ku bangkitkan karakter bangsaku

 

 TEMA : Pendidikan Karakter Bangsa

Ku Bangkitkan Karakter Bangsaku

Oleh : FITRIYANI, S.Pd.SD

Guru SDN 3 Candiretno, Pagelaran, Kabupaten Pringsewu

 

Pengertian pendidikan karakter bangsa tersirat dalam UU RI No. 20 tentang Sistem Pendidikan Nasional; merumuskan fungsi dan tujuan Pendidikan Nasional yang harus digunakan dalam pengembangkan upaya pendidikan di Indonesia pasal 3 UU Sisdiknas menyebutkan “Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan dan membantu watak serta peradapan bangsa yang bermanfaat dalam rangka mencerdaskan bangsa. Bertujuan untuk mengembangkan potensi, peserta didik agar menjadi manusia yang beriman yang bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab. Tujuan Pendidikan Nasional merupakan rumusan mengenai kualitas manusia modern yang harus dikembangkan oleh setiap satuan pendidikan. Bedasarkan rumusan tujuan pendidikan nasional menjadi dasar pengembangan pendidikan karakter bangsa. Pendidikan pada hakikatnya adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi diriya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara

Mengacu pada tujuan dan fungsi Pendidikan Nasional, pendidikan dapat ditempuh melalui jalur –jalur pendidikan. Dalam UU No 20 tahun 2003 pasal 13 ayat 1 dinyatakan bahwa jalur pendidikan terdiri dari pendidikan formal, non formal dan informal. Pendidikan sangat penting dalam pembentukan karakter yang sesuai dengan nilai luhur bangsa Indonesia. Hal tersebut bukan upaya yang mudah, memerlukan waktu yang tidak singkat, perlu dilakukan secara terus menerus dan perlunya dukungan dari berbagai pihak. Tetapi dalam pelaksanaannya banyak ditemukan hal – hal yang menyimpang dari tujuan pendidikan karakter. Banyak terjadi penyimpangan perilaku – perilaku siswa yang sangat memprihatinkan. Karakter luhur bangsa tidak terpelihara dengan baik. Hal yang sangat memprihatinkan dan mengerikan adalah siswa – siswi sebagai anak didik di sekolah menjadi pelakunya. Banyak terjadi tawuran antar sekolah, konflik antar siswa. Bahkan yang paling memprihatinkan adalah konflik siswa dengan guru, siswa dengan kepala sekolah, orang tua dengan guru. Banyak juga kriminalitas, tindakan asusila dikalangan siswa. Kita tidak pernah tahu siapa yang salah dalam hal ini. Hal ini menjadi tantangan bagi sekolah sebagai lembaga pendidikan formal yang merupakan penyelenggara Pendidikan Karakter Bangsa.

Adapun peristiwa – peristiwa lain yang berkaitan dengan melemahnya pendidikan karakter bangsa dialami oleh negara kita. Banyak dari kalangan para petinggi negara yang melakukan penyimpangan – penyimpangan. Contohnya banyaknya korupsi, tindakan asusila, kriminal yang dilakukan petinggi negara kita. Hal tersebut merupakan bentuk kegagalan pendidikan karakter bangsa. Siapakah yang perlu disalahkan? Hal ini tidak dapat menyalahkan lembaga sekolah, mungkin kesalahan dari kualitas manusia itu sendiri. Kualitas moral dan iman manusia menjadi dasarnya. Semakin tinggi tingkat moral dan keimanan manusia semakin tinggi pula kualitas manusianya.

Pendidikan karakter bangsa perlu digalakkan dan dibangkitkan kembali. Siswa – siswi kita adalah generasi penerus bangsa. Seorang guru harus mampu memulai membangkitkan pendidikan karakter bangsa, menjadi teladan yang baik bagi anak didiknya, dan harus mampu membuat gerakan – gerakan baru sebagai pembelajaran yang sangat bermanfaat untuk siswa. Pendidikan tidak hanya bertujuan membentuk siswa yang cerdas, tetapi juga membentuk jiwa yang bermoral, berakhlak dan berkarakter. Pembentukan karakter tidak hanya menjadi tugas seorang guru, tetapi juga menjadi tugas orang tua, masyarakat dan berbagai pihak lainnya.

