Menjadi DRB Itu Bonus

Menapaki liku wilayah Arso, suatu daerah pelosok di Papua yang bukan termasuk daerah tertinggal dan bukan pula termasuk daerah perkotaan. Namun saya melihat antusias untuk perubahan sangatlah tinggi. Kali pertama saya menginjakkan kaki di Arso tahun 2008 akhir saya sangat antusias melihat apresiasi wajah murid yang rela datang ke rumah gurunya untuk menanyakan cara mengerjakan soal fisika yang saya berikan. Kala itu, saya mengajar di SMA Negeri 2 Skanto masih menggunakan kapur tulis. Jadi dengan media pembelajaran interaktif menggunakan aplikasi Macromedia Flash 8 yang pernah saya buat pada tahun 2006 tidak begitu berpengaruh terhadap proses belajar mengajar di kelas. Sayapun akhirnya vakum dari membuat media selama 14 tahun.

Pada saat pandemi akhir Maret 2020, saya baru tergugah mengikuti diklat daring, salah satunya adalah PembaTIK 2020 yang diselenggarakan oleh Pusdatin Kemdikbud. Proses demi proses saya lalui walaupun tidak mudah. Dari Level 1 bertajuk Literasi, Level 2 Implementasi, Level 3 Kreasi, dan Level 4 Berbagi. Lolos hingga level 4 ini sungguh suatu anugerah luar biasa yang telah Allah SWT titipkan kepada saya untuk menjaga amanah yaitu mencerdaskan anak bangsa. Harapan saya waktu itu hanya ingin membuat perubahan kecil dalam kelas saya sehingga saya mampu memerdekaan anak dalam belajar dengan cara membuat media pembelajaran yang menyenangkan dan dirindukan. Saya optimis bahwa ketika guru melakukan perubahan ke arah yang lebih baik sekecil apapun pada diri dan lingkungannya maka perubahan besar nantipun akan berdampak. Saya tidak menutup mata bahwa di luar sana ada ribuan guru melakukan perubahan sesuai dengan cara dan kemampuannya, namun saya tidak boleh berkecil hati dengan kemampuan saya. Sebagai rasa syukur atas kemampuan yang Allah titipkan kepada saya, maka sayapun akan berusaha mengembangkan kemampuan saya dan terus memperbaiki dengan terus belajar berkolaborasi dan berbagi.

Awal pandemi saya sempat berkolaborasi swadaya dengan pihak Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kab. Keerom dengan membuat Pelatihan Daring Google Classroom yang diikuti oleh 55 peserta dari guru tingkat PAUD, SD, SMP, dan SMA/SMK. Kesan yang saya dapatkan dari pelatihan tersebut adalah bahwa guru-guru merasa sangat perlu meningkatkan pengetahuan tentang pembelajaran berbasis TIK. Oleh karenanya saya mengikuti pembaTIK ini karena ingin membawa perubahan yang berdampak, khususnya untuk guru-guru di wilayah Arso tempat tinggal saya. Saya pernah menggunakan juga Google Classroom, namun murid menggunakan akun yang tidak sesuai dengan nama aslinya sehingga membingungkan pada saat penilaian. Akhirnya saya mencoba membuat website yang merupakan situs gratis yang disediakan oleh google dan dapat dimanfaatkan oleh guru ataupun murid. Di website saya www.inobelfisika.com banyak menu yang disediakan untuk dapat diakses oleh guru, murid, dan orangtua. Inobel fisika kepanjangannya adalah inovasi pembelajaran fisika. Saya mempunyai ide membuat website ini karena dibantu oleh portal rumah belajar. Portal Rumah Belajar adalah sebuah platform berbasis pendidikan yang menyediakan konten gratis dari beragam jenjang mulai dari tingkat PAUD sampai SMA/SMK. Saya merasa sangat terbantu dengan memanfaatkan portal Rumah Belajar. Di dalam portal Rumah Belajar ada 4 fitur utama yang menarik, yaitu Sumber Belajar, Laboratorium Maya, Bank Soal, dan kelas digital. Kondisi di daerah Arso belum memenuhi syarat untuk diadakannya pembelajaran secara daring sehingga fitur yang saya integrasikan di dalam website saya hanya tiga saja, yaitu Sumber Belajar, Bank Soal, dan Laboratorium Maya. Konten yang saya masukkan dalam website saya dapat diunggah secara online dan dapat didistribusikan secara offline.

Hal yang paling membuat selama saya menggunakan website adalah bahwa ketika murid mengisi kolom kesan/pesan saat mengerjakan tugas pada tautan link yang saya bagikan. Kesan yang dituliskan beragam, yang paling terkesan adalah ketika murid merasakan dampak positif dari penggunaan website dalam pembelajaran fisika. Pembelajaran yang terkemas sederhana namun sarat makna. Sekolah di wilayah Arso yang saya jadikan target sosialisasi karena masih dalam satu distrik dengan SMA Negeri 2 Skanto, yaitu SMP Negeri 2 Skanto dan SD Inpres 1 Arso 4. Pada pertemuan di SD Inpres Arso 4 yang mengikuti kegiatan tersebut berasal dari guru-guru MI Al-Azhar Arso 4 dan SD Inpres 2 Arso 4. Total keseluruhan peserta yang mengikuti kegiatan sosialisasi website pembelajaran inobel fisika sebanyak 65 guru.

Rangkaian tugas yang diberikan untuk peserta pembaTIK level 4 tidak berhenti di sosialisasi saja, namun ada tugas lain yaitu membuat blog, vlog dan tugas 4 modul yang harus dikerjakan didalam LMS simpatik, seperti refleksi modul dan tugas akhir modul. Kegiatan sosialisasi dari masing-masing pesertapun beragam, ada yang tatap muka dan ada pula yang tatap maya. Alasan saya menggunakan tatap muka karena di daerah Arso telah membolehkan tatap muka terbatas dan juga jaringan yang tidak semua wilayah stabil sehingga yang saya pilih adalah tatap muka terbatas sebanyak 3 kali. Saya tidak berharap banyak dari apa yang saya telah lakukan, karena membuat perubahan harus dimulai dari diri sendiri dan di lingkungan kita tinggal. Terlebih 14 tahun sudah lama saya tinggalkan, jadi untuk memulai butuh proses dan waktu yang panjang. Saya tentunya sangat mendukung teman-teman yang telah berkarya jauh di atas saya, namun saya harus tetap semangat pantang menyerah dengan segala keterbatasan yang saya miliki. Saya harus yakin bahwa janji Allah itu pasti dan saya harus mempunyai niat yang tulus untuk negeri ini. Menjadi Duta Rumah Belajar (DRB) hanyalah sebuah bonus spesial yang diberikan kepada yang terbaik karyanya untuk dunia pendidikan. Visi saya adalah menciptakan perubahan yang berdampak bagi kemajuan pendidikan khususnya dimana saya tinggal.  Pada kesempatan berbagi ini tidak berhenti sampai disini, saya akan melakukan terobosan kepada rekan guru di daerah saya untuk memanfaatkan portal rumah belajar dengan mengadakan pelatihan yang bekerja sama dengan pihak Dinas Pendidikan dan Kebudayaan secara berkesinambungan hingga menghasilkan perubahan yang berdampak bagi dunia pendidikan. Saya sangat yakin masih banyak guru yang ingin belajar dan berkarya di dunia pendidikan. Guru selaku pendidik harus menjadi teladan, penyemangat dan pendorong laju pendidikan. Guru harus seirama dengan perubahan, guru harus mampu menghadirkan wajah merdeka belajar. Merdeka belajarnya, rumah belajar portalnya, maju Indonesia.