Kompetensi Mendasar Pendidik; Membaca dan Menulis

Saya belum menemukan jawaban dari sebuah pertanyaan, alasan apa seorang guru tidak suka menulis dan membaca? Bukakah seorang guru harus mampu memberi contoh terbaik?. Tuntutan jaman hari ini kompetensi mendasar seorang pebelajar adalah membaca dan menulis. Tanpa kemampuan tersebut, dengan pesatnya arus informasi, terbukanya ilmu pengetahuan akan tertinggal jamannya.

Disamping tugas dan tanggungjawab seorang guru untuk mendidik dan memberi contoh terbaik, bukankah menulis dan membaca yang baik sebagai kompetensi pendidik juga. Yang tak kasat mata saja, guru memiliki jenjang karir kepangkatan, minimal golong III-B ke Atas ada syarat karya tulis yang perlu ada. Lantas, logika apa yang perlu saya pakai untuk menjawab; bagaimana mereka bisa berpangkat tinggi namun masih mengatakan tidak suka menulis dan membaca.

Pada kesempatan yang luar biasa di kegiatan singkronos pembatik level-4 tahun 2022 Provinsi Jawa timur, kami mendapat bimbingan dari beberapa Alumni Duta Rumah Belajar (DRB) . Salah satu materinya adalah kemampuan menulis, khususnya karya ilmiah. Materi tersebut disampaikan oleh Raden Roro Martiningsih (DRB 2017), Selasa, 19 Oktober 2022.

Diluar tugas, fungsi dan tanggungjawab guru di sekolah, guru juga punya tugas untuk berbagi. Salah satunya dengan tulisan, guru bisa menulis pengetahuan atau pengalaman baru dalam tema pendidikan. Sehingga apa yang kita tulis menjadi inspirasi bagi orang lain. Dengan tulisan pun, kita bisa menyebarkan pemikiran kita untuk orang lain. “tulisan yang baik bisa menjadi pahala bagi kita. Karena saya bukan guru negeri, saya menulis tidak untuk naik pangkat.” Paparnya, Perempuan yang biasa panggil Roro.

Terbukanya akses informasi seperti hari ini, peluang besar untuk guru-guru mengembangkan dan meningkatkan kompetensinya dan menyebarkan seluas-luasnya. “kita bisa menulis di berbagai jurnal ilmiah, salah satunya jurnal Teknodik. Jurnal lainnya juga banyak.” lanjut Roro.

“triknya, bisa menulis dari yang booming pada saat ini. Saya pernah menulis tentang Rumah Belajar. Karena pada waktu itu baru diluncurkan nya Aplikasi Rumah Belajar versi android.” jelas beliau lebih lanjut. Dengan begitu gampang tulisan kita masuk atau terbit jurnal. Saat terbit pasti kita merasa sangat senang. Itu yang paling membabggakan.
Selain Roro, juga hadir sebagai pemateri dalam Singkronos pembatik level 4 Provinsi Jawa timur, yaitu; Ilham Saputra (DRB 2021) , Kiki Neken Saputri (DRB 2020), Nova Abdillah (DRB 2019), dan Rachmad Efendi TS (DRB 2018). Semua pemateri berbagi ilmu yang luar biasa, selain materi karya tulis, ada materi teknik membangun kominikasi yang baik “komunikasi itu sangat penting, tanpa komunikasi yang baik kita akan kesulitan untuk memaksimalkan aksi berbagi dan berkolaborasi di pembatik ini.” pesan Ilham.

Selain dari beberapa angkatan DRB, kegiatan ini dibuka oleh perwakilan Pusdatin. Yaitu; Drs. Hendro Gunarto, dan Abi Sujak. Beliah memaparkan terkait tugas-tugas peserta. ” Semua tugas harus selesai sesuai tenggat waktu yang sudah ditentukan, jagan sampai ada yang terlambat.” Pungkas laki-laki yang biasa dipanggil Pak Abi.

Secara keseluruhan, kegiatan ini luar biasa. Materinya sangat bagus, saya bersyukur terpilih sebagai peserta Pembatik level 4. Yang jelas kemampuan dan pengalaman saya bertambah. Terimakasih banyak para senior DRB. semoga bagi-bagi ilmunya diganti yang luar biasa oleh Allah. Salam Aksi Berbagi Dan Berkolaborasi.