Memahami Pengendalian dan Evaluasi pada PTP

Pengantar

“Pada hari Minggu ku turut ayah ke kota, naik delman istimewa ku duduk di muka…” Masih ingat lirik lagu itu? Lagu berjudul Naik Delman gubahan Kak Soeryono, atau yang akrab disebut Pak Kasur itu sangat akrab dengan anak Indonesia. Salah satu baris pada lagu tersebut berbunyi, “….mengendali kuda supaya baik jalannya.” Nah, ketika mendengar kata pengendalian, spontan pikiran kita terbayang pak kusir yang sedang bekerja mengendali kuda. Kenapa kuda harus dikendalikan? Jawabnya, supaya baik jalannya. Jadi jelas sekali bahwa fungsi pengendalian adalah supaya baik jalannya.

Pada Permenpan 28 tahun 2017, tentang Jabatan Fungsional Pengembang Teknologi Pembelajaran (PTP), terdapat satu unsur kegiatan yang disebut pengendalian yang dilakukan sebelum tahap evaluasi. Istilah ini sering kali masih membingungkan dan menimbulkan pertanyaan terkait beberapa hal; pertama, dalam siklus ADDIE (Analisis, Desain. Developmen, Impelementasi, dan Evaluasi) tidak ditemukan kata pengendalian, kedua, dalam kegiatan pendidikan kita lebih sering mendengar kata monitoring alias pemantauan dari pada pengendalian, ketiga, kenapa pula pengendalian dipisah dari evaluasi? Selanjutnya, bagaimana pengendalian dilakukan? Tulisan berikut akan coba mengurai hal tersebut. Mudah-mudahan tidak semakin menambah kebingungan.

 

Evaluasi, Pengendalian, dan Pemantauan

Monitoring dan evaluasi alias monev merupakan istilah yang akrab di telinga. Dalam dunia pendidikan, evaluasi lebih sering digandeng dengan monitoring daripada dengan pengendalian. Pengendalian banyak digunakan dalam manajemen sebagai terjemahan dari controlling.  Sedangkan monitoring sering diterjemahkan sebagai pemantauan. Namun pada unsur tugas PTP, lebih dipilih istilah pengendalian dari pada pemantauan. Pada  KBBI disebutkan, salah satu arti kata pengendalian sebagai pengawasan atas kemajuan (tugas) dengan membandingkan hasil dan sasaran secara teratur serta menyesuaikan usaha (kegiatan) dengan hasil pengawasan. Dalam ilmu manajemen, pengendalian merupakan salah satu fungsi dalam manajemen yang dimaksudkan untuk memastikan bahwa seluruh kegiatan yang dilaksanakan sesuai dengan rencana. PTP mengadopsi istilah ini sebagai salah satu langkah dalam proses pengembangan media dan model pembelajaran. Pengendalian berada pada tahap ke lima digandeng dengan evaluasi. Dengan demikian, dalam proses pengembangan teknologi pembelajaran, pengendalian dimaksudkan sebagai upaya untuk memastikan agar proses implementasi media/model pembelajaran dapat dilaksanakan sesuai dengan rancangan.

Bagaimana dengan istilah monitoring? Monitoring alias pemantauan merupakan istilah yang sebenarnya sudah terkandung di dalam kegiatan pengendalian. Ketika seorang PTP melakukan pengendalian suatu program, maka dengan sendirinya juga melakukan pemantauan.  Memantau menurut KBBI adalah mengamati atau mengecek dengan cermat, terutama untuk tujuan khusus; mengawasi. Penggunaan kata pengendalian memiliki konotasi lebih kuat dalam memastikan terlaksananya suatu program atau kegiatan dibanding pemantauan. Ika Kurniawati (2018) menyebutkan bahwa pengendalian merupakan suatu kegiatan pengawasan, di mana pengawasan tersebut dilakukan selama proses berlangsungnya kegiatan, tujuan pengawasan ini adalah untuk memastikan bahwa proses kegiatan berlangsung sesuai rencana, dan apabila ditemukan penyimpangan ataupun kesalahan dalam proses tersebut dapat segera diketahui dan dilakukan perbaikan. Dalam definisi itu terbaca bahwa pengawasan (monitoring) merupakan bagian yang melekat pada pengendalian. Jadi gak usah bingung, istilah pengendalian yang dipakai pada PTP sekaligus menyerap dua istilah; monitoring dan controlling.

