Mari Membangun Keterampilan Menulis Guru

Malam ini saya terbangun dari tidur. Tiba tiba saja saya tertarik ingin menulis tentang cara membangun keterampilan menulis guru. Sebuah cara yang saya gunakan untuk melatih diri untuk menulis setiap hari. Dari apa yang saya baca, dan saya alami dalam kehidupan sehari-hari.

Sebuah bangunan yang kokoh karena pondasinya kuat. Begitu juga keterampilan menulis. Pondasinya harus kuat dulu dengan cara banyak membaca. Semakin banyak yang dibaca maka semakin banyak pula yang bisa dituliskan. Mereka yang rajin membaca pasti akan gemuk menulis. Mereka yang rabun membaca, maka akan lumpuh dalam menulis.

Rasa percaya diri dalam menulis harus dibangkitkan setelah anda melalui proses membaca. Latih diri anda untuk menulis minimal 3 alinea saja. Alinea pembuka, isi, dan penutup. Kemudian kembangkan dengan teori yang anda dapatkan dari proses membaca. Seorang kawan guru di facebook di bagian komentar, “Mantap tapi dibutuhkan niat, keberanian, dan rasa percaya diri Om Jay. PD nya nih yang belum ada”.

Menulis memang harus dipaksakan. Mulailah dari ketiga alinea itu lalu perhatikan Subyek, Predikat, Obyek, dan Keterangan (SPOK). SPOK diperlukan agar pesan yang dituliskan sampai ke otak pembaca. Klimat yang dituliskan harus sampai pesannya.

Membangun keterampilan menulis guru pada hakikatnya seperti membangun rumah yang kokoh dalam menghadapi badai informasi yang tiada henti. Guru harus punya pondasi yang kuat agar tak mudah terkena tulisan hoax. Memang lebih mudah menyebarkan informasi dibandingkan dengan membuat informasi. Guru harus banyak berlatih bagaimana cara menciptakan informasi. Khususnya di dunia maya yang tidak pernah tertidur lelap.

Iqra atau bacalah harus terus menjadi budaya kita. Budaya baca dibangun dari kebiasaan sehari hari. Baca-bacalah dahulu baru menulis kemudian. Semakin banyak yang dibaca akan semakin banyak pengetahuan yang didapat. Semakin banyak pengetahuan yang didapat akan membuat anda semakin kuat dalam rumah pengetahuan yang terus berkembang.

Keterampilan menulis didapat dari kebiasaan berlatih menulis setiap hari. Guru harus berlatih minimal 500 kata setiap hari. Syukur alhamdulillah bila sampai 1500 kata setiap hari. Semakin sering anda berlatih menulis maka semakin terampil anda dalam menulis. Mereka yang pandai menulis dan terampil dalam menulis karena jam terbang mereka sudah tinggi. Mereka menulis setiap hari dan mendapatkan kebahagiaan dari menulis. Bukan hanya kredit point untuk kenaikan pangkat, tapi juga koin atau penghasilan tambahan dari menulis.

Para penulis terkenal membiasakan diri banyak membaca tulisan orang lain dan kemudian menuliskannya dalam bentuk karya tulis yang dibaca banyak orang. Mereka berbagi pengetahuan dan pengalamannya melalui tulisan. Semakin banyak yang ditulis semakin banyak pula orang mendapatkan manfaat dari apa yang dituliskannya. Mereka tidak cepat puas dengan hasil karya tulisnya. Terus belajar dan memperbaiki tulisannya setiap hari.

Membangun keterampilan menulis guru harus dimulai dari semangat yang tinggi untuk berbagi dan berprestasi. Guru harus melakukan itu karena guru adalah teladan bagi peserta didiknya. Usahakan ada sebuah buku hasil pikiran sendiri sebelum ajal menjemput. Pesan penulis akan terus sampai walaupun penulisnya sudah menutup mata.

Banyak karya tulis berupa buku kita temukan sangat enak dibaca. Isi bukunya mencerminkan pengetahuan yang luas dari penulisnya. Tak salah bila penulis itu mendapatkan predikat penulis terkenal karena buku-bukunya memang menjadi buku best seller se-antero dunia. Guru akan mampu melakukan itu bila terus membangun keterampilan menulis. Bangunannya kokok dan tidak goyah dihempas oleh kurikulum yang selalu berubah dalam dunia pendidikan kita.