Deru Perjuangan PGRI Pringsewu

                           Tema : Dinamika Organisasi PGRI di Lampung                            

 Deru Perjuangan PGRI Pringsewu

Oleh

Berta Niken Dianingrum,S.Pd.SD

Persatuan Guru Rebuplik Indonesia (PGRI) adalah organisasi di Indonesia yang anggotanya berprofesi sebagai guru, dalam sejarah awalnya PGRI dibentuk untuk mengisi kemerdekaan dengan cara mempertahankan dan menyempurnakan Republik Indonesia, mempertinggi tingkat pendidikan dan pengajaran sesuai dengan dasar-dasar kerakyatan serta membela hak dan nasib buruh pada umumnya serta guru pada khususnya. Tidak dipungkiri bahwa PGRI adalah organisasi yang menjadi bagian dari Bangsa untuk merebut Kemerdekaan. Semangat pekik kemerdekaan PGRI berkumandang tak henti di tengan deru desingan peluru. Dasar filosofis tersebut kemudian menjadi  jiwa pengabdian, tekad perjuangan dan semangat persatuan dan kesatuan PGRI yang dimiliki secara historis di Indonesia. Dalam rona dan dinamika politik yang sangat dinamis, Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) tetap setia dalam pengabdiannya sebagai organisasi perjuangan, organisasi profesi, dan organisasi ketenagakerjaan, yang bersifat Unitaristik, Independen, dan tidak berpolitik praktis dan Kesejahteraan guru,  merupakan inti dari keseluruhan perjuangan PGRI.

Berdasarkan kesejarahan dan spirit yang telah tertuang dan telah diamanatkan oleh para pendiri PGRI, sudahkan hal tersebut menjadi sebuah satu tarikan nafas bagi semua anggota PGRI?  Pergerakan dan dinamika yang terus bergulir di dalam tubuh organisasi yang mempunyai tugas mulia mencerdaskan kehidupan Bangsa seperti yang tertuang dalam amanat pembukaan UUD 1945, tentunya menjadi sebuah pekerjaan rumah bersama bagi para punggawa di tubuh organisasi PGRI di semua tingkatannya. Karena peran guru beserta organisasi yang mewadahinya mempunyai peran yang sangat besar sebagai salah satu pilar dalam mewujudkan Nation character building. Posisi guru adalah sebagai tenaga utama kependidikan, gurulah yang dipercaya sebagai peran sentral kemajuan pendidikan. Guru sebagai garda  terdepan dalam sistem pendidikan di Indonesia, yang bersentuhan langsung dengan peserta didik. Peningkatan mutu pendidikan merupakan tanggung jawab vital seorang guru, karena maju mundurnya Pendidikan di Indonesia berada di pundak guru.

Darah Juang PGRI tetap berkobar hinga detik ini, hal ini terbukti dari sejarah bahwa melalui kerja keras, kekompakan serta kegigihan, PGRI berhasil menempatkan diri menjadi organisasi guru yang terbesar di Indonesia, PGRI  juga merupakan bagian dari organisasi guru di Dunia dengan anggota di dunia lebih dari 25 juta, jumlah yang sangat fantastis bagi sebuah organisasi. Perjuangan PGRI pada masa sekarang ini meliputi bidang keorganisasian, kesejahteraan, ketenagakerjaan, perundang-undangan, reformasi pendidikan nasional serta kemitraan Nasional dan Internasional. Tantangan zaman mileneal seperti saat  tidak hanya dituntut manusia yang berdaya guna semata, akan tetapi dituntut pula manusia yang siap untuk berdaya saing baik di wilayah tempat tinggalnya ataupun di tempat kerjanya. Artinya bahwa profesionalisme menjadi sebuah tolak ukur yang tak bisa terelakkan ketika manusia ingin menjadi manusia seutuhnya yaitu manusia yang mampu merebut kemerdekaan sejati dalam semua sisi kehidupan.

Untuk mewujudkan hal-hal tersebut diatas, maka dibutuhkan sebuah organisasi guru yang tidak hanya sebatas formalisme semata sebagai syarat pemenuhan akan sebuah regulasi kebijakan atau kepentingan sesaat apalagi golongan tertentu saja. Akan tetapi dibutuhkan sebuah organisasi yang mempunyai sebuah kapasitas tinggi dalam menjalani semua dinamika internal maupun eksternal yang dihadapinya. Ibarat kapal perang, kapal yang harus dipunyai adalah kapal perang yang siap sedia dalam medan peperangan dan pertempuran dimanapun dan kapanpun dilakukan.Tahapan dan proses untuk menjadikan PGRI bagaikan kapal perang di segala medan, dibutuhkan sebuah transformasi organisasi yang sistematis dan terstruktur.