Nah, sekarang bagaimana membedakan pengendalian dan evaluasi? Baiklah, mari kita simak beberapa pendapat. Winduro, seorang dosen dari YAPIS Wamena membedakan monitoring dan evaluasi dari  unsur-unsur; waktu (kapan dilakukan?), objek (apa yang diukur?), subjek (siapa yang melakukan?), sumber informasi (bagaimana mendapatkan data?), pengguna (siapa yang akan menggunakan hasil?, dan kegunaan (untuk apa?). Menurut Winduro monitoring merupakan proses rutin pengumpulan data dan pengukuran kemajuan atas objektif program. Memantau perubahan, dan fokus pada proses dan keluaran. Jadi, pengendalian (monitoring) dilakukan secara terus menerus sepanjang proses, melibatkan unsur internal, data diperoleh secara langsung, pengguna adalah pihak internal untuk kebutuhan perbaikan. Sedangkan evaluasi biasanya dilakukan pada waktu-waktu tertentu, biasanya di akhir projek, mengukur proses dan hasil, bisa dilakukan oleh pihak eksternal, terkadang bertujuan untuk menilai atau memberikan keputusan. Dalam buku-buku teori dasar evaluasi pendidikan, kita tentu sudah mengetahui bahwa berdasarkan tujuannya evaluasi dikategorikan pada dua jenis, yaitu evaluasi formatif dan evaluasi sumatif. Evaluasi formatif adalah evaluasi yang dilakukan dalam rangka untuk perbaikan proses. Sedangkan evaluasi sumatif ditujukan untuk menilai hasil atau mengambil keputusan lulus atau tidak lulus.

Penjelasan yang sangat bagus dipaparkan oleh Dr Thomas Winderl, menurut beliau  monitoring sama sekali berbeda dengan evaluasi. Ilustrasi sederhananya, ibarat Anda duduk di kabin sebuah mobil, di depan Anda terdapat sejumlah instrumen monitor seperti indikator bahan bakar, accu, speed, temperature, dll. Juga di tangan Anda ada alat pengendali seperi stang kemudi, pedal gas, rem, dan kopling. Dari atas kabin, Anda bisa mengendalikan laju kendaraan Anda. Bagaimana dengan evaluasi? Apabila Anda merasakan ada masalah dari mobil itu, Anda harus turun dari kabin, terus Anda buka kap mesin, cek sistem pengapian, sistem kelistrikan, ataupun sistem mekanik pada mobil itu. Untuk itu, tentu Anda memerlukan sejumlah peralatan. Itulah kegiatan evaluasi. Dari ilustrasi ini maka dapat disimpulkan secara mudah, bahwa evaluasi dan pengendalian dapat dibedakan dengan ditinjau dari unsur-unsur; tujuan, fokus, cakupan, waktu, dan sifat.

Unsur Pengendalian Evaluasi
Tujuan Menjaga Performance Menilai Capaian
Fokus Akuntabilitas Menjamin Kualitas
Cakupan Kesesuaian dengan rencana Keberhasilan atau Kegagalan
Waktu Sepanjang proses Tengah – Akhir
Sifat Rutin berkelanjutan Formatif – Sumatif

 

Tujuan utama dari pengendalian adalah memelihara performance alias kinerja agar proses yang dilakukan dapat mencapai tujuan sesuai target, dengan fokus pada akuntabilitas, melihat kesesuaian pelaksanaan dengan perencanaan, dan dilakukan sepanjang waktu secara rutin. Sedangkan Evaluasi, baik formatif maupun sumatif, dilakukan untuk menilai target capaian, kualitas capaian, dilakukan dalam periode waktu tertentu saja, dan hasilnya dapat digunakan untuk memutuskan suatu keberhasilan atau kegagalan.

