“Penerapan Pendekatan Somatic Auditori Visual Intelektual (SAVI) untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran PPKn Kelas VIII SMP Negeri 3 Dondo Kabupaten Tolitoli”

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang
Ilmu pengetahuan dan teknologi selalu berkembang dan mengalami kemajuan, sesuai dengan perkembangan zaman dan perkembangan cara berpikir manusia. Bangsa Indonesia sebagai salah satu negara berkembang tidak akan bisa maju selama belum memperbaiki kualitas sumber daya manusia bangsa kita. Kualitas hidup bangsa dapat meningkat jika ditunjang dengan sistem pendidikan yang mapan. Dengan sistem pendidikan yang mapan, memungkinkan kita berpikir kritis, kreatif, dan produktif.
Berkaitan dengan kualitas sumber daya manusia, pendidikan memegang peran yang sangat penting dalam proses peningkatan kualitas sumber daya manusia. Peningkatan kualitas pendidikan merupakan suatu hasil yang terintegrasi dengan proses peningkatan kualitas sumber daya manusia itu sendiri. Menyadari pentingnya proses peningkatan kualitas sumber daya manusia, maka pemerintah bersama kalangan swasta telah dan terus berupaya mewujudkan amanat tersebut malalui berbagai usaha pembangunan pendidikan yang telah berkualitas, antara lain melalui pembangunan dan perbaikan kurikulum dan sistem evaluasi, serta penelitian bagi guru dan tenaga kependidikan lainnya. Pada kenyataannya upaya pemerintah tersebut belum cukup berarti dalam meningkatkan kualitas pendidikan.
UUD 1945 mengamanatkan bahwa negara kita ingin mewujudkan masyarakat yang cerdas. Untuk mencapai bangsa yang cerdas, harus terbentuk masyarakat belajar. Masyarakat belajar dapat terbentuk jika memiliki kemampuan dan keterampilan mendengar dan minat baca yang besar. Masalah pemerataan, relevansi dan kualitas pendidikan masih tetap merupakan persoalan klasik yang tidak kunjung terpecahkan secara tuntas. Harus diakui bahwa kualitas sumber daya manusia saat ini masih memprihatinkan sehingga perlu adanya peningkatan mutu belajar mengajar. Peningkatan tersebut tidak terlepas dari pendekatan dalam proses belajar mengajar. Karena baik tidaknya hasil belajar dapat dilihat dari mutu lulusan. Proses belajar mengajar dikatakan berhasil apabila ada interaksi antar komponen pendidikan.
Guru (pendidik) merupakan faktor penting dalam proses pembelajaran, karena guru yang akan berhadapan langsung dengan peserta didik dalam proses belajar-mengajar. Melalui guru pula ilmu pengetahuan dapat ditransferkan. Guru memegang berbagai jenis peranan yang mau tidak mau harus dilaksanakannya sebagai guru. Yang dimaksud sebagai peran adalah pola tingkah laku tertentu yang merupakan ciri khas semua petugas dari pekerjaan atau jabatan tertentu. Guru harus bertanggung jawab atas hasil kegiatan belajar anak melalui interaksi belajar mengajar. Guru merupakan faktor yang mempengaruhi berhasil tidaknya proses belajar mengajar, dan karenanya guru harus menguasai prinsip-prinsip belajar disamping menguasai materi yang akan diajarkan. Dengan kata lain, guru harus mampu menciptakan situasi kondisi belajar yang sebaik-baiknya.
Pendidikan dengan segala perangkatnya harus memiliki wawasan ke hari mendatang. Maka dari itu guru harus pintar-pintar dalam menyesuaikan materi pelajaran dengan metode-metode yang akan dipakai. Sehingga akan tercipta suasana belajar yang efektif dan tidak monoton. Karena metode yang monoton dalam mengajar menjadikan peserta didik tertekan dan seakan ingin lari dari kelasnya.
Hal-hal tersebut di atas, menuntut lembaga pendidikan untuk terus berusaha meningkatkan kualitas pembelajaran dan proses penyelenggaraan pendidikan. Perlu diterapkan suatu metode untuk pencapaian kuwalitas pembelajaran yang lebih baik di lembaga pendidikan. Penggunaan metode pembalajaran yang bervariasi dan diseuaikan dengan karakteristik konsep yang akan diajarkan adalah salah satu cara agar pembelajaran lebih efektif. Guru juga harus menyesuaikan dengan kondisi dan suasana kelas dalam hal pemilihan dan pengunaan metode pembelajaran. Hal ini disebabakan dalam proses belajar mengajar, tidak semua siswa mampu berkonsentrasi dalam waktu yang relatif lama dan pemahaman siswa terhadap materi yang diberikan berbeda-beda, ada yang cepat, ada yang sedang dan ada yang lamban.
Pembelajaran tidak otomatis meningkat dengan menyuruh orang berdiri dan bergerak ke sana ke mari. Akan tetapi menggabungkan gerakan fisik dengan gerakan aktivitas intelektual dan penggunaan panca indera yang berpengaruh besar pada pembelajaran, pendekatan yang digunakan ini dinamakan pendekatan metode Somatic Auditori Visual Intelektual (SAVI). Unsur-unsur dari Somatic Auditori Visual Intelektual (SAVI), yaitu:
1. Somatic (belajar dengan bergerak dan berbuat)
Belajar somatic berarti belajar dengan indera peraba, kinestis, praktis, melibatkan fisik dan menggunakan serta menggerakkan tubuh sewaktu belajar.
2. Auditori (belajar dengan berbicara dan mendengar)
Pikiran auditori kita lebih kuat daripada yang kita sadari tetapi telinga kita terus menerus menangkap dan menyimpan informasi auditori, bahkan tanpa kita sadari, ketika kita membuat suara sendiri dengan berbicara, beberapa area penting di otak kita menjadi aktif.
3. Visual (belajar mengamati dan menggambarkan)
Pembelajaran visual belajar paling baik jika mereka dapat melihat contoh dari dunia nyata, diagram, peta gagasan, ikon, gambar dan gambaran dari segala macam hal ketika mereka sedang belajar.
4. Intelektual (belajar dengan memecahkan masalah dan merenung)
Meier mengatakan intelektual menunjukkan apa yang dilakukan pembelajaran dalam pikiran mereka secara internal ketika mereka menggunakan kecerdasan untuk merenungkan suatu pengalaman dan menciptakan hubungan, makna, dan nilai dari pengalaman tersebut.