Nilai – nilai pendidikan karakter bangsa adalah agama, pancasila, budaya dan tujuan pendidikan nasional. Agama artinya masyarakat Indonesia adalah masyarakat yang beragama, sehingga nilai – nilai karakter bangsa harus didasarkan nilai – nilai dan kaidah yang berasal dari agama. Pancasila artinya nilai – nilai yang terkandung dalam Pancasila menjadi nilai – nilai yang mengatur kehidupan politik hokum, ekonomi, kemasyarakatan, budaya dan seni. Budaya artinya nilai – nilai komunikasi antar masyarakat mengharuskan budaya menjadi sumber nilai dalam pendidikan karakter bangsa. Tujuan pendidikan nasional adalah sumber paling operasional dalam pengembangan pendidikan budaya dan karakter bangsa.

Jalur pendidikan pendidikan baik formal, informal dan non formal mempunyai peranan yang sangat penting bagi tercapainya pembentukan bangsa yang berkarakter. Masing – masing mempunyai peranan, saling melengkapi, saling mendukung. Dalam hal ini pembentukan karakter bangsa dapat dilakukan setiap saat, sehingga mereka akan terbiasa dengan pembiasaan – pembiasaan yang baik dan membudaya.

Pendidikan formal adalah pendidikan yang dilakukan di sekolah – sekolah pada umumnya. Pendidikan karakter bangsa di sekolah dapat dilakukan dalam berbagai kegiatan-kegiatan belajar siswa. Dalam pelaksanaan pendidikan di sekolah terdapat tiga kegiatan pokok belajar yaitu kegiatan intrakurikuler, kokurikuler dan ekstrakurilkuler. Ketiga kegiatan tersebut merupakan satu kesatuan utuh yang tak terpisahkan untuk mencapai tujuan pendidikan keseluruhan pada suatu satuan pendidikan/ sekolah. Kegiatan intrakurikuler adalah kegiatan utama persekolah yang dilakukan dengan menggunakan alokasi waktu yang telah ditentukan dalam struktur program. Kegiatan ini dilakukan guru dan peserta didik dalam jam – jam pelajaran setiap hari. Kegiatan kokurikuler kegiatan yang dimaksudkan untuk lebih memperdalam dan menghayati materi pelajarn yang telah dipelajari dalam kegiatan intrakurikuler di dalam kelas. Kegiatan kokurikuler dapat dilakukan secara individual maupun kelompok. Sedangkan kegiatan ekstrakuriker dimaksudkan sebagai kegiatan yang diarahkan untuk memperluas pengetahuan, mengembangkan nilai-nilai atau sikap dan menerapkan secara lebih lanjut pengetahuan yang telah dipelajari siswa dalam mata pelajaran program inti dan pilihan. Kegiatan ekstrakurikuler dilakukan dengan memperhatikan bakat dan minat siswa serta kondisi lingkungan dan sosial budaya. Melalui kegiatan ekstrakurikuler ini sangat menyentuh, mudah dipahami sebagai bagian penyaluran bakat dan minat yang dapat dikembangkan sebagai perwujudan pendidikan karakter bangsa. Berkaitan dengan pendidikan karakter bangsa, ketiga kegiatan – kegiatan tersebut sangat perlu untuk dilakukan. Penguatan pendidikan karakter bangsa dilaksanakan dengan cara : 1) mengintegrasikan pada mata pelajaran melalui kegiatan intrakurikuler dan kokurikuler; 2) mengimplementasikan penguatan pendidikan karakter melalui kegiatan ekstrakurikuler; 3) kegiatan pembiasaan melalui budaya sekolah. Dalam kegiatan intrakurikuler dan kokurikuler, nilai – nilai utama pendidikan karakter dapat diintegrasikan pada mata pelajaran. Pada pembelajaran berlangsung seorang guru dapat melihat pola tingkah laku siswa setiap saat secara keseluruhan baik kemampuan kognitif mapun afektifnya. Jika ternyata terjadi perilaku yang menyimpang, seorang guru dapat dengan mudah menanganinya secara cepat dan tepat. Pada kegiatan ekstrakurikuler, dapat dilakukan kolaborasi dengan masyarakat, dan pihak lain/ lembaga yang relevan. Hal ini perlu adanya dukungan dari berbagai pihak. Komunikasi dan kerjasama juga tak kalah pentingnya. Antar siswa dengan siswa, siswa dengan guru, dan guru dengan orangtua/ tokoh – tokoh. Kegiatan pembiasaan melalui budaya sekolah dibentuk dalam proses kegiatan rutin, spontan, pengkondisian dan keteladanan warga sekolah. Kegiatan – kegiatan ini dilakukan di luar jam pelajaran untuk memperkuat pembentukan karakter sesuai dengan situasi, kondisi, ketersediaan sarana dan prasarana di setiap satu satuan pendidikan.