 

Subjek Evaluasi dan Pengendalian PTP

Kalau begitu, bagaimana evaluasi dan pengendalian pada profesi PTP, apakah sama saja dengan profesi lainnya? Tentu saja terdapat persamaan dan perbedaannya, setiap profesi memiliki karakternya sendiri. Demikian juga PTP.  Apa yang membedakan pengendalian dan evaluasi pada PTP dan profesi lainnya? Yang membedakan adalah subjek sasarannya. Sebagaimana disebutkan secara spesifik pada Permenpan 28 th 2017, subjek alias bidang pekerjaan PTP terdiri dari pengembangan media pembelajaran, pengembangan model pembelajaran, dan inovasi pembelajaran. Dalam Permen tersebut terdapat enam subjek pengendalian, yang selengkapnya adalah sebagai berikut:

  1. mengendalikan/memantau sistem model pembelajaran terhadap pemanfaatan media pembelajaran;
  2. mengendalikan/memantau sistem/model pembelajaran terhadap pemanfaatan hypermedia;
  3. mengendalikan/memantau sistem/model pembelajaran terhadap penerapan model e-pembelajaran;
  4. mengendalikan/memantau sistem/model pembelajaran terhadap pemanfaatan aplikasi e-pembelajaran;
  5. mengendalikan/memantau sistem/model pembelajaran terhadap penerapan model pembelajaran kompleks;
  6. mengendalikan/memantau sistem/model pembelajaran terhadap penerapan inovasi teknologi pembelajaran;

Dari daftar enam subjek pengendalian di atas, dapat kita identifikasi terdapat tiga subjek berupa kegiatan pemanfaatan, yaitu; pemanfaatan media pembelajaran, pemanfaatan hypermedia pembelajaran, dan pemanfaatan aplikasi e-pembelajaran. Sedangkan tiga lainnya berupa kegiatan implementasi atau penerapan, yaitu; penerapan model e-pembelajaran, penerapan model pembelajaran kompleks, dan penerapan inovasi teknologi pembelajaran. Untuk mendalami istilah-istilah ini, nanti kita bahas pada tulisan yang lain, insha Allah. Kali ini cukup kita pahami bahwa semua kegiatan pengendalian tersebut merupakan kegiatan yang dilakukan mengikuti tahap implementasi.

Jangan Tertukar dengan Quality Control

Satu istilah lagi yang sering digunakan sebagai pengendalian dalam produksi media, adalah qulity control (QC) atau kendali mutu. QC merupakan bagian dari kegiatan pengembangan atau produksi. Sedangkan pengendalian sebagaimana yang dimaksudkan dalam Permenpan 28 tersebut merupakan langkah yang dilakukan dalam tahap implementasi. Dalam dokumen paparan prosedur produksi 17 langkah pengembangan media pembelajaran berbasis web, Kusnandar (2008) menyebutkan quality control berada pada langkah ke 13, QC yang dilakukan oleh team produksi untuk menghasilkan program versi alpha, dan pada langkah ke 15 QC oleh team preview internal untuk menghasilkan produk media pembelajaran versi betha.

 

Alat Pengendalian

Untuk dapat mengendali suatu program atau kegiatan, tentu diperlukan alat pengendali. Alat tersebut bisa berupa pedoman, panduan, instrumen, dll. Kembali ke contoh delman atau mobil di atas. Ke arah mana Pak Kusir mengendalikan delman? Jawabnya jelas, delman menuju ke kota. Demikian pula kalau kita mengendari sebuah mobil, dari Jakarta menunju kota Bandung, kita dapat menjalankan dan mengendalikan laju kendaraan kita menuju Bandung. Kita tidak bisa mengendalikan apapun dengan baik tanpa tujuan yang jelas. Lantas, apa yang menjadi alat pengendali bagi seorang PTP dalam melaksanakan tugas pengendaliannya? Nah, untuk itu, lihat dulu program apa yang akan kita kendalikan. Lihat kembali, enam subjek pengendalian di atas. Subjek mana yang sedang kita kembangkan.

