Matraman punya gawe dan gawai

 

Peraturan Menteri Pendidikan Nasional No. 16 tahun 2007 tentang Standar Kualifikasi Akademik dan Kompetensi Guru menyebutkan bahwa salah satu kompetensi wajib guru yaitu memanfaatkan teknologi informasi untuk kepentingan penyelenggaraan kegiatan pengembangan yang mendidik.

Saat ini TIK dirasakan mampu menjembatani hampir setiap materi pelajaran yang diajarkan di sekolah. TIK juga dirasakan mampu menerobos segala sekat, dinding, dan celah sarana pendidikan. Oleh karena itu, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan melalui Pustekkom telah meluncurkan berbagai produk layanan pembelajaran berbasis TIK. Salah satu yang paling menarik yaitu Rumah Belajar.

Lewat pemilihan Duta Rumah Belajar inilah yang membuat saya terdampar disini. Menulis kata dan menyusunnya menjadi rangkaian kalimat demi kalimat yang pada akhirnya saya hanya mampu menulis:

 “Matraman punya gawe dan gawai”

Meskipun pada baris ini saya masih bingung

nyambung apa kagak ya? 

nyambunginnya gimana ya?

Begini kira – kira …

Ini bermakna mulai dari binaan V kecamatan Matraman saya akan mulai menularkan aura positif yang dapat digunakan untuk menaklukkan aura kasih… ups

Setelah aura positif saya tertularkan, dan aura kasih saya dapatkan maka energi kosmik akan matang sempurna. Energi kosmik akan melegitimasi sejumlah alasan yang membawa saya mengikuti kegiatan pemilihan Duta Rumah Belajar ini. Jujur saja alasan utama tentu saja dalam bentuknya yang paling nyata, yakni kekuasaan dan domainnya, yaitu  kesaktian, kekayaan, popularitas, dan pengaruh sosial (hegemoni) serta ketokohan. Nah ketika itulah kepompong berubah menjadi kupu-kupu, gak mungkin kan kepompong berubah menjadi kuda?

Sebagai ketua KKG binaan V Kecamatan Matraman saya mengundang anda untuk menyatukan dua buah titik menjadi sebuah garis. Satu dan hanya satu garis. Aku, kamu, menjadi kita. Kita menjadi semua, dan semua menjadi sama untuk tak sama.

gawe kita pakai gawai