DINAMIKA ORGANISASI PGRI DI LAMPUNG

 

DINAMIKA ORGANISASI PGRI DI LAMPUNG

Reni Marieni, S.Pd.

 Guru merupakan salah satu aspek yang berperan dalam pengembangan sumber daya manusia secara dinamis prospektif dan mampu menjawab tantangan dalam masa depan. Setiap tanggal 25 November adalah hari istimewa bagi guru Indonesia. Hari itu diperingati sebagai hari Guru Nasional. Momen ini diperingati bertepatan dengan lahirnya Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) sebagai wadah berhimpunnya segenap guru dan tenaga kependiddikan lainnya. Persatuan Guru Republik Indonesia yang kemudian kita kenal dengan sebutan PGRI merupakan satu dari organisasi yang beranggotakan guru yang tidak melihat latar belakang, agama, tingkat pendidikan, satuan pendidikan dan hal lain. PGRI merupakan organisasi perjuangan, organisasi profesi dan ketenagakerjaan yang membudayakan nilai-nilai pancasila untuk memajukan pendidikan seluruh rakyat, membela hak azasi guru baik sebagai pribadi ataupun anggota masyarakat dan memperjuangkan nasib guru. Sayangnya perjuangan itu kini hanya dilakukan untuk kepentingan pribadi dan golongan saja. Aspirasi dan kesulitan-kesulitan yang dialami oleh sebagian guru hanya sekedar didengar, tetapi tidak berjuang mengupayakan solusi nyata untuk masalah-masalah yang mereka hadapi.  Ada beberapa masalah yang masih belum ada solusi yang memuaskan.

Pertama, berdasarkan info Data Pokok Pendidikan skitar 35-40% guru masih berstatus guru honorer yang tentunya kesejahteraannya masih bergantung dengan dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS) yang pencairan dari pusat terkadang tidak rutin setiap bulan, acapkali rapel. Terlebih lagi untuk guru SMA / SMK sederajat semenjak kewenangan beralih ke provinsi, teman-teman guru yang berada di daerah kabupaten Mesuji misalnya,  mengeluhkan pendapatan mereka justru menjadi berkurang, honor yang biasa nya mereka dapatkan dari PemKab Mesuji kini tidak lagi mereka rasakan. Sebab hanya tenaga honor yang berada di kabupaten Mesuji yang memiliki SK Bupati yang bisa mendapatkan honor daerah Rp. 650.000/bulan.  Oleh karena itu, pengangkatan sebagai  CPNS bagi tenaga honor yang sudah memenuhi kualifikasi sangatlah diharapkan terealisasi dalam waktu dekat.

Kedua,  selama ini guru terlalu banyak dibebani dengan masalah administrasi sehingga tidak dapat menjalankan tugas dan  fungsi nya secara optimal. Repot dan berbelit-belitnya pengurusan naik pangkat contohnya memakan banyak waktu mengajar .

Ketiga, kurangnya apresiasi dan penghargaan yang sepadan terhadap guru-guru yang berprestasi dan berkinerja baik dari pemerintah provinsi ataupun pusat.

Keempat, belum merata nya kesempatan yang sama dalam kegiatan peningkatan mutu bagi tenaga pendidik daerah. Kegiatan Workshop / pelatihan untuk guru hanya diadakan di pusat kota saja, pihak pusat/ pihak provinsi enggan turun langsung ke daerah-daerah.

Dari beberapa masalah yang masih sering terjadi ini, harusnya PGRI Lampung sebagai organisasi yang dapat memberikan kontribusi besar bagi perjuangan guru yang tersebar di seluruh pelosok Lampung. PGRI Lampung juga sebaiknya melakukan penguatan jaringan baik di tingkat nasional maupun internasional. Sehingga masalah-masalah yang dirasakan oleh para guru di provinsi Lampung ini bisa lebih cepat terselesaikan. Dan kami guru-guru bisa lebih tenang, sejahtera, fokus dan optimal dalam melaksanakan tugas-tugas kami untuk dapat mencerdaskan anak bangsa serta ikut membangun karakter bangsa.