Literasi dari Wen Hai Middle School

Hay guys, hari ini saya mencoba untuk memulai menulis pengalaman studi sesaat di negeri seberang, yups!.. negeri seberang tepatnya di china. Kenapa harus cerita sih, ya harus!.. karena waktu kesana pakai duwit hasil pajak.. hehehe (senyum sambil tutup mata) biar berguna maka cerita menjadi cara yang mudah bukan.., no politik, no SARA lho…

Tema kali ini sesuai dengan pict diatas yah…

Coba fokus kemana saat lihat kelas anak SMP disono… hehehe,. Lihatnya ke bawah bangku aja ya.. meja!..iya meja!.. jika tak tau bangku. Pasti mikir tu siswa banyak banget ya bukunya.. apa bukunya tidak dibawa pulang? Jawabannya iya… buku itu tetap dibawah meja dan tidak dibawa pulang… wah berarti males donk… hehehe.. stop! (awas lalat masuk).

Kurikulum pendidikan disana mulai SMP kayak pesantren dinegeri kita guys,.. atau mirip boarding school.. alias full week school lho ya… Siswa SMP di china, tepatnya di Wen Hai Middle School, datang ke sekolah hari senin pagi dan pulang hari jum’at jam 15.00 waktu sono ya.. Terbilang beban belajar sangat tinggi, dari jam 8 pagi sampai jam 3 sore. Setelah jam 3 sore semua siswa diajak ke lapangan untuk fun sport, mungkin maksudnya agar refresh sekalian menjaga kesehatan. Setelah dari lapangan jam 4 sore… mereka semua beranjak ke dermitori (Asramanya sekolah), yups!!.. siswa tidak pulang ke rumah, namun tinggal di dermitori yang satu komplek dan masih didalam pagar sekolah. Malamnya mereka harus acara lagi, yang ini tergantung program sekolah masing-masing namun arahnya pada peminatan., wah padet bener bukan!!!… yups makanya sampai-sampai buku tidak terbawa pulang, dan mereka akan membawa buku sesuai kebutuhan saja.

LITERASI.. kata inilah yang ingin saya bahas, siswa SMP disana punya target untuk banyak menghabiskan membaca buku dan memperkaya literatur yang harus dimilki. Saya pikir ini sudah menjadi budaya pelajar disana. Setiap apa yang akan dilakukan dan keputusan yang akan diambil harus memiliki dasar dan sumber yang jelas. Cara belajar yang diterapkan sangat kontekstual. Teori tidak banyak diajarkan, namun lebih pada proyek secara mandiri. Pada suatu waktu saat masuk dan melihat saat siswa praktek di Lab. Kimia, para siswa melakukan percobaan tanpa ada pendamping didalam Lab. Kimia tersebut. Awalnya mencari-cari dimana pembimbingnya, ternyata memang tidak ada.. Saya mulai berpikir bagaimana dengan keselamatan dan kesehatan kerja apabila tanpa pendamping?.. namun setelah merenung akhirnya saya coba untuk mendapat kesimpulan; pertama, membudayakan membaca menjadi awal dan keharusan, dan Kedua, membuat siswa tertib dengan cara memberi kepercayaan (yang ini kita bahas sesi yang lain ya guys..). Meski tanpa pengawasan ternyata disetiap sudut Lab. Kimia tersebut ternyata terpasang CCTV lho.. Back to labtop (pinjem istilah tukul), LITERASI!!!., sistem belajar disana guru hanya memberikan penjelasan diawal (minggu pertama), kemudian siswa disuruh membuat perencanaan proyek untuk membuat produk (minggu kedua sampai minggu ketiga). Pada saat membuat perencanaan inilah siswa secara mandiri mencari sumber-sumber dari banyak buku (makanya bukunya banyak). Kalau dipikir-pikir inilah yang membuat mereka memiliki budaya literasi yang bagus. Pembiasaan karena kabutuhan, menjadi cara yang efektif untuk menumbuhkan budaya literasi. Minggu ke empat mereka harus presentasi proyek yang akan dilakukan dilanjutkan pembuatan produk.

Wes-wes… ternyata udah panjang ya.. hahaha,. Klo gtu cukup dulu sesi pertama ini.. ntar kepanjangan di kartu!!! Intinya LITERASI ya..