Jejak Duta Rumah Belajar 2018 Provinsi NTB

Menjadi Duta Rumah Belajar Tahun 2018 adalah ajang kompetisi pendidik paling bergengsi bagi saya. Mengapa demikian? Jika membandingkan dengan beberapa lomba lainnya biasanya para guru di kelompokkan berdasarkan jenjang maupun mapel yang diampu. Misal lomba Olimpiade Nasional Guru SD, Guru IPA SMP, Guru Matematika SMP dan seterusnya. Termasuk lomba guru berprestasi pun dikelompokkan berdasarkan jenjang.

Berbeda dengan ajang pemilihan Duta Rumah Belajar, para pendidik dari seluruh nusantara berkompetisi tanpa membedakan status sekolah apakah negeri atau swasta, jenjang sekolah apakah SD/MI, SMP/MTs, atau SMA/SMK/MA. Termasuk juga tidak membedakan mata pelajaran yang diampu apakah PPKn, Bahasa Indonesia, IPA, Matematika, ataupun yang lainnya. Seluruh guru lintas jenjang dan mata pelajaran berkompetensi untuk menjadi Duta Rumah Belajar. Untuk tahun 2018, terdapat sekitar 7.000an lebih guru yang ikut berkompetensi. Dan terpilih hanya 34 orang saja mewakili masing-masing provinsi. Dan saya terpilih mewakili Provinsi NTB sebagai Duta rumah Belajar 2018.

Pengalaman saya mengikuti ajang pemilihan Duta Rumah Belajar 2018 sangat berkesan. Sebab, nantinya jika terpilih akan bertugas menjadi agen Pustekkom Kemdikbud RI dalam menyebarluaskan pemanfaatan TIK dalam proses pembelajaran untuk menyukseskan Pendidikan 4.0, utamanya tentang Portal Rumah Belajar (http://belajar.kemdikbud.go.id). Portal Rumah Belajar memiliki delapan fitur utama yaitu: (1) Sumber Belajar, (2) BSE, (3) Bank Soal, (4) Laboratorium Maya, (5) Peta Budaya, (6) Wahana Jelajah Angkasa, (7) PKB, dan (8) Kelas Maya.

Untuk menjadi duta rumah belajar, kita harus terdaftar sebagai peserta diklat PembaTIK (Pembelajaran Berbasis TIK). Langkah pertama yang harus dilakukan adalah melakukan pendaftaran pada laman http://simpatik.belajar.kemdikbud.go.id. Setelah terdaftar, pastikan kita mendaftar pada pelatihan Duta Rumah Belajar sesuai provinsi masing-masing. Selanjutnya nanti melalui laman ini kita akan dibimbing untuk melalui paling tidak ada 4 level untuk menjadi seorang Duta Rumah Belajar. Keempat level tersebut meliputi : level literasi (level 1), implementasi (level 2), kreasi (level 3), dan berbagi (level 4). Setiap level bersifat penyisihan, dimana akan ada ujian pada setiap akhir bimtek. Peserta yang lulus pada level 4 akan dikukuhkan menjadi Duta Rumah Belajar Nasional 2018.

Pada level literasi (level 1) peserta PembaTIK melakukan proses belajar mandiri tentang pengetahuan dasar TIK. Kegiatan ini dilakukan dengan mengunduh materi pada laman http://simpatik.belajar.kemdikbud.go.id. Selanjutnya materi tersebut dipelajari secara mandiri. Materi yang dipelajari meliputi:

  • Pendekatan pembelajaran abad 21.
  • Dasar-dasar aplikasi pengolah kata, angka, dan presentasi.
  • Pengenalan sumber-sumber belajar di internet meliputi pengenalan fitur-fitur Rumah Belajar, TV Edukasi, dan Suara Edukasi, serta pengetahuan mengenai Internet Dasar.
  • Pengenalan TIK sebagai alat komunikasi untuk pembelajaran.

Pada level ini tidak ada interaksi dengan tutor. Pada akhir level akan ada ujian daring untuk menguji pemahaman kita tentang materi yang telah dibaca. Peserta yang mencapai passing grade dan dinyatakan lulus akan mendapat sertifikat PembaTIK level 1 (literasi) dan berhak mengikuti PembaTIK level 2 (implementasi).

Pada PembaTIK level 2, diklat masih tetap dilakukan secara daring. Namun bedanya dengan level 1, pada level 2 sudah mulai ada interaksi dengan tutor. Selain bahan bacaan, pada sistem simpatik juga tersedia forum diskusi dan tugas-tugas. Selain memahami bahan bacaan, peserta juga dituntut untuk aktif berdiskusi melalui forum diskusi. Tidak ketinggalan pula peserta diminta membuat RPP berbasis TIK (integrasi Portal Rumah Belajar) untuk kemudian dipraktikkan dalam kelas. Praktik tersebut kemudian dibuat jadi sebuah video pendek dan diupload dalam sistem simpatik maupun youtube. Pada akhir level tetap dilakukan ujian daring. Namun untuk nilai akhir diperoleh dari nilai ujian daring, tugas dan keaktifan berdiskusi. Peserta yang mencapai passing grade dan dinyatakan lulus akan mendapat sertifikat PembaTIK level 2 (implementasi) dan berhak mengikuti PembaTIK level 3 (kreasi).

