Perempuan dan Teknologi : Resnponsif Tech Woman

Ku persembahkan untuk perempuan hari ini…

Perempuan adalah ciptaan tuhan yang sempurna. Kesempurnaanya ada pada pasanganya yakni seorang pria. Jangan heran kesempurnaan perempuan itu bisa terwujud jika seorang pria paham akan kesempurnaanya. Dua insan ini akan saling melengkapi menjadi sebuah kesempurnaan, jika keduanya saling memahami. “kira-kira begitu”. Dalam hal pembelajaran guru perempuan dan laki-laki memiliki peran dan genderitas masing-masing terhadap partisipan didiknya. Ideologi yang dibawa masing-masing mereka akan menentukan kesuksesan dalam pembelajaran di kelas.

Terkait hal di atas, dalam hal ini penulis (pria) mencoba untuk melihat dari sudut pandang pemanfaatan teknologi dalam pembelajaran. Bagaimana cara mempersiapkan pembelajaran terintegrasi IT, bagaimana cara mengoperasionalkanya, dan bagaimana cara menelaah hasil pemanfaatan dari pembelajaran responsif IT serta tindak lanjut terkait pembelajaran rensponsif IT. Inilah yang menjadi wawasan bagi TechWomen. Sebuah trobosan bagi pembelajar perempuan untuk tidak lelah mencoba berinovasi dalam hal pembelajaran. Khususnya pemanfaatan IT. Tentu pemahaman dan pelaksanaan dari konsep di atas bisa beragam. Karena sesuai dengan konteks di sekolah masing-masing.

Kehidupan perempuan hari ini, siapapun, dimanapun dan kapanpun membutuhkan teknologi. Mereka ingin menjemput mimpi menjadi pemimpin, dan menjadi orang yang ahli dalam ilmu sain, teknologi, teknik, dan matematika yang profesional. Bahkan tidak banyak yang ingin menjadi pemimpin dalam hal birokrasi. Sebelum mebahasa lebih lanjut. Saya sedikit menggoda kepada para pembelajar perempuan untuk membuka cakrawalanya (bukan sok keminter) guna bersama-sama sukses inovasi pembelajar abad 21 ini.

Memahami istilah “perempuan” hari ini. Dalam istilah jawa kata perempuan (wani ditata) tentu hari ini harus berbeda yakni menjadi perempuan (wani menata). Dalam hal ini tentu menata dalam hal perubahan. Siapapun anda (perempuan), bisa menjadi agen perubahan khususnya dalam pendidikan dan pembelajaran. Meskipun berawal dari konsep yang “agak jauh” untuk mengrucutkan pemahaman, tetapi memberikan sebuah wawasan untuk dijadikan sebagai langkah awal bahwa wanita hari ini adalah wanita (wani menata) dalam hal proses pembelajaran.

Pendidikan, pembelajaran, teknologi dan perempuan adalah empat unsur satu kesatuan yang melekat pada seorang pembelajar perempuan dalam melakukan kegiatanya. Pemanfaatan empat unsur itu akan memiliki pengaruh dalam pembelajaran. Semakin tinggi pendididikan pembelajar perempuan maka akan memberikan pengaruh genderitas-pengetahuan kepada partispan didiknya. Begitu juga pembelajaran responsif IT akan memberikan kesempatan siswa untuk mengeksplore pengetahuan dan kreatifitasnya.

Pembelajaran responsif IT. Pembelajaran tanpa rensponsif teknologi tentu belum kekinian “katanya”. Mengingat semua pembelajaran dilaksanakan dengan integrasi online yang bersifat suksesif atau moduler. Pembelajar perempuan harus memiliki literasi IT multiversal. Guna menunjang kegiatan pembelajaran. Pemanfaatan IT menjadi sebuah khas pembelajaran abad 21. Muri-muridnya adalah native digital dan penuh inovasi. Misalnya dalam hal menyelasaikan tugas. Siswa lebih suka menggunakan kirim email, unggah vedeo, telegram, WA dan lain sebagainya. Mengapa demikian karena aplikasi-aplikasi itu adalah dunia mereka. Dengan memanfaatkan aplikasi tersebut disertai dengan isntruksi yang jelas maka pembelajaran akan berhasil. Banyak riset yang mengatakan bahwa pembelajaran yang diintregasikan dengan IT memberikan pengaruh siswa untuk percaya diri, berani berkomunikasi dan mampu memanfaatkan multiple intelegensi mereka. Saya sakin pembelajar perempuan akan mudah jika pembelajaranya menggunakan responsif IT mislanya menggunakan rumah belajar yang disediakan oleh PUSTEKKOM Kemdikbud melalui laman www.belajar.kemdikbud.go.id.  Belajar kapan saja, dimana saja, dengan siapa saja akan menjadi sebuah cakrawala pembelajar perempuan. Aksebilitas partisipan didik lebih mudah, fleksibilitas guru-partisipan didik dapat diatur sendiri. Sehingga memudahkan dalam hal pembelajaran meskipun dalam tulisan ini hanya salah satu contoh kegiatan pembelajaran yakni menyelsaikan tugas dan cara pengirimanya.

Dari perspektif pribadi ini, bukan sok ngajari atau keminter dalam hal ini. tetapi mari bersama untuk meningkatkan literasi IT. Mengakses, mengimplementasikan dan mengamalkan dalam pembelajaran adalah kewajiban bagi kita semua sebagai pembelajar. Agar sukses pembelajaran responsif IT paling tidak pembelajar harus paham konsep moduler secara suksesif ataupun gamification. Dengan inilah sejatinya pembelajaran responsif IT (online) bisa terlaksana dengan baik disertai dengan instruksi yang jelas dan dapat dimengerti oleh partisipan didik.

 

Moh. Ahsan Shohifur Rizal

GTT SMA Negeri 1 Kepanjen dan Pengelola SMA Terbuka Kepanjen