PGRI Kabupaten Pringsewu yang merupakan bagian dari organisasi PGRI Bangsa ini, terus menggeliat menyerukan Perjuangan tak henti. Deru Perjuangan dari para pejuang Tangguh PGRI Pringsewu yang di Komandani, Sakijo,S.Pd, MM terus berkumandang mesti banyak aral melintang yang harus dihadapi. Hal yang dilakukan untuk kemajuaan dan memperjuangkan hak guru di Kabupaten Pringsewu dilakukan dengan terlebih dahulu memetakan kekuatan, kelemahan, peluang serta ancaman dalam PGRI di Kabupaten Pringsewu yang tak terlepas dari dinamika perkembangan Bangsa. Kabupaten Pringsewu sebagai Kabupaten Pendidikan memiliki SDM yang cukup potensial untuk dikembangkan sebagai bukti banyak siswa dari Kabupaten Pringsewu yang bisa berunjuk gigi di kancah nasional maupun Internasional begitu juga dengan guru di Kabupaten Pringsewu yang bisa berprestasi di beberapa ajang Lomba dan kegiatan. Selain potensi yang ada juga terdapat rintangan yang menghadang baik dari kalangan guru sendiri maupun pihak lain. Dengan memetakan kekuatan, kelemahan dan ancaman tersebut,  maka dijadikan sebagai sebuah basis untuk membangun sebuah peta jalan. Dengan peta yang tepat PGRI Pringsewu tentunya siap untuk berperang dan bertempur di segala medan juang untuk berseru menyuarakan amanat Pendidikan dan kesejahteraan guru.

Perangkat organisasi akan menunjang bagaimana suatu organisasi menjalankan peran, tugas dan tanggung jawabnya. Perangkat yang utama yang perlu diadakan dan harus dipenuhi adalah sumber daya berkualitas yang dimiliki. Kultur organisasi haruslah kontekstual dengan Indonesia hari ini mengikuti perkembangan yang terjadi sehingga dibutuhkan tenaga-tenaga yang mampu dan mau bekerja dalam sebuah organisasi. Tata kelola aturan, administrasi dan keuangan mestilah menjawab kebutuhan organisasi dan yang terpenting dan sangat mendasar yaitu mengembalikan PGRI sebagai wadah pengabdian dan perjuangan guru dalam mewujudkan cita-cita luhur dalam ikut serta mencerdaskan kehidupan bangsa. PGRI Pringsewu sebagai organisasi keguruan diharapkan mampu mencetak manusia Indonesia dalam menjaga, mengawal dan mengisi kemerdekaan secara lebih cerdas dan konkrit yang kemudian berujung pada kesejahteraan rakyat Indonesia secara utuh dan berkeadilan.

Kerangka konseptual tersebut perlu dilakukan secara bertahap dan mesti menggunakan sebuah konsep dan proses yang Transformatif. Untuk mewujudkan hal tersebut diperlukan kedisiplinan, loyalitas dan keiklasan dari seluruh punggawa organisasi di semua tingkatannya. Sehingga harapannya Transformasi organisasi bisa membawa PGRI melintas pada Jembatan Emas yang telah dipersiapkan oleh para pendahulunya. Setelah melintas di Jembatan Emas tersebut, maka program dan kegiatan dapat disusun secara lebih terencana. Program tersebut berdasarkan pada pemetaan kebutuhan, potensi serta indikator dan out come yang disusun secara bersama sama, dengan demikian segala aktifitas yang dilakukan berangkat dari sebuah potensi dan akar masalah yang ada.

PGRI kabupaten Pringsewu terus berjuang dan mendorong penuh kemajuan pendidikan dan kesejahteraan guru di Kabupaten Pringsewu tidak untuk guru berstatus Negeri saja namun juga memekikkan perjuangan bagi Guru Honorer baik yang di sekolah Negeri maupun di Swasta, mesti kadang dukungan dari insan guru sendiri minim. PGRI kabupaten Pringsewu juga melakukan rekrutmen bagi Guru Honorer untuk bergabung dalam kepengurusan PGRI salah satu bukti bahwa PGRI pringsewu sangat peduli dengan nasib Honorer. PGRI kabupaten Pringsewu melindungi para anggota PGRI secara hukum dengan menggandeng pengacara, dan dikoodinasikan melalui LKBH PGRI dalam penyelesaian kasus Hukum yang terjadi baik didalam KBM maupun diluar KBM, ini sudah di wujudkan dalam langkah nyata PGRI dalam advokasi beberapa guru yang tersangkut kasus Hukum.  Hal- hal tersebut diatas  tertuang pada hasil KONKERKAB PGRI kabupaten Pringsewu pada tanggal, 27 Januari 2018 di SMA Muhammadiyah Pringsewu yang menghasilkan beberapa rekomendasi diantaranya :

