Pembelajaran Berdiferensiasi Berbasis Projek Dengan Poster Matematika

Guru sebagai ujung tombak pendidikan generasi muda bangsa sekaligus berperan menjadi agen transformasi dalam proses penguatan sumber daya manusia. Hal ini senada dengan tujuan Kemendikbudristek melalui kerangka besar Merdeka Belajar, yaitu mewujudkan Profil Pelajar Pancasila dalam menerapkan pembelajaran berdiferensiasi dan berpusat pada peserta didik. Setelah mengalami pandemi Covid-19 terjadi perubahan kurikulum yang semula menggunakan kurikulum 2013 revisi berubah menjadi kurikulum prototipe dalam hal ini kita kenal dengan sebutan kurikulum merdeka yang diharapkan mampu membantu pemulihan kualitas pendidikan di era digitalisasi dengan menerapkan pembelajaran berbasis proyek (Project Based Learning) untuk mendukung pengembangan karakter sesuai dengan profil pelajar pancasila. Dimana sekolah diberikan keleluasaan dan kemerdekaan untuk memberikan proyek-proyek pembelajaran yang relevan dan dekat dengan lingkungan sekitar.

Sebelum projek dilaksanakan dilakukan bimbingan teknis yang melibatkan Kepala Sekolah beserta wakil, lima kepala program keakhlian yaitu Teknik Instalasi Tenaga Listrik (TITL), Teknik Elektronika Industri (TEI), Teknik Pemesinan (TPM), Analisis Pengujian Laboratorium (APL) dan Desain Komunikasi Visual (DKV) serta Para guru kejuruan dan umum yang diikuti sekitar 80 orang. Bimtek ini bertujuan untuk mengimplementasikan kurikulum merdeka dalam pembelajaran berbasis projek bersama Platform Rumah Belajar dan Platform Merdeka Mengajar (PMM) di SMK Negeri 1 Driyorejo.

Bimtek Implementasi Kurikulum Merdeka Berbasis Projek

Project based learning merupakan pembelajaran yang berpusat pada peserta didik untuk menjadikan sebagai subjek yang aktif mengelola proses belajar secara mandiri. Dalam hal ini guru berperan sebagai fasilitator dan pendukung yang memberikan kesempatan bagi peserta didik dalam mengeksplorasi berbagai hal atas kemauannya sendiri. Harapannya, kegiatan pembelajaran bisa mengasah kemampuan siswa dalam memunculkan ide maupun inisiatif serta meningkatkan kemampuan mengambil keputusan dalam memecahkan masalah.

Kegiatan pembelajaran berbasis proyek atau project based learning memiliki karakteristik tersendiri yang membedakan dengan metode pembelajaran lain. Adapun sintaks dalam project based learning sebagai berikut:

1.Kegiatan pembelajaran fokus terhadap peserta didik melalui pertanyaan, tantangan maupun masalah terbuka yang besar untuk diteliti, ditanggapi, dan diselesaikan atau dicari solusinya. Peserta didik disuguhkan suatu permasalahan di sekitar mengenai berbagai alasan untuk mengalihkan penggunaan sabun dari yang berbahan kimiawi ke herbal. Sabun berbahan kimiawi pada umumnya mengandung deterjen dan paraben. Selain berpotensi merusak kulit, secara akumulatif air bilasan sabun itu dapat merusak sanitasi dan ekosistem biota yang hidup pada aliran air. Kemunculan sabun-sabun herbal ramah lingkungan ini dinilai dapat berkontribusi terhadap perbaikan sanitasi, khususnya daerah Gresik. Pengkampanye Perkotaan dan Energi dari Wahana Lingkungan Hidup (WALHI) Dwi Sawung, memaparkan bila produk sabun mandi dan sabun cuci yang banyak mengandung deterjen beserta sulfat, dapat membuat biota-biota air mati. Sehingga dari tantangan permasalahan tersebut peserta didik mengambil tema projek penguatan profil pelajar pancasila berekayasa dan berteknologi untuk membangun NKRI yaitu dengan membuat sabun padat ramah lingkungan yang berbahan dasar minyak kelapa, zaitun dan sawit.

