MENJAWAB TANTANGAN PEMBELAJARAN ABAD 21 DAN REVOLUSI INDUSTRI 4.0 MELALUI KELAS MAYA

Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi telah mengubah wajah peradaban dunia. Dalam perkembangan selanjutnya kita telah sampai pada revolusi industri generasi keempat. Revolusi ini ditandai dengan kemunculan teknologi mutakhir seperti komputer super canggih, pesawat tanpa awak, mobil tanpa pengemudi, bahkan sampai robot yang pintar. Tentunya banyak tantangan dan permasalahan yang akan muncul. Untuk mengantisipasi hal tersebut maka perlu pemerintah perlu mempersiapkan berbagai hal salah satunya perbaikan pada sektor Sumber Daya Manusia (SDM).

Perbaikan pada sektor Sumber Daya Manusia dapat dilakukan dengan peningkatan pendidikan. Hal yang paling fundamental adalah mengubah pola pikir dan sifat  peserta didik dalam mengembangkan kemampuannya untuk melek teknologi dalam menghadapi revolusi industri 4.0. Untuk itu sekolah diharapkan mampu menciptakan dan membangun pembelajaran yang aktif dan berbasis teknologi dalam proses pembelajaran.  Selain itu sekolah mampu menciptakan kegiatan ekstrakurikuler yang mendukung peserta didik untuk dapat mengasah mengembangkan bakat sesuai dengan minat peserta didik.

Konsep pendidikan yang dibangun pada era revolusi industri 4.0 yaitu digitalisasi dan komputerisasi. Hal tersebut memungkinkan adanya interaksi pembelajaran yang tidak mengenal ruang dan waktu. Pembelajaran dimana adanya kelas yang tidak harus dilakukan dengan tatap muka langsung dengan guru. Peserta didik dapat belajar kapan saja, dimana saja bahkan dengan siapa saja tidak harus bertatap muka langsung dengan guru. Tatap muka dapat dilakukan dengan media video conference (vicon). Nah, untuk menjawab tantangan tersebut pemerintah dalam hal ini Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan melalui Pustekkom membuat sebuah terobosan yaitu membuat Portal Rumah Belajar.

Rumah Belajar merupakan sebuah web pembelajaran yang dikembangkan oleh Kemendikbud. Melalui portal Rumah Belajar ini diharapkan dapat dimanfaatkan seluas-luasnya oleh guru, siswa dan masyarakat untuk belajar. Fitur Rumah Belajar ini dibagi menjadi 8 fitur utama dan 3 fitur tambahan. Pada 8 fitur utama meliputi Sumber Belajar, BSE (Buku Sekolah Elektronik), Bank Soal, Laboratorium Maya, Peta Budaya, Wahana Jelajah Angkasa, PKB (Pengembangan Keprofesian berkelanjutan)/ Diklat Online, Kelas Maya. Fitur tambahan ada 3 yaitu Karya Komunitas, Karya Guru dan Karya Bahasa sastra.

Salah satu yang menarik pada fitur Rumah Belajar yaitu adanya Kelas Maya. Kelas Maya merupakan sebuah learning management system (LMS) yang dikembangkan khusus untuk memfasilitasi terjadinya pembelajaran online (daring) antara siswa dan guru kapan saja dan di mana saja. Kelas ini merupakan kelas virtual dimana guru memberikan bahan ajar dan melakukan diskusi seperti kegiatan belajar mengajar dikelas. Hanya bedanya dengan kelas biasa, semua kegiatan ini semua dilakukan secara on line (daring) yang menggunakan jaringan internet.

Kelas Maya ini dapat dimanfaatkan untuk adanya interaksi pembelajaran yang tidak mengenal ruang dan waktu. Siswa dapat mengikuti pembelajaran virtual dengan guru melalui tool komunikasi sinkronous (chat, video conference, audio conference, desktop sharing, whiteboard). Melalui hal tersebut pembelajaran menjadi menarik dan siswa pun aktif dalam pembelajaran karena selalu mencari sumber belajar dan belajar secara mandiri. Siswa bebas dalam menentukan kapan dia belajar karena belajar tidak datang atau bertatap muka langsung dengan guru tetapi bisa lewat laptop atau gawai melalui chat atau vicon.

Pada pembelajaran di Kelas Maya memang pembelajaran lebih bersifat konstruktivistik yang menuntut pembelajaran aktif dan berpusat pada siswa untuk mendorong keterampilan siswa. Pembelajaran ini yang sedang digunakan dan dikembangkan oleh pemerintah dalam menghadapi era revolusi industri dan abad 21. Untuk itulah mari kita dukung program pemerintah dalam mempersiapkan siswa menjadi generasi yang siap menyongsong era revolusi industri 4.0.