Hadapi Generasi Z melalui Pemanfaatan Kelas Maya Rumah Belajar

Peserta didik yang dihadapi guru saat ini merupakan generasi Z yang tidak asing lagi dengan dunia digital. Generasi Z disebut juga iGeneration atau generasi internet, lahir tahun 1995-2011. Hal ini dikemukakan oleh Andrianto (2011), Sudrajat (2012), Angelia (2016) dan Firasz (2016). Menurut mereka generasi Z memiliki karakteristik: (1) fasih teknologi/melek internet (2) sangat intens berkomunikasi dan berinteraksi melalui situs jejaring social (3) multitasking (4) bisa mati gaya tanpa gadget dan (5) lebih suka membaca artikel secara online dibandingkan membaca buku konvensional yang berlembar-lembar.

Berdasarkan ciri-ciri generasi Z tersebut, untuk menjadi seorang guru pada abad 21 ini, guru harus memiliki komitmen yang tinggi terkait dengan pengembangan diri dalam aspek pengetahuan dan keterampilan yang dimiliki, sehingga mampu menghadapi peserta didik yang notabene adalah generasi internet.

Menurut British Council, keterampilan dasar pengajaran abad 21 yang harus dikuasai oleh seorang guru dalam mengahapi generasi Z meliputi enam bagian, yaitu: (1) berpikir kritis dan kemampuan menyelesaikan masalah (2) komunikasi dan kolaborasi (3) kreatif dan imajinatif (4) kewarganegaraan digital (5) literasi digital dan (6) kepemimpinan siswa dan pengembangan diri.

Berdasarkan keterampilan tersebut, seorang guru abad 21 dituntut kreativitasnya dalam menghadirkan pembelajaran yang interaktif serta membuka wawasan peserta didik dalam memberdayakan teknologi informasi dan komunikasi sebagai sumber media. Salah satu ruang kreativitas guru dalam menghadapi peserta didik yang merupakan generasi Z adalah dengan memanfaatkan pembelajaran online. Menurut Kusnohadi (2014), pembelajaran online pada hakikatnya adalah bentuk pembelajaran konvensional yang disajikan dalam format digital melalui teknologi informasi. Salah satu penerapan pembelajaran online adalah kelas maya. Kelas maya merupakan penerapan proses pembelajaran yang dilaksanakan secara daring (online). Proses pembelajaran dapat dilaksanakan dimana saja dan kapan saja, peserta didik dapat mengikuti kelas dan menerima materi yang disediakan guru di internet. Guru dan peserta didik tidak bertatap muka langsung tetapi dapat berkomunikasi melalui chat atau video conference.

Salah satu contoh kelas maya yang sudah ada dan gratis untuk digunakan adalah kelas maya/digital yang terdapat pada fitur utama portal Rumah Belajar Kemendikbud. Kelas digital/maya ini dapat diakses pada laman https://belajar.kemdikbud.go.id/ . Berikut tampilan kelas digital yang terdapat pada portal Rumah Belajar.

Gambar 1. Beranda Rumah Belajar

Kelas maya yang terdapat pada portal Rumah Belajar merupakan sebuah learning management system (LMS) yang dikembangkan khusus untuk memfasilitasi terjadinya pembelajaran dalam jaringan (online) antara peserta didik dan pendidik kapan saja dan di mana saja. Pada waktu tertentu yang terjadwal oleh pendidik, peserta didik dapat mengikuti pembelajaran virtual dengan pendidik melalui alat komunikasi sinkronus (chat, video conference, audio conference, desktop sharing, whiteboard). Strategi pembelajaran pada kelas maya ini yaitu strategi pembelajaran lebih bersifat konstruktivistik yang menuntut pembelajaran aktif dan berpusat pada peserta didik untuk mendorong kecakapan abad 21.

Implementasi pemanfaatan kelas maya dalam pembelajaran online melibatkan pihak sekolah dalam hal ini kepala sekolah, guru, peserta didik, admin (operator) dan orang tua peserta didik. Sekolah sebagai penyelenggara kelas maya, sehingga sekolah melalui kepala sekolah membuat kebijakan untuk membuat kelas maya, mengatur, merencanakan, dan melaksanakan pembelajaran melalui kelas maya. Guru sebagai pengelola kelas memiliki peran dalam keberhasilan pelaksanaan kelas maya. Hal ini terkait dengan tugas-tugas yang harus dilakukan guru dalam merencanakan, mempersiapkan, melaksanakan, dan mengevaluasi proses pembelajaran. Siswa atau peserta didik sebagai peserta kelas maya mendapatkan fasilitas pembelajaran untuk meningkatkan pemahaman terhadap suatu materi. Peserta kelas maya dituntut kemandirian dan kesungguhan dalam mengikuti kelas. Administrator memiliki hak akses dalam mengelola keseluruhan system diantaranya mengelola master data system (mata pelajaran, kelas, statistik), mengelola akses seluruh pengguna system (penyelenggara, pendidik, peserta didik), mengatur pengelolaan seluruh kelas, monitoring seluruh aktivitas system pembelajaran, monitoring seluruh aktivitas pengguna system. Orangtua dapat memantau keaktifan siswa dalam mengikuti kelas maya sehingga dapat mengetahui perkembangan anak.

