BUDAYA MEMBACA KITA RENDAH

membaca

Ketahuilah bahwa budaya membaca Indonesia berada pada peringkat paling rendah dengan kisaran nilai 0,001 artinya dari tiap seribu orang penduduk Indonesia, hanya satu yang masih memiliki budaya membaca tinggi.

Wahai para generasi penerus bangsa, ada satu pertanyaan yang mungkin kurang begitu penting, akan tetapi kalau kita menghormatinya kita akan mengerti akan pentingnya hal tersebut. Pernahkah kita semua memperingati atau sekedar mendengar pada Hari Buku Nasional yang jatuh setiap tanggal 17 Mei?? Sejak ditetapkan tahun 1980 lalu, peringatan Hari Buku Nasional belum cukup terdengar. Masih banyak diantara kita yang belum memperingati atau mungkin tidak memperhatikan. Padahal buku disebut-sebut sebagai jendela ilmu. Sebenarnya bagaimana nasib buku dan budaya baca di Indonesia saat ini??

Membaca menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) berarti melihat, memahami isi dari apa yang tertulis (dengan melisankan maupun hanya dalam hati). Aktifitas membaca biasanya dilakukan untuk menelaah hasil pemikiran seseorang melalui tulisan dengan tujuan untuk mencerahkan jiwa, menambah informasi, atau bahkan memberikan solusi.

Ketika dahulu Bangsa Indonesia sedang terjajah, buta huruf tentunya menjadi masalah mengingat susahnya mengenyam pendidikan, namun kini setelah 74 tahun Indonesia merdeka dan semakin banyak masyarakat yang bisa menikmati pendidikan, seharusnya tingkat minat baca masyarakat Indonesia bisa bertambah baik, namun hal ini sangat berbanding terbalik dengan kenyataan yang kita alami sekarang. Kita bahkan dikenal sebagai bangsa yang rendah sekali minat bacanya, padahal minat baca ini bisa menjadi tolak ukur tingkat kemajuan pendidikan dan kualitas suatu bangsa. Namun tampaknya minat dan budaya ini masih jauh dari perilaku bangsa kita.

Jika merujuk data yang pernah dikeluarkan oleh Badan Pusat Statistika (BPS) pada tahun 2012 dijelaskan bahwa sebanyak 91,68% penduduk berusia 10 tahun ke atas lebih menyukai menonton televisi, dan hanya sekitar 17,66% yang menyukai membaca surat kabar, buku atau majalah. Selain itu, data yang dikeluarkan oleh UNESCO, menurut surveynya hanya ada 1 orang dari 1000 orang di Indonesia yang memiliki minat baca yang tinggi.

Bukan maksud penulis untuk mengecilkan hati, tapi inilah fakta yang ada di sekitar kita. Fakta di atas tentu sangat memprihatinkan, mengingat budaya membaca sangat erat kaitannya dengan kultur sebuah generasi. Jika generasi sekarang memiliki minat baca rendah, bagaimana mungkin akan mengharapkan generasi mendatang untuk menjadi teladan bagi anak cucu jika membudayakan membaca saja tidak bisa, apalagi sampai mengharapakan untuk bisa menjadi bangsa yang berkualitas. Tentu hal ini perlu kita benahi dan sikapi bersama untuk menjadikan bangsa ini memasuki era industry 4.0 termasuk menjadikan dari negara berkembang menuju negara maju.

Mengingat wahyu pertama kali yang di berikan kepada Nabi Muhammad yakni surat Al Alaq yang ayat pertama berbunyi : “Bacalah dengan menyebut nama Tuhanmu yang menciptakan”. Jadi Allah SWT sudah jelas – jelas menerangkan budaya membaca itu sangatlah penting.

Mungkin mulai dari tahap yang kecil-kecil terlebih dahulu step by step yakni menyukai membaca. “Small steps, consistenly taken, will make a difference!”. Dengan keyakinan itulah, kita terapkan perlahan lalu kita upayakan dengan bentuk usaha, maka sampailah pada “titik” yang kita harapkan. Baik itu kesuksesan, kemakmuran, maupun kebahagian di dunia maupun di akherat.(anz)

Achmad Nizar Zulmy

Guru SMP Negeri 48 Surabaya