Sekolah Berbasis Pesantren Terkesan Kuno, MTs. Plus Al Hadi Hapus Stigma Negatif itu

Para siswa MTs. Plus Al Hadi dengan tergupuh-gupuh, berlari menuju Lab. Komputer. Pemandangan yang seperti itu sudah biasa terlihat ketika salah satu guru, meminta mereka untuk masuk ke laboratorium Komputer. Maklum, siswa MTS. Plus Al Hadi merupakan siswa sekaligus santri Pondok Pesantren. Pelarangan penggunaan alat elektronik apapun dalam lingkungan pondok pesantren membuat mereka jarang menyentuh alat teknologi apapun. Meskipun dengan keterbatasan penggunaan alat teknologi tak membuat mereka merasa terkungkung dan tertinggal tentang dunia luar yang beriringan dengan kecanggihan teknologi.

Demi mewujudkan salah satu kecakapan abad 21 yang harus dimiliki siswa tentang kecakapan teknologi, melek informasi dan media. MTS. Plus Al Hadi Padangan yang berbasis pondok pesantren tak ingin tertinggal dengan menerapkan pembelajaran berbasis TIK (PEMBATIK). Stigma Negatif tentang sistem pembelajaran yang kuno tanpa teknologi yang melekat pada sekolah yang berbasis pondok pesantren telah coba ditepis dengan penerapan Pembelajaran Berbasis TIK dengan menggunakan portal “RUMAH BELAJAR”. Dengan portal “Rumah Belajar” ini pembelajaran siswa dapat terarah dengan baik, karena dalam setiap materi ajar yang ada, telah dicantumkan kompetensi inti, kompetensi dasar, tujuan pembelajaran dan indikator pencapaian kompetensi. Selain itu di portal rumah belajar pada fitur sumber belajar juga terdapat kuis dan latihan soal yang bisa dikerjakan siswa pada saat itu juga dengan berbagai animasi dalam kuis atau latihan yang tersedia, sehingga guru dapat berperan sebagai fasilitator dan siswa tetap aktif mencari tahu sumber belajar secara mandiri.

Para siswa sedang belajar di lab. komputer

Pergeseran paradigma Pendidikan di Abad 21 yang dari berpusat pada guru menjadi berpusat pada siswa. Memang tidak serta merta dapat dilakukan secara mudah dan menyeluruh di lingkungan sekolah berbasis pondok pesantren yang mana sekolah berbasis pondok pesantren terkait erat dengan sistem pendidikan pesantren Bendongan. Meskipun tidak mudah, MTS. Plus Al Hadi berusaha menjadi pendobrak sekolah berbasis pesantren yang memadukan antara pembelajaran abad 21 dan pembelajaran dengan sistem khas pesantren. Semangat para siswa untuk menerapkan pembelajaran berbasis TIK perlu diapresiasi, karena mereka adalah siswa yang tak kenal mengeluh dengan keterbatasan. Mengemban dua status dalam diri mereka, seorang santri sekaligus seorang siswa. Bukan hal yang mudah, dengan kegiatan belajar yang tak pernah surut dari sebelum subuh hingga pukul 22.00 WIB. Saat ini penerapan pembelajaran berbasis TIK harus digalakan ke sekolah-sekolah yang berbasis pondok pesantren, agar pondok pesantren tidak memiliki stigma negatif dari masyarakat tentang ketertinggalan teknologinya.

Siswa sedang diarahkan dalam menggunakan salah satu fitur di Rumah Belajar oleh Guru