Pendidikan nonformal adalah jalur pendidikan di luar pendidikan formal yang dapat dilaksanakan secra terstruktur dan berjenjang. Pendidikan nonformal contohnya Taman Pendidikan Al-qur’an, sekolah minggu di gereja, kursus, bimbingan belajar, dan lain-lain. Pendidikan non formal mendukung pendidikan sepanjang hayat yang dapat mengembangkan potensi peserta didik baik pengetahuan, keterampilan maupun pengembangan sikap dan kepribadian. Dalam hal ini pendidikan nonformal mempunyai peranan yang sangat penting dalam pembentukan karakter bangsa yang mampu menjadikan generasi yang profesional dan berkepribadian luhur bangsa.

Pendidikan informal adalah jalur pendidikan keluarga dan lingkungan berbentuk kegiatan belajar secara mandiri. Pendidikan informal sangat berperan penting untuk pembentukan karakter bangsa. Anak dilahirkan, dirawat dan dibesarkan di lingkungan keluarga. Jadi memang seharusnya pendidikan dimulai dari keluarga. Di lingkungan keluarga, anak mengenal segala sesuatu, mulai dari lingkungan keluarga ke lingkungan alam dan meluas ke lingkungan masyarakat. Apa yang diajarkan orang tua, baik buruknya anak menirunya. Sebagai orang tua, harus mengajarkan hal – hal yang baik kepada anak –anak. Orangtua mendo’akan hal yang baik – baik untuk anak – anaknya, karena do’a orang tua akan didengar dan pasti dikabulkan oleh Tuhan Yang Maha Esa. Jika di lingkungan keluarga, anak – anak sudah dibekali budaya-budaya bangsa yang baik, pembiasaan – pembiasaan baik maka akan sangat berbengaruh untuk pembentukan karakter – karakter bangsa. Pendidikan informal di lingkungan keluarga akan berpengaruh besar pada pembentukan generasi – generasi yang handal, berakhlak dan berkarakter. Maka nantinya tidak akan ada bentuk penyimpangan-penyimpangan yang terjadi. Tidak akan ada generasi yang melakukan tindakan kriminal, asusila, korupsi dan tindakan – tindakan menyimpang lainnya.

Pembentukan karakter bangsa memang perlu dukungan dari berbagai pihak dan jalur – jalur pendidikan. Perlunya dukungan dari warga sekolah (guru, siswa, kepala sekolah, staf sekolah), warga masyarakat, orang tua, tenaga ahli dan lain – lain. Dengan demikian jalur – jalur pendidikan mempunyai peranan yang sangat penting baik jalur formal, nonformal maupun informal. Jika keseluruhan jalur pendidikan bersinergi dalam membangkitkan pembangunan karakter bangsa maka akan tercapailah generasi – generasi yang kita harapkan yaitu generasi berpotensi, yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab. Kita bangkitkan pendidikan karakter bangsa menuju Generasi Emas pada tahun 2045 mendatang.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Referensi

 

penton,raditya.(2012).pendidikan formal, informal dan nonformal. diakses tanggal 26 juli 2018 dari http://radityapenton.blogspot.com/2012/11/pendidikan-formal-informal-dan-nonformal.html;

 

yuliatmoko.(2017).perbedaan kegiatan intrakurikuler kokurikuler dan ekstrakurikuer. diakses tanggal 25 juli 2018 dari http://yuliatmoko.blogspot.com/2017/05/perbedaan-kegiatan-intrakurikuler.html;

 

https://wika063.wordpress.com/2016/11/22/pengertian-pendidikan-karakterbangsa; diakses tanggal 25 juli 2018

 

https://mutudidik.wordpress.com/2017/02/28/modul-pelatihan-penguatan-pendidikan-karakter/; diakses tanggal 25 juli 2018