  1. Mengadakan rekrumen keanggotaan PGRI dari Honorer baik yang di Sekolah Negeri atau Swasta.
  2. Menggali dan menyalurkan dana bagi anggota yang pensiun dan terkena musibah.
  3. Memperjuangkan pembayaran sertifikasi dan non sertifikasi guru tepat waktu.
  4. Mendorong penjaminan mutu pendidikan.
  5. Pendampingan dan Advokasi guru yang tersangkut kasus Hukum baik yang terjadi didalam KBM maupun diluar KBM
  6. Mendorong Pengangkatan K2 menjadi ANS dengan menggelar audiensi dengan pihak Ekskutif dan Legislatif.
  7. Pembangunan kantor PGRI dan gedung guru.
  8. Memperjuangan SK guru honorer di sekolah Negeri tahun 2017/2018 , sehingga Guru Honorer bisa mendapatkan hak untuk :
  9. Mendaftarkan diri sebagai calon peserta PPG
  10. Mengusulkan pembuatan NUPTK

PGRI kabupaten Pringsewu yang merupakan bagian dari organisasi PGRI di Bangsa Ini terus menggeliat menyerukan Perjuangan tak henti. Deru Perjuangan dari para pejuang tangguh PGRI Pringsewu yang di Komandani, Sakijo,S.Pd.MM terus berkumandang mesti banyak aral melintang yang harus dihadapi. Tantangan dan hambatan tidak hanya berasal dari luar anggota namun juga berasal dari anggota PGRI sendiri yang merupakan bagian dari nadi dan darah PGRI Pringsewu, namun hal itu tidak membuat para pejuang dan Punggawa PGRI Pringsewu berkecil hati dan menyurutkan darah juang yang berkobar.

Anggota PGRI di Kabupaten Pringsewu nampak banyak yang apatis dengan PGRI, seolah PGRI adalah milik pengurus saja tidak terlalu peduli dengan yang hal yang tengah terjadi, bagaimana letih dan lelahnya pengurus dalam memperjuangkan nasib para guru. Dalam hal sederhana saja banyak yang tidak peduli dengan status keanggotaan PGRI,salah satu contohnya dengan minimnya kesadaran para guru untuk meregistrasi  diri secara online untuk pendataan anggota. Guru baru menjerit dan bersuara ketika tunjangan sertifikasi terlambat atau terhambat dikucurkan, Punggawa PGRI dengan langkah mantap dan pasti, bergerilya bermanuver kesana-kemari untuk pencairan dana sertifikasi. Guru honorer menangis dan berteriak, ketika status K2 belum juga berganti menjadi ASN. PGRI Pringsewu dengan gagah berani berada di barisan terdepan berupaya menyelesaikan kegalauan dan permasalahan yang dihadapi. sungguh Ironi bagi PGRI Pringsewu, Seragam Kusuma Bangsa sebagai lambang penghormatan terhadap guru, juga banyak yang enggan mengenakan mesti hanya pada tanggal 25 setiap bulanya atau hari tertentu dengan dalih lupa atau ada batik baru yang lebih fasionable.

Membangun sebuah dinamika organisasi yang sehat dalam sebuah bingkai tranformasi organisasi, untuk menjawab tantangan jaman yang terus bergerak, memang suatu keharusan. Sudah saatnya seluruh anggota PGRI bangkit dari kuburnya, tidak mengungkung diri dengan diri sendiri namun juga membangun solidaritas sesama, rapatkan barisan, bergandengan tangan dalam derap dan deru juang yang terus menyala. PGRI milik kita bersama, milik semua insan Pendidikan, tidak bersekat baik Negeri atau Swasta. PGRI Pringsewu saatnya kini bermetamorfosis menjadi sebuah organisasi yang profesional dan modern dengan dukungan semua anggota.

Wahai anggota PGRI Pringsewu, ayo persatukan diri tetap teguh suluhkan Kegelapan, insyafkanlah kewajiban mendidik para putra, karena kita adalah bagian dari kelahiran dan pencipta kekuatan Negara. Selamat Bangkit dan Bergerak, Jayalah Indonesia, Jayalah PGRI, Majulah PGRI Pringsewu dalam derap langkah deru perjuangan yang tak akan mati. Rebutlah Kemerdekaan Sejati, Bergenggaman erat bangun PGRI sebagai Organisasi Kuat dan disegani serta berdaya saing tinggi, Salam Solidaritas !!!

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

.