TV Edukasi Ajak Siswa Tak Bolos Sekolah Lagi

https://www.google.co.id/url?sa=i&rct=j&q=&esrc=s&source=images&cd=&cad=rja&uact=8&ved=2ahUKEwjYoZ_iuJvdAhVJqI8KHUaiBicQjRx6BAgBEAU&url=https%3A%2F%2Flive-tv-channels.org%2Ftvcountry%2FIndonesia.html&psig=AOvVaw1H36MCt5kuELxnJ5RBTy2z&ust=1535947549253356

Bulan Agustus yang lalu, di Kabupaten Sumba Tengah Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) diselenggarakan sebuah acara besar yaitu Pacuan Kuda. Antusiasme masyarakat sangat terlihat setiap tahun ketika event ini diadakan. Dari mulai pejabat, pegawai kantor, masyarakat umum, semua membaur di lapangan tempat penyelenggaraan lomba. Orang dewasa dan anak – anak larut dalam suasana kegembiraan. Apalagi bagi masyarakat di Pulau Sumba, kuda adalah hewan yang masih dianggap sakral. Kuda hanya dipakai untuk acara – acara yang menyangkut adat istiadat dan budaya.

Persiapan untuk mengikuti perlombaan pacuan kuda dilakukan jauh – jauh hari. Biasanya para pemilik kuda akan memberikan makanan / nutrisi tambahan untuk kuda – kuda yang akan dilombakan, bahkan perlakuannya sangat istimewa. Anak – anak SD sejak kecil terbiasa untuk membantu orang tuanya merawat kuda. Mulai dari mencari rumput kuda, menyiapkan air, memberi makan, dan membawa serta mengikat kuda – kuda di tempat yang banyak rumput. Selain itu, berkenaan dengan pelaksanaan pacuan kuda, anak – anak juga dipersiapkan untuk menjadi joki kuda pacuan.

Demikian serunya acara perlombaan pacuan kuda, maka minat anak – anak untuk datang dan menyaksikan secara langsung perlombaan itu pun sangat besar. Sementara ada beberapa pertandingan yang dilaksanakan saat masih jam efektif belajar di sekolah. Akibatnya, anak – anak memilih untuk bolos sekolah.

Hal ini tentunya sangat memprihatinkan. Selain ketinggalan pelajaran, siswa juga akan kehilangan kesempatan untuk mendapatkan berbagai ilmu dan pengetahuan yang dipelajari di sekolah. Apalagi dengan diberlakukannya Kurikulum 2013, dalam satu hari harus dilaksanakan 1 pembelajaran.

Pada saat penulis berkesempatan mengenal Portal Rumah Belajar, penulis menemukan sebuah solusi untuk mengatasi permasalahan di atas. Solusinya yaitu dengan menggunakan TV Edukasi untuk mengajak anak – anak agar tidak bolos sekolah lagi. Anak – anak usia SD biasanya senang menonton televisi. Mereka betah berjam – jam duduk di depan televisi. Oleh karena di sekolah penulis, belum dilengkapi dengan televisi untuk pembelajaran, maka penulis membuka fitur TV Edukasi pada portal Rumah Belajar.

Cukup menggunakan koneksi internet dengan hotspot pribadi dari gawai penulis, maka TV Edukasi dapat ditonton oleh anak – anak di sekolah. Ada beberapa pilihan dalam penggunaan TV Edukasi yaitu : Live TV dan Video on Demand. Untuk Live TV memutar tayangan saat itu juga. Live TV bisa ditentukan sendiri berdasarkan jadwal acara pada hari tersebut. Disediakan list jadwal acara di tampilan TV Edukasi, sehingga kita bisa tahu, saat itu acara apa yang sedang tayang dan apa tayangan selanjutnya. Sedangkan Video on Demand berisi video – video dengan topik tertentu. Di antaranya ada video pembelajaran, video berita, pendidikan karakter, dll.

 

 

 

 

 

 

Saat itu, penulis menayangkan TV Live tentang “Susahnya Mendapat Air Bersih”. Kebetulan materi yang dipelajari di Kelas IV saat itu adalah Tema 2 : Selalu Berhemat Energi. Semua siswa terlihat antusias mengerumuni laptop penulis. Mereka menonton tayangan dengan seksama. Sesekali penulis mengamati ada anak yang terlihat sedih karena melihat tayangan tersebut. Mungkin anak tersebut menghubungkan tayangan yang ada dengan kondisi di daerah sekitar tempat tinggalnya yang juga kesulitan air bersih.

Setelah itu, penulis ingin menghibur anak – anak yang sepertinya “terpaksa” berangkat ke sekolah walaupun sangat ingin menonton pacuan kuda. Dengan mencari video tentang pacuan kuda. Mereka terlihat sangat senang dan berulang kali terdengar decak kagum mereka saat melihat beberapa ekor kuda berlari dengan kecepatan yang sangat baik. Salah satu anak berkomentar, “Ibu, ternyata menonton TV juga bisa di laptop.” Katanya sambil tertawa. Lalu anak lain ikut berkomentar, “Iya, apalagi bisa nonton pacuan kuda. Lebih asyik nonton di laptop. Daripada bolos sekolah terus kena debu lagi.”

Penulis merasa bangga pada anak – anak ini. Walaupun masih usia SD, namun mereka tetap bersemangat dalam upaya mencari berbagai informasi untuk belajar. Dan mereka juga bisa memilih untuk terus berangkat ke sekolah dibandingkan membolos. Terima kasih Pustekkom, terima kasih Kemendikbud. Salam dari kami semua anak – anak Indonesia di Kabupaten Sumba Tengah, Provinsi Nusa Tenggara Timur.