orientasi pembelajaran abad ke -21

Orientasi Pembelajaran Abad ke-21

oleh: Eti Ningsih, S.pd.i

Pendidikan merupakan sarana mencerdaskan manusia, dari tidak tahu menjadi tahu. Dari tidak bisa menjadi bisa. Pendidikan juga dipercaya mampu mengubah cara berfikir manusia, dari keterbelakangan menjadi berfikiran maju. Sejatinya pendidikan harus mampu membawa manusia ke dalam pemikiran yang jernih, harus mampu membawa manusia ke dalam peradaban yang mulia. Lalu seperti apakah peradaban yang mulia itu, yakni peradaban yang sudah terbukti kesuksesannya dalam mengatur sebuah negara selama 13 abad lamanya, bukan hanya satu negara saja tetapi duapertiga dunia telah di atur sedemikian rupa. Dialah RASULLULAH MUHAMMAD SAW Yang mampu mengubah wajah dunia dari keterpurukan menuju masa kejayaan.

Untuk mencapai peradaban yang mulia itu tentu saja di butuhkan kerja keras dari semua pihak. Baik dari masyarakat, kaum intelektual dan khususnya negara sebagai pemegang kekuasaan. Sejauh ini indonesia sudah berusaha sekuat tenaga untuk mencetak generasi-generasi tangguh, hal itu terbukti dari perubahan-perubahan kurikulum yang sudah  beberapa kali di ganti. Jika dahulu pembelajaran itu hanya berkutat pada teori semata, kemudian terbatas di dalam kelas, tetapi hari ini pendidikan di indonesia sudah bermetamorfosis menjadi lebih cantik lagi.

Salah satu contoh metamorfosis pendidikan di indonesia ialah Orientasi pembelajaran abad ke-21. Di dalam blog nya Kusnadi,M.si. menyatakan bahwa pendidikan abad ke- 21 menghendaki penguasaan ilmu dan pengetahuan yang berkesinambungan serta menguasai berbagai keterampilan untuk bekal hidup nya kelak bila sudah terjun ke masyarakat. Berbagai ketermpilan yang perlu dikuasai oleh siswa pada abad ke-21 meliputi:

  1. Kecakapan belajar dan inovasi meliputi : berpikir kritis dan pemecahan masalah
  2. Kecakapan melek teknologi yang meliputi: melek informasi, media dan teknologi
  3. Kecakapan hidup dan karier yang meliputi: keluwesan dalam berinteraksi sosial dan bertanggung jawab.

Berbagai kecakapan belajar tersebut dapat di latihkan dan di belajarkan kepada siswa dengan menggunakan berbagai model atau pendekatan belajar yang sesuai, sehingga siswa dapat terampil memecahkan masalah , berpikir kritis, kreatif dan inovatif.

Untuk mengembangkan kecakapan hidup serta karir, siswa perlu terus didorong dengan menumbuhkan sikap positif serta menumbuhkan karakter yang utuh. Perilaku berkarakter yang diharapkan setidaknya mengacu kepada 18 nilai-nilai dalam pengembangan pendidikan budaya dan berkarakter bangsa yang di buat oleh Diknas. Nilai-nilai berkarakter tersebut antara lain: Religius, jujur, toleransi, disiplin, kerja keras, kreatif, mandiri, demokratis, rasa ingin tahu, semangat kebangsaan,cinta tanah air, menghargai prestasi, bersahabat,cinta damai, gemar membaca, peduli lingkungan, peduli sosial, dan tanggung jawab. (biologiku-edu.blogspot.com)

Sungguh indah dan mulianya visi dari pembelajaran abad ke-21 ini, namun mari kita melihat fakta yang ada di lapangan. Tujuan yang mulia  tersebut harus diciderai oleh oknum-oknum yang tidak bertanggung jawab. Tentu saja kita belum lupa dengan tragedi pembunuhan yang di lakukan seorang murid kepada gurunya. Ya ..guru yang seharusnya di hormati dan di hargai malah tewas mengenaskan di tangan anak didiknya, hanya karena kesalahan kecil yang dilakukan oleh sang guru. Begitu pemarahnya generasi abad ini ? tidak adakah rasa segan lagi terhadap guru yang telah mengajarnya? Yang lebih mengecewakan lagi hukuman bagi sang pembunuh pun tidak jelas kabarnya.

