TIK-TOK UNTUK RUMAH BELAJAR

Salah satu ciri dari model pembelajaran abad 21 adalah blended learning, gabungan antara metode tatap muka tradisional dan penggunaan digital dan online media (Ragwan Alaydrus, S.Psi).

Pusat Teknologi Informasi dan Komunikasi Pendidikan dan Kebudayaan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan sejak tahun 2011 telah mengembangkan portal pembelajaran Rumah Belajar yang berisikan konten-konten pembelajaran dan
aplikasi e-pembelajaran untuk siswa, guru dan masyarakat umum. Ini adalah sebuah terobosan yang sangat positif di era digital saat ini. Disisi lain penyebaran informasi tentang hal ini masih belum maksimal, terlihat dari minimnya pemanfaatan portal Rumah Belajar dalam pembelajaran di sekolah di daerah penulis.
Hal ini mendorong penulis untuk turut serta dalam kompetisi pemilihan Duta Rumah Belajar tahun 2018 yang merupakan puncak dari program pemanfaatan portal Rumah Belajar dalam pembelajaran

Dalam pedoman penilaian pemilihan Duta Rumah belajar tahun 2018 dijelaskan bahwa Duta Rumah Belajar adalah orang yang akan menggerakkan unsur-unsur lain yang diperlukan dalam meningkatkan pemanfaatan teknologi dalam pembelajaran khususnya pemanfaatan fitu-fitur yang ada dalam rumah belajar itu sendiri.
Duta Rumah Belajar diharapkan akan menjadi mesin pengerak utama yang akan mampu membangun budaya pemanfaatan teknologi dalam pembelajaran di sekolah-sekolah untuk guru dan komunitas.

Saat ini calon Duta Rumah Belajar telah memasuki level 3 menuju ke level 4, yang salah satu tugas utamanya adalah mensosialisasikan dan mendeseminasikan segala fitur yang ada di Rumah Belajar kepada rekan sesama guru yang ada di daerahnya maupun ke dalam komunitas guru.

Agar program ini berjalan efektif dan berdampak masif, diperlukan suatu upaya oleh calon duta rumah belajar agar menjangkau guru dan komunitas didaerahnya dalam jumlah yang luas.

TIK-TOK merupakan sebuah upaya yang bisa dijadikan alternatif metode dalam mensosialisasikan dan mendeseminasikan segala fitur yang ada di Rumah Belajar.

Apa itu TIK-TOK?
TIK adalah pembelajaran berbasis TIK (Teknologi Informasi dan Komunikasi) dengan memanfaatkan Portal Rumah Belajar dikenal dengan istilah #pembaTIK.
TOK adalah metode Tatap Muka, Online/Daring dan Konsultasi.

Tatap muka diperuntukkan bagi guru dan komunitas yang bersedia bertemu langsung dengan jadwal yang disepakati bersama. Dengan bertatap muka, peserta dapat langsung dibimbing tahap demi tahap, jika ada kendala dalam pemanfaatan dapat langsung ditangani. Pendekatan yang dilakukan fokus kepada praktek dengan durasi waktu yang cukup lama. Kendala yang prinsip belum ditemukan.

Online/Daring
Bagi guru atau komunitas yang memiliki keterbatasan waktu dan jarak tempuh yang jauh untuk bertatap muka, upaya online/daring dapat menjadi pilihan yang efektif. Untuk memudahkan pelaksanaan dibentuk grup WA/Telegram dan disepakati waktu pelaksanaan kelas. Kendala yang dihadapi adalah tidak semua peserta secara serentak online pada jam yang sama, waktu efektif kelas hanya pada malam hari (pukul 20.00 – 23.00), interaksi cenderung searah, peserta melakukan praktek tanpa bimbingan langsung. Upaya ini tetap bisa dipakai karena peserta yang ikut lebih banyak dan pesertatetap dapat mengikuti materi di luar kelas. Diharapkan dari peserta tetap bisa melakukan tatap muka.

Konsultasi
Bimbingan intensif kepada peserta Tatap Muka maupun Online/daring untuk berkonsultasi terkait praktek atas materi yang telah diberikan di kelas masing-masing sampai peserta menggunakannya dalam proses pembelajaran.
Konsultasi dapat dilakukan baik secara tatap muka maupun online/daring.

TIK-TOK sudah dilakukan oleh penulis yang menjangkau lebih dari 100 peserta pemanfaatan #kelasmaya #rumahbelajar, tiga (3) sekolah dan satu MGMP untuk Tatap Muka, satu (1) grup WA kelas online dalam waktu 3 (tiga) pekan di bulan Juli tahun 2018.