Sosialisasi Rumah Belajar Solusi Belajar Tanpa Batas

Saat ini terdapat perubahan paradigma pembelajaran yang dulu berpusat pada guru sekarang berpusat pada siswa. Siswa mendapat informasi yang luas dari segala sumber seperti internet, portal, instruktur, pakar, perpustakaan, guru, kelas dan komunitasnya. Belajar bukan lagi sebatas kelas yang dibatasi tembok. Belajar ada di genggaman menggunakan gawainya masing masing. Rumah Belajar hadir sebagai solusi belajar tanpa batas. Dimana motto nya adalah belajar kapan saja, dimana saja, dan dengan siapa saja. Pengguna dapat menggunakan Rumah Belajar dimana saja, kapan saja dan dengan siapa saja hanya  bermodalkan  gawai atau laptop  yang dipakainya dengan kuota bahkan bisa tanpa kuota setelah kontennya di unduh.

Pemanfaatan Rumah Belajar perlu terus masif digerakan. Sebagai calon Duta Rumah Belajar tahun 2019. saya memiliki kesempatan luas untuk mensosialisasikan apa dan bagaimana  aplikasi Rumah Belajar itu di gunakan. Kesempatan luar biasa ini saya manfaatkan dengan baik, disela kesibukan yang lain tentunya. Dengan waktu yang sangat minimal saya coba memulai sosialisasi Rumah Belajar. Strategi yang saya gunakan dalam kegiatan sosialisasi adalah malalui 3 moda yaitu tatap muka, videoconference, dan media sosial.

Hal ini didasarkan karena ada kewajiban utama yang harus saya kerjakan yaitu sebagai ibu rumah tangga dan mengajar di SMP N 1 Cigandamekar. Sangat minimal saya bisa meminta ijin untuk sosialisasi ke sekolah lain. Sehingga sosialisasi tatap muka saya lakukan adalah direkan-rekan instruktur VCT yang kebetulan ada kegiatan penguatan di waktu yang sama. Lebih diutamakan di sekolah untuk siswa dan guru, kepada rekan-ekan MGMP IPA Gugus Cilimus dan masyarakat sekitar rumah. Moda yang kedua yang saya lakukan adalah melalui videoconference menggunakan aplikasi webex.com yang bisa memudahkan penyampaian informasi ke segala penjuru.  Moda yang ke tiga yang saya gunakan adalah melalui postingan media massa. Ada banyak media massa yang saya gunakan tetapi saya lebih fokus pada aplikasi facebook. Kenapa?  karena aplikasi ini lebih banyak digunakan baik oleh siswa maupun masyarakat umum. Jumlah partisipan/teman yang mencapai 5000 orang menjadi modal popstingan saya di Facebook.

Adapun kegiatan sosialisasi yang telah dilakukan adalah

  1. Sosialisasi Rumah Belajar di kegiatan penguatan  instrukur VCT yang diselengarakan oleh TI Komdik Jawa Barat
  2. Laporan kegiatan kepada kepala Sekolah dan rencana tindak lanjut pendampingan di sekolah
  3. Sosialisasi dan Pendampingan Rumah Belajar bersama Guru SMP N I Cigandamekar
  4. Sosialisasi pemanfaatan Rumah belajar di MGMP IPA Gugus Cilimus
  5. Sosialisasi dan mendampingi Rumah Belajar Bersama siswa SMP N I Cigandamekar
  6. Sosialisasi di masyarakat sekitar rumah
  7. Sosialisasi Rumah Belajar melalui Videoconferensi bersama Calon Duta Rumah yang lain
  8. Sosialisasi Rumah Belajar melalui media sosial

Materi yang saya sampaikan saat sosialisasi menggunakan power point  yang diberikan pada saat bimtek tatap muka level 3.  Materi yang diberikan meliputi :

  1. Peran Pendidik Dalam Pendidikan Era Revolusi Industri 4.0
  2. Dasar hukum rumah belajar
  3. Pentingnya literasi digital
  4. Rumah Belajar sebagai penujang pembelajaran dikelas
  5. Rumah Belajar untuk praktek simulasi
  6. bagaimana mengikuti kegiatan pelatihan di pembaTIK
  7. Pengenalan Fitur Rumah Belajar https://belajar.kemdikbud.go.id/

Fitur utama :

  1. Kelas Digital
  2. Sumber belajar
  3. Bank Soal
  4. Laboratorium Maya
  5. Buku Sekolah elektronik
  6. Modul Digital
  7. Peta Budaya
  8. Wahana Jelalah Angkasa
  9. Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan

Fiitur pendukung lainnya Karya Komunitas, Karya Guru, Karya Bahasa dan Sastra, dan partner Rumah Belajar

  1. Inovasi Pembelajaran melalui aplikasi http://sibatik.kemdikbud.go.id/pjj/guest-view.php?id=6

Respon peserta terhadap pelatihan dan kendala yang ditemukan pada saat pelatihan adalah :

Menurut Kepala sekolah SMP N I Cigandamekar, Aris Riswanto menyatakan  “Rumah Belajar sangat menarik,  saya sangat setuju dan mendukung Rumah Belajar dimanfaatkan di sekolah kita, yang perlu dipersiapakan adalah bagaiaman penerapan di kelas minimalnya yang 4 mata pelajaran yang di UN kan”, ujarnya. Kami berkoordinasi dengan kurikulum untuk menerapkan dan membudayakan penggunaan laboratorium komputer dan atau penggunaan gawai dimata pelajaran untuk pemanfaatan Rumah Belajar. Walaupun masih diakui dalam penggunaan gawai masih banyak kekhawatiran penyalahgunaannya.

Menurut teman MGMP IPA gugus Cilimus, ibu Siti Soleha guru  sekolah di wilayah Kuningan menyatakan “sangat terkesan, banyak ilmu dan kemudahan  yang didapat dalam menyamapaikan materi di Rumah Belajar”. Ketika di tanya apakah mampu diterapkan dikelas? jawabnya adalah “bisa tetapi saya nya harus banyak belajar lagi” dan tentunya harus ada jaringan internet.

Menurut siswa yang bernama Salsabila kelas 9 D “Rumah Belajar aplikasi yang sangat cocok bagi siswa SD, SMP, SMA karena fitur fiturnya sangat menarik dan memiliki konten konten yang sangat memotivasi kita untuk semangat lagi belajar”. Menurut teman temannya yang lain Rumah Belajar itu asyik, menyenangkan, mudah dipahami dan pastinya gratis.

Secara umum dari sosialisasi yang kami lakukan mendapatkan masukan sebagai berikut :

  1. Semua peserta setuju Rumah Belajar baik dan bagus serta sumber belajarnya sangat interaktif apalagi adanya video pembelajaran
  2. Peserta tertarik dengan sosialisasi tetapi ketika praktek masih terkendala dengan susah masuk, jaringan, dan tampilan di gawai yang sedikit berbeda dengan di laptop
  3. Peserta sangat senang dipandu step by step dalam pemanfaatanya
  4. Untuk pemanfaatan Rumah Belajar perlu pelatihan lanjutan karena waktu yang ada tidak cukup untuk melakukan aktivitas pemanfaatan fitur-fiturnya