Ambi sebagai contoh, Siti Muthmainah dan Ika Kurniati, PTP Muda, melakukan pengendalian penerapan model pembelajaran jarak jauh melalui video conference yang dilakukan oleh Pusdatin bersama para Duta Rumah Belajar pada awal masa pandemik di mana siswa harus belajar di rumah (BDR). Pemberian layanan pembelajaran jarak jauh merupakan solusi cepat dan  pada saat itu. Hasil pengendalian kemudian ditulis dalam sebuah laporan. Contoh lain,  dalam pedoman satuan hasil kerja jabatan fungsional PTP diilustrasikan; Diana, seorang PTP Muda mengendalikan model pembelajaran terhadap pemanfaatan hypermedia melalui pemantauan, observasi, supervisi, dan pembinaan  mata pelajaran Biologi SMU pada portal Rumah Belajar. Di sini subjek pengendaliannya jelas, yaitu mengendalikan pemanfaatan hypermedia, itu berada pada point b dari enam subjek pengendalian di atas. Bagaimana Diana bisa mengendalikan pemanfaatan hypermedia? Untuk itu, Diana harus membaca pedoman, panduan, ataupunpetunjuk teknis dari pemanfaatan hypermedia portal Rumah Belajar. Tanpa itu, Diana tidak tahu cara mengendalikannya. Diana juga harus punya indikator-indikator spesifik keberhasilan yang spesifik. Indikator dapat diambil atau dirumuskan dari pedoman atau panduan. Selanjutnya, agar pengendalian dapat dilakukan dengan mudah, maka diperlukan instrumen pengendali. Instrumen bisa berupa form daftar isian (cek list), daftar pertanyaan, ataupun kuesioner, dll.  Dengan memiliki pedoman, indikator, dan instrumen, maka Diana bisa menyusun jadwal pengendalian, menentukan responden, dan melaksanakan kegaiatan pengendalian. Hasil pengendalian dapat dituliskan dalam laporan pengendalian. Selama proses pemngendalian, apabila Diana menemukan hal-hal yang tidak sesuai dengan pedoman atau tidak memenuhi indikator, maka Diana bisa mengkomunikasikannya dengan responden (pelaksana lapangan) untuk memperbaiki proses agar sesuai dengan rancangan. Demikian gambaran singkat pengendalian.

Untuk mengetahui lebih lanjut terkait alat-alat pengendalian suatu program media atau model pembelajaran, silakan lihat pada unsur kegiatan; Perancangan. Dalam kegiatan perancangan, antara lain Anda diminta menyusun; 1) Rancangan model/aplikasi pembelajaran, 2) Standar layanan model/aplikasi, 3) Pedoman/panduan pengelolaan, 4) Petunjuk pelaksanaan/pemanfaatan. Semua itu dapat menjadi modal bagi para pengendali.

Baiklah, mudah-mudahan tulisan singkat ini bermanfaat dan tidak menambah kebingungan. Tapi kalau masih bingung juga, jangan khawatir, itu tanda-tanda semangat belajar Anda sedang tinggi. Peliharalah itu. Mohon maaf atas segala kekeliruan, wassalam (Kusnandar, PTP Madya Pusdatin).

 

Daftar Referensi

Kemendikbud, Pedoman Standar Satuan Hasil Kerja Jabatan Fungsional Teknologi Pembelajaran, 2019

Kusnandar, paparan tentang 17 Langkah Pengembangan Bahan Belajar Berbasis Web, Pustekkom 2008

Kurniawati, Ika, Tri Haryatmo, Modul Pelatihan Pengendalian dan Evaluasi Penerapan Model Pembelajaran dan Pemanfaatan Media Pembelajaran, Pusdiklat Kemendikbud, 2018

Muthmainah, Siti, dan Ika Kurniawati, Laporan Pengendalian Penerapan Model Pembelajaran Jarak Jauh Melalui Video Conference Sapa DRB, 2020

Permenpan No. 28 tahun 2017 tentang Jabatan Fungsional Pengembang Teknologi Pembelajaran

Lampiran Permenpan No. 28 tahun 2017

Pengertian Pengendalian (Controlling) dan Empat Langkah Pengendalian

https://ilmumanajemenindustri.com/pengertian-pengendalian-controlling-empat-langkah-pengendalian/

Pencipta Lagu Anak yang Pernah Berjaya di Indonesia

https://kumparan.com/kumparanhits/5-pencipta-lagu-anak-anak-yang-pernah-berjaya-di-indonesia

Winduro, Wiwied, Pengertian Monitoring dan Evaluasi

https://www.academia.edu/7664099/PENGERTIAN_MONITORING_DAN_EVALUASI

Winderl, Thomas, What is the differrence between monitoring and evaluations?

https://www.youtube.com/watch?v=X2ZzpuE1us4