Keempat cara belajar ini harus ada agar belajar berlangsung optimal, karena unsur-unsurnya terpadu, belajar yang paling baik bisa berlangsung jika semuanya itu digunakan secara simultan. Obrolan salah satu masalah yang mempengaruh pembelajaran dan hasil serta aktivitas belajar siswa adalah kurangnya strategi dan taktik guru dalam menggunakan metode dan model-model pembelajaran yang mampu membantu siswa dalam meningkatkan hasil belajar. Hasil belajar siswa berkaitan dengan prestasi belajar siswa, jika siswa memiliki prestasi yang tinggi maka siswa tersebut memiliki hasil belajar yang tinggi dan begitupun sebaliknya. Hasil belajar mengacu pada perolehan hasil secara keterlibatan mental, emosi, dan sosial dari siswa dalam proses pembelajaran. Hasil belajar teraktualisasi pada perubahan sikap dan kepribadian siswa untuk lebih berprestasi dalam berbagai aktivitas belajar di sekolah. Hasil belajar merupakan nilai yang diperoleh secara individu setelah mengikuti proses belajar mengajar yang nampak dalam bentuk tingkah laku, sikap, dan keterampilan, hasil belajar yang diperoleh oleh siswa merupakan hasil interaksi dari berbagai faktor yang mempengaruhinya, baik dalam diri (Faktor Internal) maupun dari luar diri (Faktor Eksternal).
Berdasarkan hasil observasi dan siskusi yang dilakukan peneliti di kelas SMP Negeri 3 Dondo, memperlihatkan hasil belajar PKn masih rendah dengan nilai rata-rata 60% dengan pencapaian daya serap klasikal di bawah 65% dan persentase ketuntasan belajar klasikal di bawah 85%. Hal ini disebabkan karena pembelajaran yang dilakukan di dalam kelas terlihat bertumpuh kepada guru saja, misalnya metode ceramah monoton, siswa jarang diberikan kesempatan untuk melaksanakan kegiatan belajar secara bervariasi dan melakukan pengamatan tentang materi yang diajarkan serta menggali daya kritis serta kemandirian siswa. Hal tersebut berdampak pada hasil belajar siswa. Hal ini juga dapat dilihat dari hasil belajar siswa kelas VIII.
Mengetahui lebih jauh bagaimana upaya meningkatkan hasil belajar siswa. Maka dari itu, penulis mengadakan penelitian di SMP Negeri 3 Dondo dengan menggunakan penerapan dan pendekatan Somatic Auditori Visual Intelektual (SAVI) dalam pembelajarannya. Oleh karena itu, sesuai dengan latar belakang tersebut penulis mengangkat judul :
“Penerapan Pendekatan Somatic Auditori Visual Intelektual (SAVI) untuk Meningkatkan Hasil Belajar pada Mata Pelajaran PKn Kelas VIII SMP Negeri 3 Dondo Kabupaten Tolitoli”.