Memasuki level 3, hanya 30 peserta tiap provinsi yang berhak. Artinya hanya 30 orang dengan perolehan nilai tertinggi pada level 2 yang berhak mengikuti level 3. Level 3 ini berlangsung secara tatap muka penuh selama 3 hari di setiap provinsi. Materi pada level 3 meliputi:

  • Kebijakan Pemanfaatan TIK untuk Pembelajaran.
  • Perancangan media pembelajaran berbasis TIK.
  • Pengembangan media pembelajaran berbasis TIK meliputi penyempurnaan media pembelajaran, Peningkatan inovasi dalam pembuatan media pembelajaran, Pemanfaatan fitur kelas maya, Upload media pembelajaran ke fitur Karya Guru, Pemanfaatan aplikasi Simpatik sebagai trainer, dan Membuat bahan evaluasi offline maupun online.
  • Penyusunan rencana tindak lanjut sosialisasi Rumah Belajar.

Level 3 ini adalah menjadi penentu untuk dapat terpilih menjadi Duta Rumah Belajar. Sebab nantinya hanya 1 orang dari 30 peserta yang akan dipilih untuk melanjutkan ke level 4 (berbagi) sekaligus pengukuhan menjadi Duta Rumah Belajar. Maka proses level 3 tidak berakhir begitu diklat tatap muka selesai.

Proses selanjutnya yang perlu diikuti untuk menyelesaikan tahap 3 adalah memanfaatkan fitur Portal Rumah Belajar (khususnya Kelas Maya) dan melakukan sosialisasi ke minimal 10 sekolah. Semua aktivitas yang kita lakukan selama proses ini harus terdokumentasikan dengan baik. Kelas maya yang kita buat, sekolah yang kita sosialisasi harus dibuktikan dengan foto dan bukti daftar hadir sosialisasi. Bagian akhir dari level 3 adalah penyusunan Laporan Pemanfaatan dan Sosialisasi Portal Rumah Belajar. Laporan tersebut dikirim kepada pustekkom untuk dinilai apakah kita layak atau tidak untuk terpilih ke level selanjutnya.

Pada akhir level 3, akan diambil 3 orang terbaik yang dinyatakan lulus dan mendapat sertifikat level 3. Namun yang akan mengikuti level 4 adalah peserta terbaik pertama. Pelaksanaan kegiatan level 4 berlangsung di Jakarta dalam rangkaian acara Anugerah Ki Hajar. Pada acara ini, peserta terpilih sebanyak 34 orang dari perwakilan setiap provinsi berkumpul untuk berbagi baik dengan sesama maupun dengan pengembang IT seperti google, microsoft, facebook, dan lain-lain. Pada acara ini pula, 34 orang dikukuhkan menjadi Duta Rumah Belajar yang ditandai dengan pemakaian selempang duta. Dari 34 orang tersebut terdapat 4 orang guru SD. Salah satunya saya terpilih mewakili provinsi NTB untuk menjadi Duta Rumah Belajar 2018.

Menjadi duta bukanlah akhir apalagi tujuan utama proses panjang yang dilalui kurang lebih selama 5 bulan. Setelah dikukuhkan sebagai duta, tugas selanjutnya adalah menyebarluaskan, mendampingi dan memotivasi para guru di Provinsi NTB untuk memanfaatkan TIK dalam pembelajaran. Selain melalui dunia maya, selaku duta saya kerap menjadi narasumber pelatihan di berbagai tempat. Sebut saja di Yayasan Lenterahati Islamic Boarding School, Yayasan Al Fajar Mataram, Yayasan Lukmanul Hakim, Jaringan Sekolah Islam Terpadu,  beberapa KKG di Kota mataram, dan puluhan sekolah negeri maupun swasta di Pulau Lombok termasuk beberapa kegiatan dari Kemdikbud RI.

Selain berbagi tentang pemanfaatan TIK dan portal rumah belajar, sebagai instruktur guru nasional sekaligus guru peduli literasi tak jarang pula saya berbagi tentang kurikulum 2013, penilaian kurikulum 2013, pengembangan literasi sekolah, penyusunan soal berbasis HOTS hingga penyusunan soal USBN SD secara sukarela. Tidak hanya memberi pelatihan untuk guru, saya pun kerap memberi pelatihan untuk para siswa dalam pemanfaatan TIK. Tahun 2017, atas inisiatif sendiri mengadakan ujicoba USBN SD untuk siswa SD/MI se Motivasi terkuat saya adalah menjadi pribadi yang dapat memberikan manfaat sebanyak-banyaknya bagi siapa saja, kapan saja dan di mana saja.