RUMAH BELAJAR SEBAGAI AGEN PEMERINTAH PADA PEMBELAJARAN ERA KEKINIAN


Teknologi Informasi dan Komunikasi(TIK) dewasa ini hampir menguasai setiap waktu dan kesempatan yang dimiliki setiap orang. Perkembangan TIK seakan mengambil posisi penting di tengah masyarakat. Menurut data hasil survei yang dilakukan oleh Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia ( APJII ) pada tahun 2017, jumlah pengguna internet di Indonesia mencapai 143,26 juta jiwa. Jumlah tersebut mencakup 54,68 persen dari total populasi Indonesia yang mencapai 262 juta orang (kompas.com). Kondisi tersebut menunjukkan betapa besarnya peran teknologi informasi dan komunikasi menguasai aspek kehidupan di masyarakat. Di rumah, di sekolah, di pasar, di supermarket bahkan di setiap tempat semua orang sudah menggunakan Tablet atau pun HP android yang terhubung dengan jaringan internet. Baik yang digunakan sebagai alat komunikasi, bisnis, pendidikan atau pun sebatas hiburan. Penggunaan pun relatif beragam, ada yang digunakan untuk aktivitas yang bermanfaat tetapi ada pula sebagian orang yang justru memanfaatkan kecanggihan teknologi untuk hal-hal yang negatif seperti, penyebaran berita hoax, pornografi, penipuan dan lain sebagainya.

Pemerintah berharap, perkembangan Teknologi Komunikasi Informasi (TIK) dapat lebih terarah dan mendukung kemajuan dan percepatan bidang pendidikan sebagai ujung tombak pembangunan. Hal tersebut dapat terlihat dari berbagai program pemerintah seperti; pelatihan, sosialisasi, workshop maupun kompetisi bidang Inovasi dan Teknologi sebagai suatu rangsangan, dorongan dan penghargaan terhadap perkembangan TIK. Seakan sudah bukan zamannya lagi Jika TIK dianggap sebagai alat yang tabu atau pun satu mata pembelajaran yang hanya dipelajari di Sekolah. Tetapi, lebih dari itu bagaimana perkembangan TIK itu sendiri dapat terintegrasi dan menjadi alat yang dapat mendukung dan memberikan percepatan perkembangan pendidikan di Indonesia. Sehingga cita-cita bangsa untuk menjadi negara yang makmur, sejahtera dan bermartabat diantara bangsa-bangsa di dunia akan segera tercapai, dengan prinsip pembangunan sumber daya manusia yang berkualitas, bermoral, mandiri serta memiliki kecakapan dibidang teknologi.

Keberadaan Portal Rumah Belajar (www.belajar.kemdikbud.go.id) yang disediakan Kemdikbud dan Pustekkom, merupakan wahana dan portal rumah belajar yang sangat relevan dengan pendidikan dan perkembangan TIK era kekinian. Pada portal tersebut semua dapat dipelajari dengan mudah menggunakan HP androit atau pun laptop yang terhubung dengan jaringan online. Guru, siswa dan masyarakat umum dapat mempelajari dan mengakses fitur fitur yang ada didalamnya dengan mudah tanpa membutuhkan waktu dan tempat khusus, sehingga semua dapat belajar dimana saja, kapan saja dan dengan siapa saja.

Fitur-Fitur yang ada di rumah belajar (www.belajar.kemdikbud.go.id) cukup variatif dan dinamis. Fitur-fitur tersebut terbagi menjadi dua bagian yaitu fitur utama dan fitur pendukung. Fitur utama terdiri dari; Sumber Belajar, Bank Soal, Laboratorium Maya, Buku Sekolah Elektronik, Peta Budaya, Wahana Jelajah Angkasa, Pengembangan Keperofesian Berkelanjutan (PKB) dan Kelas Maya. Sementara fitur pendukung terdiri dari; Karya Komunitas, Karya Guru dan Karya Bahasa dan Sastra. Semua fitur tersebut dapat dipelajari dan diakses dengan mudah oleh guru, siswa atau pun masyarakat umum dengan mendaftar dan memiliki akun pada fitur tersebut.

Salah satu fitur Rumah Belajar yang banyak dikembangkan oleh guru dan siswa adalah fitur Kelas Maya. Kelas Maya merupakan sebuah learning management system (LMS) yang dikembangkan khusus untuk memfasilitasi terjadinya pembelajaran online (daring) antara siswa dan guru kapan saja dan di mana saja pada waktu tertentu yang terjadwal oleh guru. Siswa dapat mengikuti pembelajaran virtual dengan guru melalui tool komunikasi sinkronous (chat, video conference, audio conference, desktop sharing, whiteboard) dengan memanfaatkan teknologi komunikasi dan informasi seperti;laptop, tablet androit dan jaringan internet. Guru dan siswa dapat memanfaatkan media sosial dalam berkomunikasi seperti WA, telegram, twiter dan media sosial lainnya sebagai media pendukung pembelajaran. Guru dapat memberikan materi pembelajaran, tugas, ujian maupun diskusi secara online dengan siswa, begitupun sebaliknya siswa dapat mengumpulkan tugas, mengerjakan soal maupun menyampaikan pendapat melalui forum diskusi online tanpa harus bertemu atau berhadapan langsung di depan kelas. Tetapi dapat mengatur sendiri waktu dan tempat untuk melangsungkan pembelajaran tanpa menggangu kegiatan atau aktifitas yang lainnya.

Oleh : BABUN,S.Pd.
Guru SDN Ngepung Kecamatan Sukapura Kabupaten Probolinggo