Mari kita tengok dengan ahlak anak didik kita hari ini, adab sopan santun mereka sangat jauh berbeda dengan ahlak generasi zaman dulu. Bukan malah mengalami kenaikan justeru mengalami kemunduran yang signifikan. Komisi perlindungan anak Indonesia (KPAI) mencatat dan mempublikasikan angka kriminalitas di tahun 2017 . dimana diantara 3339 kasus kejahatan terhadap pelajar, 62 persennya adalah tindak kejahatan seksual yang dilakukan oleh para pelajar usia remaja. (https//www.its.ac.id.news). Lalu timbullah pertanyaan besar . dimana peran pendidikan dalam pembangunan karakter bangsa? Apakah dari  kejadian ini sistem pendidikan di indonesia mendapatkan predikat gagal?

Belum lagi jika kita tengok para tikus-tikus berdasi di negeri ini, bukankah mereka semua berasal dari kalangan pendidikan. Bukankah mereka juga hasil dari pembelajaran berkarakter. Namun para tikus berdasi di negeri ini semakin subur saja, seperti tak mengenal rasa jera. Bahkan mantan koruptor pun boleh mencalonkan diri menjadi anggota legislatif.(http://nasional.kompas.com).

Mengapa kita tidak mencoba belajar dari sejarah .mengapa kita tidak mau mencoba membuka buku-buku terdahulu. Belajar dari sejarah peradaban mulia yang pernah di torehkan oleh sistem islam. Dimana dalam masa kejayaan islam kala itu mengacu pada Alqur’an dan sunnah Nabi. Karena sampai saat ini belum pernah ada peradaban yang mampu bertahan melebihi kejayaan islam.

Pada masa kejayaan islam, sistem yang di terapkan adalah Alquran dan sunnah Nabi, sehingga pada masa itu dapat melahirkan generasi-genarasi militan yang karyanya masih bisa kita rasakan hingga saat ini. Para generasi militan tersebut yaitu:

  1. Ibnu Sina

Nama lengkapnya ialah Abu Ali al Husein Ibnu Abdullah Ibnu sina

Beliau ialah penemu alat-alat kedokteran yang pertamakali dilahirkan pada masa kejayaan islam. Ia meninggalkan sekitar 267 buku karyanya.

  1. Abu Qasim AL-Zahrawi

Beliau memberikan sumbangan yang sangat luar biasa di dunia kedokteran. Dia menciptakan alat baru , alat bedah yang sampai saat ini masih digunakan dalam operasi pengangkatan janin atau yang saat ini di sebut dengan operasi Caesar.

  1. Muhammad bin Musa al Khawarizmi

Beliau adalah ahli matemtika, astronomi, astrologi. Buku pertamanya adalah Al-jabar, yang merupakan buku pertama yang membahas solusi sistematika dari linier dan notasi kuadrat. Dari buku yang ia tulis ini lah beliau di sebut sebagai bapak Aljabar.

  1. Ibnu Haitham

Nama lengkapnya adalah Abu Ali Muhammad al hasan ibnu haitam. Dunia barat mengenal beliau dengan sebutan Alhazen. Beliau adalah ahli di bidang sains, matematika, filsafat, dan ilmu falak. Beliau bnyak melakukan penalitian salah satunya adalah tentang cahaya yang kemudian menjadi cikal bakal diciptakannya mikskroskop dan teleskop. (www.freedomsiana.com)

 

Sebenarnya masih banyak lagi ilmuan-ilmuan yang di lahirkan pada masa kejayaan islam , yang rasanya tidak akan habis jika  dibahas. Bukan hanya para ilmuan saja banyak ulama-ulama besar yang dilahirkan pada masa itu, sebut saja imam syafi’i, imam hanafi, dan masih banyak lagi.

 

Jika saja orang-orang hebat di Indonesia ini (baca: para pemimpin) mau sedikit menurunkan egonya, dan tidak malu untuk mengakui kesalahan-kesalahan dalam mengambil kebijakan, kembali kepada petunjuk yang di berikan Tuhan Yang Maha Esa, tentu saja indonesia akan menjadi negara yang sejahtera, adil dan makmur sesuai dengan pembukaan dari UUD 1945. Amiin ya Rabbalalamiin.