2. Pesera didik melakukan refleksi kegiatan pembelajaran secara berkala. Dimulai dengan mempelajari materi prasyarat logaritma yang berguna untuk menghitung PH sabun yang dapat diakses di fitur sumber belajar pada platform rumah belajar maupun platfotm merdeka mengajar (PMM).Untuk mengakses materi pada fitur sumber belajar peserta didik diminta login terlebih dahulu di www.belajar.kemdikbud.go.id. Sementara untuk login di platform merdeka mengajar diperlukan akun belajar.id. Hal ini perlu diterapkan untuk mengetahui apa yang diketahui, dipahami, serta dilakukan oleh peserta didik selama projek berlangsung.

3. Setelah Guru mengajukan tantangan atau masalah dalam lingkungan nyata, peserta didik diminta untuk mendesain atau mengajukan ide suatu proyek yang dilakukan guna menyelesaikan masalah tersebut. Dari diskusi kelompok diperoleh kesepakatan bahwa pembuatan sabun padat menggunakan bahan herbal yang ramah lingkungan seperti minyak kelapa, sawit, dan zaitun. Berikutnya menganalisa hasil praktikum secata numerik dengan diagram pencar (scatter plot) untuk mengetahui hubungan antara konsentrasi basa NaOH dan jenis minyak dengan PH sabun. Dalam membuat diagram pencar (x,y) di microsoft excel sebenarnya sangat mudah. Langkah awal yang harus dilakukan adalah membuat lembar kerja baru. Setelah itu entrikan/inputkan data yang ingin di buat diagram scatter nya. Silahkan ikuti langkah-langkah berikut ini:

a.Input data yang akan dianalisis dan ingin diketahui pengujian hubungannya. Misalnya hubungan antara konsentrasi basa dan PH.

b.Blok semua data yang telah diinput.

c. Pilihlah tab insert lalu cari insert scatter (x,y) pada menu chart.

d. Pilih design diagram scatter yang diinginkan.

e. Setelah diagram jadi, peserta didik bisa mengubah desain dan format pada diagram dengan cara mengklik diagram tersebut dan akan muncul 2 tab baru. Yaitu tab Design dan tab Format. Dalam kedua tab tersebut terdapat banyak tools yang dapat membantu peserta untuk mengubah desain dan format diagram pencar.

Praktek menggambar scatter plot

4. Kegiatan pembelajaran berfokus pada keterampilan berpikir kritis, komunikasi, kolaborasi serta kreativitas. Peserta didik secara berkelompok saling berkolaborasi dengan anggota lainnya memiliki tanggung jawab untuk mengerjakan proyek pembuatan sabun ramah lingkungan. Selain pembelajaran kolaborasi, projek ini juga menerapkan pembelajaran berdiferensiasi dimana guru bertindak sebagai fasilitator yang mengakomodir kebutuhan peserta didik karena memiliki karakteristik dan potensi yang berbeda-beda. Kolaborasi juga dilakukan antar guru mata pelajaran umum dan kejuruan saling bekerja sama demi terselenggaranya projek ini. Dalam pelajaran Matematika memiliki andil dalam menganalisa data numerik hasil praktikum dengan diagram pencar. Sedangkan pelajaran kejuruan seperti IPAS dan PDKK berperan membuat larutan dan menghitung PH sabun dan masih banyak lagi peranan mata pelajaran lain dalam projek pembuatan sabun ini.

Berbagi dan Kolaborasi Antar Guru Mata Pelajaran Umum dan Kejuruan

5. Peserta didik merancang hasil proyek dalam bentuk brosur, poster dan laporan yang disusun secara teratur bisa melihat kembali apa yang dikerjakan mereka. Khusus untuk pelajaran Matematika hasil projek dibuat dalam bentuk poster.

Pembuatan Poster Matematika

6. Proses evaluasi dalam kegiatan pembelajaran berbasis proyek dilakukan secara kontinu atau berkelanjutan melalui diskusi kelompok bersama guru pembimbing.

Pembimbingan bersama guru

7. Hasil akhir dari kegiatan pembelajaran berbasis proyek dilakukan penilaian secara kualitatif. Peserta didik diminta untuk mempresentasikan masalah, proses pembuatan sabun, metode, proses pengerjaan proyek serta hasil proyek yang mereka buat. Guru dan peserta didik lain dapat memberikan apresiasi dan toleransi kesalahan serta mendorong untuk perubahan positif atau lebih baik kedepannya sehingga peserta didik menjadi generasi penerus bangsa yang kompeten dan berkatakter sesuai profil pelajar pancasila.

Presentasi Pembuatan Sabun Padat Ramah Lingkungan
Poster Matematika tentang Pembuatan Sabun Padat Ramah Lingkungan