan dan Kebudayaan (Pustekkom) mengembangkan laman belajar daring (online) yaitu Rumah Belajar yang memungkinkan siswa dan guru belajar tanpa batasan tempat dan waktu. Rumah Belajar dapat diakses melalui tautan https://belajar.kemdikbud.go.id. Di dalam laman belajar daring ini terdapat sejumlah fitur menarik seperti sumber belajar, buku sekolah elektronik (BSE), peta budaya, laboratorium maya, wahana jelajah angkasa, dan lain-lain. Fitur BSE menjadi alternatif untuk para siswa yang tidak dapat membeli buku fisik, atau sebagai tambahan referensi acuan belajar selain dari buku yang telah dimiliki. Fitur laboratorium maya memungkinkan siswa dan guru melakukan percobaan ilmu pengetahuan alam (IPA) secara interaktif. Fitur ini dapat membantu sekolah yang tidak memiliki peralatan praktikum IPA melakukan eksperimen secara interaktif dan dengan tampilan yang menarik.

Pada saat rangkaian acara lomba guru dan tendik berprestasi dan berdedikasi di Hotel Mercure tanggal 17 Agustus 2019 Kepala Pustekkom, Gogot Suharwoto, Kasubbid Aplikasi dan Pengendalian Bidang PTP Berbasis Multimedia dan Web Pustekkom, Hendriawan Widiatmoko, serta Duta Rumah Belajar Raden Roro Martiningsih menyampaikan pentingnya pemanfaatan Rumah Belajar bagi siswa, guru, dan masyarakat. Rumah Belajar bisa diakses lewat web dengan alamat belajar.kemdikbud.go.id maupun juga di play store. Saat itu semua Kepala Sekolah dan Pengawas SD, SMP, SMA, SMK Berprestasi dan Berdedikasi mengunduh Rumah Belajar di Play Store

Rumah Belajar juga memberikan layanan ketersediaan sumber media pembelajaran dalam bentuk bahan belajar interaktif yang dilengkapi dengan media pendukung gambar, animasi, video dan simulasi, serta dalam bentuk buku digital. Konten-konten yang ada pada Rumah Belajar tersebut disediakan untuk berbagai tujuan, agar pendidik dan peserta didik dapat melaksanakan pembelajaran secara komprehensif. Misalnya fitur Peta Budaya, disiapkan untuk menyediakan berbagai macam materi pembelajaran budaya di Indonesia sehingga peserta didik dapat lebih mengetahui dan menghargai keragaman adat istiadat/budaya. Sedangkan Wahana Jelajah Angkasa dikembangkan agar peserta didik lebih mudah mengenal benda-benda angkasa. Selanjutnya, Bank Soal, berisi kumpulan soal-soal latihan/tes. Juga Karya Guru dan Karya Komunitas, memberi kesempatan pendidik mengunggah karya terbaiknya. Di sini pendidik bisa berbagi informasi/ ilmu dengan yang lain. Fitur yang lain, yakni Kelas Maya, memberi layanan pendidik dan peserta didik menyelenggarakan kegiatan e-learning atau pembelajaran secara daring (online) kapan saja dan di mana saja. Fitur itu memfasilitasi pembelajaran daring antara pendidik dan peserta didik kapan saja dan di mana saja. Baik pada saat jam sekolah maupun di luar jam sekolah (sesuai kesepakatan pendidik dan peserta didik), asalkan guru dan siswa memiliki koneksi internet dan perangkat gawai seperti komputer/laptop/ notebook. Adapun Laboratorium Maya dapat digunakan peserta didik dan pendidik melakukan percobaan di laboratorium secara virtual (maya). Semua percobaan atau simulasi yang tersedia di Laboratorium Maya dapat diunduh oleh pengguna.

Rumah Belajar telah banyak dimanfaatkan oleh pendidik sebagai sumber media pembelajaran. Pendidik, merasakan portal tersebut sangat membantunya dalam mencari materi pembelajaran. Peserta didik pun tambah bersemangat dengan media pembelajaran berbasis internet tersebut. Meskipun demikian, tanpa sambungan internet di kelas pun, pembelajaran dengan konten dari Rumah Belajar tetap dapat dilaksanakan. Caranya, pendidik mengunduh materi terlebih dulu melalui gawai yang berkoneksi internet. Lalu, hasil undungan itu disimpan dalam alat penyimpan data, seperti flashdisk/USB, atau compact disc (CD). Dalam kelas, materi tersebut ditayangkan dengan proyektor LCD secara luring (offline). Dengan cara demikian itu, kelas yang tidak terakses internet pun dapat memanfaatkan konten Rumah Belajar. Bertujuan mendorong peserta didik pro-aktif dalam proses pembelajaran, bisa saja seorang atau beberapa orang peserta didik diminta mengunduh materi terlebih dulu. Kemudian materi itu ditayangkan secara luring di kelas untuk dibahas bersama. Dalam hal ini pendidik bertindak sebagai fasilitator. Bagi pendidik di daerah 3 T (terdepan, terluar, tertinggal), ketiadaan sambungan internet bukan menjadi kendala dalam melaksanakan proses pembelajaran dengan materi yang diambil dari Rumah Belajar. Asal ada kemauan, pembelajaran berbasis internet tersebut dapat dilaksanakan dengan baik di mana saja dan kapan saja