Mengapa Saat Menulis Alami Writer Block?

Menulis menjadi aktifitas yang cukup menyita waktu. Bagi sebagian orang, beranggapan bahwa menulis itu membutuhkan waktu yang cukup. Menulis bukan sekadar bakat, tapi juga keterampilan. barat mata pisau, jika semakin diasar, maka seseorang akan makin mahir dalam menulis. Siapa yang boleh menulis?Siapapun bisa dan boleh menulis. Termasuk para guru. Tak sedikit guru yanh merasa kesulitan saat menulis. Pola pemahaman menulis dan keterampilan merangkai kata tak bisa dihindari. Nyaris banyak guru yang terjebak pada zona nyaman dengan tidak menulis.

Sebenarnya mudah bagi kita untuk bisa menulis. Hal tersebut menurut pendapat Saleh Abbas (2006:125), keterampilan menulis adalah kemampuan mengungkapkan gagasan, pendapat, dan perasaan  lain dengan melalui bahasa tulis. Ketepatan pengungkapan gagasan harus didukung dengan ketepatan bahasa yang digunakan, kosakata dan gramatikal dan penggunaan ejaan.Senada dengan Saleh Abas, maka Henry Guntur Tarigan (2008: 3), keterampilan menulis adalah salah satu keterampilan berbahasa yang produktif dan ekspresif yang dipergunakan untuk berkomunikasi secara tidak langsung dan tidak secara tatap muka dengan pihak lain.

Dari pendapat tersebut, dapat disimpulkan bahwa menulis merupakan keterampilan mengungkapkan gagasan atau ide melalui bahasa tulis sebagai wujud komunikasi. Maka, guru saat ini harus mampu dan mau menulis. Banyak bahan yang bisa dijadikan untuk menulis. Kita saja yang kadang kurang sensitif menangkap ide. Ide itu berkeliaran di sekitar kita. Kita saja yang selalu mengcancel ide itu sehingga menguap. Nah, percaya guru bisa menulis?

Guru hebat saat ini dituntut bisa menulis. Lantas dari mana mulai menulis?Ya, dari sekarang!Menulis itu bisa dimulai kapanpun saat kita punya ide. Menulis sebagai keterampilan, diyakini akan terasah apabila kita terus berlatih. Pun demikian para guru, jika mau menulis, maka akan lahir banyak karya tulis. Apakah kendala yang biasa dialami sata menulis selain ide?Biasanya kesulitan memulai menulis, atau saat menulis tapi mengalami writer block atau kebuntuan saat menulis. Jika demikian apa yang harus dilakukan guru saat menulis?Mengapa bisa terjadi writer block?Siapapun bisa dan pernah mengalami writer block bukan hanya penulis. Siapapun yang akan menulis bisa mengalam hal demikian.

Orang yang mengalami writer blcok biasanya pertama memiliki ekspektasi tinggi. Target-target yang muluk misalnya tulisannya harus bagus, dan sempurna sesuai kriteria. Hal tersebut bisa berdampak secara psikologi pada penulis.Berikutnya amarah, penulis yang mengalamai writer block akan cepat marah, emosi karena tekanan. Selanjutnya apatis, buktinya saat mengalami kebuntuan, seseorang akan cenderung diam, apatis, cuek, menyendiri dan melamun. Hal tersebut justru akan menjadikan kita tidak berkembang. Berikutnya mengalami kegelisahan. Mengapa? Karena ia merasa  jengkel dan tidak percaya diri saat tulisanya kurang bagus. Saran saja, lupakan itu, mulailah memahami teknik menulis, merangkai kata dan seni lainnya.

Nah, dengan memahami kendala writer block maka penulis atau guru akan bisa mencari jalan keluar. Ternyata writer block bisa berdampak psikologis kan?Nah, sedangkan sarana untuk berlatih menulis, misalnya melalui media sosial. Guru yang biasa menulis story di medsosnya, akan semakin lihai dalam merangkai kata. Orang atau guru yang mampu memproduksi tulisan dengan cepat dan benar, berarti dia memiliki keterampilan menulis yang bagus. Bukan hanya itu, dia juga telah mampu mengeksplore ide dan berkomunikasi dengan baik. Nah, kapan guru mulai menulis?Bisa saja melalui sarana lain semisal blog. Blog pribadi atau website dapat menjadi sarana menulis cukup efektif. Salah satunya blog pena kemendikbud.