Penerapan kelas maya ini telah diterapkan oleh penulis hingga saat ini di SMAS Santa Lusia. Berdasarkan pengalaman, model yang digunakan dalam penggunaan kelas maya ini adalah model Mixed/Blended Learning. Model Blended Learning merupakan model pembelajaran yang mencampurkan model pembelajaran kelas maya dan model pembelajaran konvensional. Dalam model ini, pembelajaran kelas maya dan kelas konvensional dilakukan bersamaan ataupun bergantian sesuai dengan kebutuhan.

Menurut  Kusnohadi (2014), tugas-tugas pendidik online dalam pembelajaran kelas maya diantaranya menguasai teknologi, mendesain konten pembelajaran, mengelola sumber belajar, memabngun kemandiriran belajar siswa, menciptakan komunikasi multiarah, membangun pola interaksi aktif, mengontrol kegiatan belajar, memecahkan kesulitan belajar, menjamin hasil belajar berkualitas, mengevaluasi pembelajaran, dan mengawal siswa sampai kelulusan. Sejalan dengan pengalaman penulis, semua tugas ini telah terlaksana melalui kelas maya Rumah Belajar.

Gambar 2. Akun Kelas maya Penulis

Berdasarkan gambar 2 di atas tampak bahwa aktivitas guru di kelas maya secara umum adalah kelola kelas seperti menyiapkan kegiatan belajar berupa modul (video pembelajaran), tugas siswa, kuis, soal ujian dan melakukan evaluasi.


Gambar 3. Siswa kelas XII MIA melakukan ujian

Berdasarkan gambar 3. Siswa sedang melakukan ujian akhir kelas maya yang diawasi langsung oleh guru. Sebelum mengikuti ujian akhir, siswa harus memenuhi tugas-tugas yang ada di kelas maya seperti mengupload tugas setiap kegiatan belajar, mengerjakan kuis online, dan menanggapi diskusi.

Dengan memanfaatkan kelas maya ini, peserta didik yang saya hadapi yang merupakan generasi Z dapat membangun kemandirian belajar mereka (pembelajaran berpusat pada siswa) dan  sebagian besar meraka tertarik menggunakan kelas maya sebagai sarana dalam mengikuti proses pembelajaran.

Hal ini sesuai dengan hasil angket dari 35 siswa kelas XI MIA SMAS santa Lusia, sekitar 82,85 % menyatakan tertarik menggunakan kelas maya sebagai sarana pembelajaran dan 17,15 % menyatakan kurang tertarik menggunakan kelas maya dikarenakan beberapa faktor salah satunya adalah keterbatasan paket internet yang menyulitkan mereka melakukan aktivitas di kelas maya.

Kelas maya Rumah Belajar ini juga telah dimanfaatkan untuk meningkatkan minat dan prestasi belajar peserta didik di SMK Negeri Jumo, Kabupaten Temanggung, Jawa Tengah (Rumiyati 2014). Hasil penelitian menunjukkan bahwa peserta didik yang mengikuti pembelajaran dengan memanfaatkan kelas maya memiliki minat dan prestasi belajar lebih tinggi dibandingkan dengan peserta didik yang mengikuti pembelajaran hanya dengan memanfaatkan modul. Selain itu, berdasarkan penelitian yang telah dilakukan oleh Kurniawan (2017), menyatakan bahwa kelas maya merupakan salah satu learning Management System yang dapat dimanfaatkan untuk meningkatkan kualitas proses pembelajaran.

Berdasarkan pengalaman penulis dan hasil penelitian, kelas maya Rumah Belajar dapat dijadikan sebagai sarana pembelajaran online bagi peserta didik yang merupakan generasi Z dan juga ruang kreativitas guru untuk menyediakan pembelajaran yang interaktif yang berpusat pada siswa sesuai pembelajaran abad 21.

 

Kelas Maya….!

Belajar dimana saja dan kapan saja.

Salam, Sumitro Paulinus Sihotang, S.Pd – Duta Rumah Belajar 2018 Provinsi Sumatera Utara