Rumah Belajar di Pulau Bunyu, Kalimantan Utara

Bunyu, sebuah pulau kecil yang terletak di garis terluar wilayah Provinsi Kalimantan Utara memiliki kandungan Sumber Daya Alam (SDA) yang melimpah ruah, contohnya minyak bumi, gas, dan batubara. Tak heran mengapa di sebuah pulau kecil ini di bangun sebuah sekolah vokasi dengan basic pembelajaran yaitu mengenai energi dan pertambangan. Sehingga, banyak warga Pulau Bunyu yang menyekolahkan anaknya pada tingkat satuan pendidikan menengah kejuruan ini dengan harapan ketika lulus dapat langsung bekerja pada perusahaan-perusahaan tambang yang ada di Pulau Bunyu.

Dalam perkembangannya, setiap guru pada sekolah vokasi di Pulau Bunyu ini menerapkan teknologi untuk menunjang kegiatan belajar mengajar yang efektif sehingga tiap-tiap peserta didik akan timbul Technology Awareness. Tetapi, hanya sebatas menggunakan perangkat TIK untuk menyampaikan isi dan maksud dari pelajaran tanpa menggunakannya secara lebih lanjut.

Hadirnya Rumah Belajar, sebagai platform edukasi “satu pintu” pada era 4.0 ini, seakan membuka wawasan lebih mendalam bahwa guru milenial pun harus jauh lebih “melek” teknologi apalagi seorang guru teknik. Dengan Platform ini, guru dapat lebih berkreasi secara merdeka dan dapat berbagi dengan guru-guru dari seluruh Indonesia, sehingga apa yang menjadi kelemahan dan kekurangan kita sebagai guru pulau maka akan diminimalisir dengan adanya bantuan dari guru-guru lain menggunakan fitur yang ada di Rumah Belajar. Sehingga, proses pembelajaran pun akan semakin bervariatif dan efektif.

Sejalan dengan hal itu, seorang guru teknik muda dengan latar belakang non pendidikan juga ikut ambil bagian dari apa yang disebut Rumah Belajar. Ia ingin mengintegrasikan metode pembelajaran yang inovatif, efektif dan up to date ke dalam metode pembelajarannya menggunakan platform Rumah belajar. Segudang rasa penasaran yang kemudian membawanya untuk mencoba membuat akun di Rumah Belajar lalu membuat sebuah Kelas Maya, dengan harapan ia mampu meingtegrasikan kelas tatap muka dan kelas virtual. Apabila kelas tatap muka dirasa belum efektif, maka ia juga dapat melengkapinya pada program online atau kelas maya.

Ia mengaku takjub dengan adanya platform ini, ia kemudian mengajak peserta didiknya untuk bergabung dan menjadi bagian dari Rumah Belajar, kemudian bergabung pada Kelas Maya yang telah ia buat. “Ini sangat efisien sekali, mudah dan sangat membantu, kebetulan saya yang sering dinas untuk mengurus program keahlian, seghingga saya jarang masuk kelas. Sekarang ada solusi praktis, saya dapat menggunakan fitur ini dan saya bisa memantau kelas dari jarak jauh. Terima kasih Pusdatin, Saya merasa terbantu dengan Rumah Belajar”, paparnya. 

Kelas Pengetahuan Industri Migas yang ia buat untuk jenjang Kelas X (Sepuluh) SMK, menjadi platform untuknya dalam kegiatan belajar menfajar daring, sehingga seluruh peserta didik di sekolahnya khusus program Bor Minyak kelas sepuluh telah terdaftar menjadi anggotanya. Hal itu, membuat ia sangat mudah untuk berinteraksi dalam rangka mengkonfirmasi pengetahuan, mengvaluasi pembelajaran dan memonitor kinerja peserta didik dimana saja dan kapan saja. Tak lupa, ia mengajak kepada seluruh guru disekolahnya untuk ikut menggunakan fitur Rumah Belajar untuk program pembelajaran yang lebih seru dan inovatif. Meskipun letak pualunya di area terluar Kalimantan Utara, akses internet lumayan lancar sehingga tidak banyak terdapat kendala dalam penggunaan Rumah Belajar. 

Salam Rumah Belajar