BERADU NYALI DAN INSPIRING HINGGA KE PULAU YOI

Kunjungan berbagi ke Bupaten Halmahera Tengah adalah perjalanan ke -3 untuk kegiatan Road Show Duta Rumah Belajar tahun 2020 untuk berbagi bersama guru di daerah 3T. Kali ini saya lakukan untuk mendampingi para guru dan siswa dalam pembelajaran jarak jauh selama masa pandemic Covid 19 bersama Rumah Belajar. Pukul 7.30 Wit Pesawat SUSI Air telah lepas landas dan membawa kami menuju pulau Gebe.
Dalam perjalanan ini saya memperoleh kejutan dan pengalaman baru yang seru di Pulau Gebe Kabupaten Halmahera Tengah. Hanya butuh waktu 1 jam 30 menit kami telah melihat keindahan pulau Gebe dari udara. Pesawat berputar sesaat dan kemudian turun dengan cepat lalu mendarat dengan selamat di bandara pulau Gebe.
Dari jauh tampak beberapa orang panitia telah menjemput saya untuk menuju ke beberapa sekolah untuk berkunjung di desa Kapaleo dan desa Sanafi. Dalam kunjungan ini saya menyampaikan beberapa hal penting kepada para guru dan siswa agar tetap bersemangat dalam belajar meski dalam keterbatasan sarana dan prasarana teknologi untuk pembelajaran jarak jauh.Dari SD Sanafi saya melanjutkan perjalanan ke Pantai Umera karena dari sanalah saya akan melanjutkan perjalanan menuju Pulau Yoi yakni pulau terjauh dan terpencil dan merupakan perbatasan antara provinsi Maluku Utara dan Papua serta Papua Nugini. Saat tiba di pantai cuaca begitu cerah dan matahari bersinar begitu terik. Beberapa orang panitia bersigap membungkus laptop dan sepatu dan segera diletakkan di atas perahu sambil dibungkus lagi dengan beberapa terpal plastik . Setelah berfoto sebentar di pasir putih pantai Umera Pulau, kami pun bergegas ke pulau Yoi . Perjalanan ini sangat seru dan ditempuh selama 1 jam dengan perahu kecil dengan dua mesin bertenaga 15 pk. Saya duduk paling tengah bersama kepala sekolah SMPN 18 Umera Halmahera Tengah. Suasana menjadi hening selama perjalana kami karena ombak yang menghantam kami dan seluruh badan kami basah kuyup. Mata pun tak bisa dibuka karena terkena cipratan air luat dan membuat mata agak perih.Pukul 11.30 Wit saya telah tiba di bibir pantai Pulau Yoi, dan terlihat dari jauh masyarakat , para guru dan siswa sekolah yang datang menjemput dengan adat pulau Yoi. Kegiatan ini dibuka secara resmi oleh kepala desa Umiyal dan dihadiri oleh para peserta guru SD dan SMPN 22 Halmahera Tengah yang berjumlah 20 orang.
Saya dengan kondisi baju yang basah tetap melanjutkan menyampaikan materi karena saya tidak membawa baju ganti (sebelumnya saya tinggalkan di penginapan sebelum menyeberang ke pulau Yoi). Setelah sesi acara pembukaan acara dilanjutkan dengan makan siang bersama masyarakat dan guru desa Umiyal.
Kegiatan dilanjutkan pada sesi ke-2 dengan penyampaian materi tentang mendesain sekolah piloting Rumah Belajar di daerah 3T dengan memanfaatkan Portal Rumah Belajar dalam desain pembelajaran jarak jauh dan tatap muka (Blended Learning). Sebagai duta Rumah Belajar Maluku Utara, saya juga menyampaikan teknik dan cara melaksanakan pembelajaran secara offline dengan memanfaatkan VHD rumah belajar . Para peserta sangatĀ  antusias dan bersemangat untuk menerima dan berusaha menyimak materi yang disampaikan oleh saya.Kondisi sekolah di desa Umiyal ini,sangat susah diakses jika ombak laut menggila. Sekolah ini hanya memiliki fasiitasĀ  yang juga masih jauh dari lengkap. Sumber air yang digunakan diambil dari sumur yang digali oleh masyarakat di dekat sekolah. Mereka tidak memiliki fasilitas listrik PLN apalagi internet. Sekolah SMPN 22 Halmahera Tengah ini menggunakan mesin diesel untuk memperoleh listrik di sekolahnya.
Sekolah ini memiliki tiga rombongan belajar dengan jumlah siswa sebanyak 31 orang. Untuk kebutuhan sehari-hari dan persiapan belajar bersama siswa di kelas biasanya guru menyiapkan stok selama sebulan. Setelah seluruh acara pendampingan ke sekolah di Pulau Yoi selesai, saya dan rombongan panitia kembali ke pantai untuk melanjutkan perjalanan ke desa Umera dan Kembali ke pulau Gebe untuk bersiap-siap beristirahat malam ini. Mimpi saya tentang negeri Al-Mulk ini pun berlanjut . Keterbatasan harus kita ubah menjadi peluang untuk bisa meraih mimpi yang lebih besar.