Filpped Classroom Untuk Guru Tahfidz? Seperti Apa Ya Penerapannya?

Flipped Classroom merupakan salah satu strategi pembelajaran abad 21 yang menfaatkan teknologi informasi dan komunikasi dengan optimal, dimana siswa diminta untuk ‘belajar’ di rumah dengan menonton video, membaca modul atau slide presentasi, dan lain-lain yang secara struktur telah disiapkan oleh guru. Lalu, dengan pengetahuan yang didapatkan tersebut, mereka memulai pembelajaran di dalam kelas untuk menerapkan pengetahuan yang mereka dapatkan sehingga mampu mengerjakan soal-soal latihan, penerapan dalam kehidupan sehari-hari dengan tugas projek, pembelajaran kolaboratif, dan aktivitas-aktivitas lain yang mengasah keterampilan siswa.

Keuntungan dari pelaksanaan Flipped Classroom sudah bisa kita tebak, yakni pembelajaran di kelas tidak lagi akan dihabiskan dengan aktivitas-aktivitas yang bersifat lecturer, pembangunan konsep, akan tetapi dengan aktivitas memecahkan masalah, penerapan konsep lebih lanjut, serta aktivitas-aktivitas yang bersifat kolaboratif.
Semua itu dilakukan dengan harapan untuk menghasilkan instructional effect dan nurturant effect yang optimal dengan pembelajaran.

Ustadz-Ustadzah SMPIT Fitrah Insana antusias dalam acara sosialisasi Rumah Belajar

Selain itu, telah kita ketahui bersama bahwa Flipped Classroom cocok diimplementasikan pada semua mata pelajaran umum, yakni sains, sosial, bahasa, dan lainnya.

Namun, bagaimana dengan pembelajaran Tahfidz atau menghafal Al-Qur’an? Bisakah Flipped Classroom diterapkan? Dan bagaimana penerapannyaa?

Itulah salah satu diskusi yang kami lakukan saat saya berbagi tentang Flipped Classroom dan pemanfaatan Rumah Belajar di SMPIT Fitrah Insani, Bandarlampung, pada jum’at (6/9/2019).

Pada kesempatan tersebut, kami berdiskusi tentang penerapan Flipped Classroom pada pembelajaran di kelas, termasuk bagaimana penerapannya pembelajaran Tahfidz atau menghafal Al-Qur’an.

Awalnya saya kebingungan karena tak pernah terpikir menerapkan hal tersebut pada pembelajaran yang memang membutuhkan direct learning. Lalu, salah satu peserta menyampaikan usul bahwa flipped classroom bisa dilakukan dengan cara merekam audio suara guru tahfidz, membagikannya kepada siswa lalu pada pembelajaran fokus pada setoran hafalan.

Foto bersama setelah acara sharing

Saya hanya mengangguk-mengangguk mengiyakan. Solusi yang luar biasa. Ternyata memang tidak ada halangan bagi kita untuk menerapkan pembelajaran berbasis TIK di dalam kelas selama kita mau terus berinovasi.