1.2 Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah pada penelitian ini adalah:
Apakah dengan menggunakan pendekatan Somatic Auditori Visual Intelektual (SAVI) dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada pembelajaran PPKn di kelas VIII SMP Negeri 3 Dondo?

1.3 Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dari penelitian yang ditulis dalam skripsi ini adalah :
1.3.1 Untuk meningkatkat hasil belajar siswa melalui pendekatan Somatic Auditori Visual Intelektual (SAVI) dalam proses pembelajaran PPKn di Kelas VIII.
1.3.2 Untuk mengetahui aktivitas guru dan siswa sebagai upaya meningkatkan hasil belajar PPKn siswa di Kelas VIII, dengan penerapan dan pendekatan Somatic Auditori Visual Intelektual (SAVI).

1.4 Kegunaan Penelitian
Hasil yang ingin diperoleh dari penelitian ini, bermanfaat untuk:
1.4.1 Manfaat untuk Siswa
(1) Memperoleh pengalaman belajar yang lebih menarik.
(2) Meningkatkan keterlibatan siswa secara aktif di dalam proses belajar.
(3) Meningkatkan penguasaan konsep.
(4) Menumbuhkan keberanian mengemukakan pendapat, belajar dengan melibatkan diri, baik secara kelompok, individu serta membiasakan diri bekerja sama dengan teman.
(5) Mendekatkan konsep yang dipelajari pada objek secara nyata.
(6) Diperoleh pengalaman belajar baru yang lebih kompleks dengan melibatkan keaktifan dan kreativitasnya sendiri dalam mencari informasi, melakukan ekplorasi sendiri dalam kegiatan belajar.
1.4.2 Manfaat untuk Guru
(1) Memperoleh alternatif baru yang dapat diterapkan guru dalam meningkatkan pemahaman siswa terhadap materi PPKn.
(2) Memperoleh alternatif baru yang dapat diterapkan guru untuk peningkatkan mutu pembelajaran guna meningkatkan hasil belajar siswa.
(3) Diberikan alternatif model pembelajaran dalam pengembangan pembelajaran formal dengan strategi yang tepat, sehingga diperoleh hasil yang lebih optimal.
1.4.3 Manfaat untuk Sekolah
(1) Meningkatkan prestasi sekolah dalam bidang akademik
(2) Meningkatkan kinerja sekolah melalui peningkatan profesionalisme guru.
1.4.4 Manfaat untuk Peneliti
(1) Dapat dijadikan langkah awal untuk melakukan dan melanjutkan Penelitian Tindakan Kelas di kemudian hari.
(2) Dapat meningkatkan kemampuan menulis, pengalaman, wawasan serta melatih diri dalam tata cara menulis secara ilmiah guna menjadi tenaga pendidik dimasa akan datang.
1.5 Batasan Istilah
Agar masalah penelitian ini terfokus, maka perlu adanya batasan, dalam penelitian ini, pembahasan hanya dibatasi pada:
1) Penerapan Pendekatan Somatic Auditori Visual Intelektual (SAVI). Adalah pendekatan melibatkan gerak, berbicara dan mendengar, mengamati dan menggambarkan, memecahkan masalah dan merenungkan.
2) Hasil belajar adalah suatu tingkah laku atau kegiatan dalam rangka mengembangkan diri baik dalam aspek kognitif, afektif dan psikomotorik. Hasil sendiri merupakan proses belajar yang menargetkan pencapaian yang ingin dicapai, hal tersebut mencakup proses dan pengalaman secara individu dan kelompok baik berlangsung di sekolah maupun di di luart sekolah. Dengan kata lain, hasil juga diistilahkan sebagai prestasi.